Cara Melakukan Survei Lahan Kelapa Sawit
Persebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari peran survei lahan kelapa sawit. Survei lahan dan studi kelayakan bertujuan untuk mengkaji kesesuaian lahan dan aspek sosial ekonomi untuk rencana pembangunan atau perluasan kebun kelapa sawit. Selain itu survei lahan kelapa sawit juga menentukan hasil panen di kemudian hari. Kali ini kita akan membahas seputar survei lahan kelapa sawit.
Tahap Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan lahan kelapa sawit dilakukan sebelum survei lapangan dilaksanakan. Survei pendahuluan meliputi:
- Mempersiapkan peralatan kerja, peta kerja, informasi areal yang akan didatangi. Peta kerja yang digunakan adalah peta yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan atau instansi berwenang lainnya. Peralatan survey yang perlu dipersiapkan antara lain parang, kompas, altimeter, GPS, kamera, pita ukur, peta dasar BPN, peta kontur, hard cover, kertas, alat tulis, cat water resistant, kayu patok, software GIS, plotter, dan masih banyak lagi.
- Menetapkan langkah teknis survei supaya laporan survei menurut bukti dan sejarah (historis) dapat tersusun secara sistematis. Bukti dokumentasi yang diperlukan seperti koordinat titik rujukan, kode titik pantok, topografi, jenis vegetasi, bentang alam, ketinggian tempat, dan hal lainnya disekitar lahan yang mungkin berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.
- Persiapan bentuk laporan hasil survei yang terdiri dari Rencana Kerja Harian, Rencana Kerja Bulanan, dan check list survei pembukaan lahan yang meliputi fit to area, lahan pembukaan, dan okupasi tanaman hortikultura, tanaman perkebunan intensif, tanaman perkebunan non-intensif, serta tanaman kehutanan
Tahapan Survei Lahan Kelapa Sawit
a. Pengumpulan data agroklimat
Agroklimat atau agroklimatologi berasal dari kata agro dan klimatologi. Agro berarti pertanian dan klimatologi merupakan ilmu yang khusus mempelajari tentang iklim. Secara keseluruhan, agroklimatologi mempelajari bagaimana iklim berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Data agroklimat yang perlu dikumpulkan antara lain curah hujan, suhu, tinggi tanah terhitung dari permukaan laut, lama penyinaran, kecepatan angin, gas, dan lain-lain. Tujuan pengumpulan data agroklimat yaitu mengetahui kekurangan dan kelebihan keadaan lahan sebelum pembukaan lahan dilakukan.
b. Survei lapangan diperlukan untuk analisa topografi, jenis lahan, vegetasi, sumber air, dan pengaruhnya terhadap pencemaran lingkungan. Survei lapangan lebih mengamati keadaan lahan dibandingkan pada tahap survei pendahuluan. Pengamatan lahan dilakukan secara sistematis karena mewakili seluruh wilayah yang diteliti. Hasil dari lapangan dignakan untuk mengoreksi penarikan batas lahan yang sebelumnya dilakukan dengan cara intrepertasi citra penginderaan jauh – Industri Kelapa Sawit dan Teknologi Citra Satelit.
c. Setelah data terkumpul dan survei lapangan terlaksana, barulah pembangunan perkebunan dimulai. Jika sudah selesai pembangunan tahap selanjutnya yaitu memilih benih kelapa sawit.
Indikator dan Kategori Lahan Kelapa Sawit
Hasil survei yang dilakukan harus memenuhi syarat tumbuh dan kesesuain lahan kelapa sawit sehingga produktivitas kelapa sawit tidak terganggu. Secara umum, terdapat tiga syarat tumbuh yang harus dipenuhi untuk membuka lahan kelapa sawit baru yaitu kondisi iklim, topografi wilayah, dan kondisi tanah.
Setelah mendapatkan hasil, maka hasil penelitian perlu disesuaikan dengan indikator kesesuaian lahan. Ada 4 indikator kelas kesesuaian lahan antara lain:
- Kelas S1 untuk lahan yang tidak memiliki lebih dari satu pembatas ringan.
- Kelas S2 untuk lahan yang memilki lebih dari satu pembatas dan/atau tidak memilki lebih dari satu pembatas sedang.
- Kelas S3 untuk lahan yang memilki lebih dari satu pembatas sedang dan/atau tidak memilki lebih dari satu pembatas berat.
- Kelas N1 untuk lahan dengan pembatas berat yang dapat diperbaiki
Menjaga keselamatan kerja saat melakukan survei itu perlu. Pasalnya, saat survey, para peneliti belum mengetahui medan dan keadaan lahan yang akan digunakan. Untuk menjaga keamanan, perlu diingat untuk selalu menggunakan APD sesuai dengan anjurannya. Temukan artikel seputar industri kelapa sawit lainnya hanya dengan membaca artikel di website Gokomodo, ya!