Diterbitkan 16 Jun 2023

Industri Kelapa Sawit Mampu Berpartisipasi dalam Pertanian Cerdas Iklim

Tips / Tutorial
kelapa sawit

Perubahan iklim semakin hari semakin tidak menentu sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian. Ancaman terbesar perubahan iklim yaitu terhambatnya perwujudan pengembangan pertanian sehingga terdapat kemungkinan mengancam nyawa 200 juta lebih manusia di Indonesia. 

Salah satu solusi agar sektor pertanian tetap bertahan dan stabil yaitu dengan menerapkan sistem Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agricultural (CSA). CSA merupakan strategi pertanian yang bertujuan mengamankan ketahanan pangan secara berkelanjutan. Langkah CSA guna mempertahankan ketahanan pangan yaitu penggunaan pestisida nabati, teknik pengairan hemat air, pemupukan berimbang, dan penggunaan bahan organik pada tanaman.

CSA memiliki tujuan untuk meningkatkan intensitas pertanaman, produktivitas, dan pendapatan sektor pertanian; mengadaptasi dan membangun kekuatan ditengah perubahan iklim; serta mengurangi bahkan meniadakan efek rumah kaca. Peningkatan intensitas produksi perlu dilaksanakan secara seksama agar dapat berhasil.

Jumlah perkebunan sawit di Indonesia terbilang banyak dan sudah terbukti mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan – Industri Kelapa Sawit Mampu Mewujudkan Ketahanan Pangan. Tentunya, dengan peran CSA dapat membuat kelapa sawit lebih tahan iklim sehingga meningkatkan ketahanan pangan dan lingkungan.

CSA yang bisa dilakukan oleh industri kelapa sawit antara lain:

a. Menggunakan bahan organik

Penggunaan bahan organik untuk tanaman seperti pestisida nabati dan pupuk organik. Kedua bahan tersebut bisa didapatkan dari alam dan sisa makhluk hidup. Selain menghemat biaya, penggunaan bahan organik juga mendukung ketahanan lingkungan

b. Menggunakan benih kelapa sawit berkualitas

Sebuah penelitian menghasilkan benih kelapa sawit yang mampu meningkatkan hasil produksi, lebih kuat dan tahan terhadap penyakit, dan yang paling penting memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim. 

c. Mengolah metana menjadi penghasil listrik

Dalam ekosistem perkebunan sawit, terdapat pelepasan metana ke udara bebas. Gas metana ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi penghasil listrik. Penggunaan kembali gas metana mampu menghemat emisi CO2 sebanyak 37.000 ton. 

Semakin berkembangnya zaman sudah saatnya memanfaatkan teknologi dan cara ‘cerdas’ lainnya untuk mengatasi masalah yang ada. Tingkatkan literasi dengan terus membaca artikel dari website Gokomodo.

whatsapp
twitter
facebook
linkedin