Kenali 6 Jenis Gulma Asing Yang Tumbuh Secara Invasif di Indonesia!

Gulma menjadi tumbuhan yang di waspadai para petani dan para pelaku usaha di agrikultur. Adanya gulma menjadi pertanda bahaya karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan penurunan produktivitas pada perkebunan dan pertanian.
Berdasarkan lokasinya, gulma dibagi menjadi gulma endemik dan gulma asing. Gulma asing yang invasif ialah gulma yang tumbuh diluar habitat dan dapat berkembang pesat hingga mengambil alih lingkungan barunya. Sedangkan gulma endemik adalah gulma yang asli tumbuh dan berkembang di daerah tersebut.
Menurut Convention on Biological Diversity, gulma asing invasif ialah spesies gulma yang dikenalkan atau dibudidayakan diluar habitatnya baik sengaja maupun tidak sengaja. Spesies ini berkemampuan membentuk diri, berkompetisi serta menyerang spesies asli di tempat baru. Berikut gulma asing yang tumbuh secara invasif di Indonesia:
a. Eupatorium inulifolium
Gulma ini berasal dari Amerika tropis yang didatangkan ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Gulma jenis ini banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, sedangkan di Bengkulu ditemukan sebagai tanaman pengganggu untuk area kehutanan dan perkebunan.
b. Chromolaena odorata
Asal negara dari gulma ini diketahui dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Chromolaena odorata diketahui merupakan gulma yang sering ditemui dan menginvasi secara agresif. Di Indonesia, jenis gulma ini banyak ditemui di kawasan ladang, tanaman perkebunan, hingga taman nasional. Kemampuan invasi yang dimiliki spesies ini mampu menekan tingkat pertumbuhan vegetasi lain.
c. Eichornia crassipes
Gulma eceng gondok, sengaja dibawa dari amazon untuk dijadikan tanaman hias di danau Kebun Raya Bogor pada tahun 1886. Akan tetapi dalam waktu yang cepat dan singkat, eceng gondok dapat menyebar ke seluruh perairan Indonesia. Bahkan mampu menginvasi hampir seluruh permukaan dari Rawa Pening.
d. Acasia nilotica
Gulma jenis ini asli berasal dari Afrika yang sengaja didatangkan ke pulau Jawa pada tahun 1850, pada tahun 1969 spesies ini diintroduksi di Taman Nasional Baluran dengan tujuan dijadikan sebagai tanaman pagar untuk hutan jati agar terhindar dari api di Savana. Namun pada tahun 1980 mulai terdapat laporan terjadinya invasi kecil dan terjadi dalam waktu singkat berubah menjadi ekspansif.
e. Mikania micrantha
Gulma ini didatangkan dari Paraguay untuk ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1949. Kemudian pada tahun 1956, spesies ini dikenalkan sebagai tanaman untuk penutup tanah di kawasan perkebunan karet. Tahun 1976, pertumbuhan spesies ini menyebar luas di lahan pertanian yang terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan.
f. Hydrilla verticillata
Hydrilla merupakan gulma asli perairan dingin dan hangat dari Dunia Lama di Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Gulma ini termasuk ke dalam genus dari kelompok tumbuhan air. Diketahui Hydrilla banyak dijumpai di daerah perairan terbuka yang tersebar di tiga pulau yaitu Sulawesi, Jawa, dan Sumatera.
Itulah semua gulma asing yang tumbuh invasif di Indonesia. Kamu dapat secara mudah mengendalikan gulma dengan mendapatkan kebutuhan agrikultur bermutu yang lengkap di Gokomodo.
ARTIKEL LAINNYA: Kenali Jenis Gulma dan Herbisida yang Tepat untuk Kelapa Sawit