Ini Dia Upaya Mengurangi Dampak Negatif Agrokimia

Kita ketahui bersama bahwa agrokimia bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, agrokimia seperti pupuk dan pestisida dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian guna memenuhi kebutuhan penduduk. Namun di sisi lain, agrokimia juga memiliki dampak negatif pada lahan pertanian.
Seiring berkembangnya teknologi, telah ditemukan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak buruk agrokimia terhadap lahan pertanian. Jika kamu tertarik membacanya, simak penjelasan di bawah ini!
1. Pengelolaan Unsur Hara dan Teknologi Pemupukan
Salah satu cara mengurangi dampak negatif agrokimia yaitu pengelolaan unsur hara yang benar adalah pemberian pupuk yang sesuai. Baik dalam hal waktu pemberian, cara pemupukan, dosis dan jenis pupuk yang diberikan, serta perhitungan kebutuhan setiap jenis tanaman pada status hara tanah yang tepat.
Dalam praktiknya, kamu perlu meminimalisir hilangnya unsur hara karena leaching, erosi, run off, dan volatilisasi dengan memperbaiki teknologi konservasi tanah dan air. Selain itu, penting juga untuk mengelola bahan organik tanah, mengontrol pH tanah, dan mengambil kelebihan pupuk.
2. Pemulihan Lahan yang Tercemar
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah memulihkan lahan yang tercemar adalah melalui metode in situ treatment dan ex situ treatment, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Beberapa contoh metode in situ antara lain, membersihkan air tanah dengan karbon aktif, mencuci air buangan dan mengeluarkan logam berat, melakukan heat treatment pada air buangan, serta melakukan metode biologi seperti bioremediasi dan fitoremediasi.
Sementara itu, ex situ treatment pada prinsipnya dilakukan dengan memindahkan tanah terkontaminasi ke dalam insinerator untuk menguraikan kontaminan. Cara ini bisa dilakukan dengan metode fisik dan kimia, namun sangat mahal dan sulit dilaksanakan karena tingginya kuantitas tanah yang akan dibersihkan.
3. Bioremediasi dan Fitoremediasi
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa bioremediasi merupakan salah satu metode in situ untuk memulihkan tanah yang tercemar. Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan bakteri dan jamur dalam tanah agar mendegradasi kontaminan menjadi bahan yang tidak berbahaya.
Metode ini dibagi menjadi beberapa tipe, namun pada prinsipnya tetap sama, yaitu dengan introduksi mikroba tertentu ke dalam tanah. Salah satu tipenya adalah biostimulasi, yakni teknologi bioremediasi dengan bahan pupuk berformulasi khusus guna memicu proses perombakan mikroba.
Biostimulasi akan menyediakan makanan dan kondisi yang kondusif agar aktivitas mikroba tertentu dalam merombak bahan organokimia berjalan lancar. Sementara itu, fitoremediasi merupakan teknologi untuk membersihkan, menghilangkan, atau mengurangi zat pencemar dalam tanah atau air dengan bantuan tanaman. Metode ini dibagi menjadi lima jenis, yaitu filtrasi akar, fitoekstraski, fitostabilisasi, fitodegradasi, dan fitovolatilisasi.
Selain cara-cara di atas, salah satu cara mengurangi dampak buruk agrokimia bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, seperti pupuk daun. Ketahui 4 Manfaat Pemberian Pupuk Daun pada tanaman agar lebih yakin sebelum menggunakannya. Baca artikel seputar pertanian lainnya di website Gokomodo, yuk!