Diterbitkan 29 Aug 2023

Ketahui Cara Menanam Tanaman Penutup Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit

Tips / Tutorial
tanaman penutup tanah

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai Apa Saja Tanaman Penutup Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit. Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa tanaman penutup tanah memang sengaja ditanam oleh para petani pada saat pengolahan lahan, bukan tiba-tiba muncul dengan sendirinya.

Untuk itu, kamu perlu mengetahui bagaimana cara menanam tanaman penutup tanah di lahan perkebunan kelapa sawit agar bisa melakukannya sendiri dengan baik dan benar. Penasaran bagaimana caranya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini, yuk! 

Hal Terkait Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Pemilihan tanaman sebagai penutup tanah harus memiliki kualitas yang bagus agar dapat ditempatkan di seluruh area yang memungkinkan. Untuk waktunya, kamu bisa memilih pada saat proses tanam, di awal proses rehabilitasi, atau setelah pembasmian gulma yang merugikan. Hindari penanaman pada saat puncak musim hujan ataupun saat puncak musim kemarau.

Adapun pengadaan tanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah hanya dilakukan satu kali di sepanjang umur perkebunan. Meski begitu, perlu dilakukan perawatan tanaman penutup tanah setiap 6 bulan sekali untuk menjaga agar kondisinya tetap sesuai standard yang telah ditentukan.

Sementara itu, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan antara lain pupuk fosfat sebanyak 500–1000 kg/ha, cangkir atau ember takar untuk pupuk, parang, benih tanaman penutup tanah sebanyak 1–2 gram per 10 meter persegi (1-2 kg per hektar).

Lebih jelasnya, benih Calopogonium caeruleum sebanyak 1–1.5 kg per hektar, Calopogonium mucunoides sebanyak 1–3 kg per hektar, Pueraria phaseoloides atau Pueraria javanica, sebanyak 3–4 kg per hektar, dan Mucuna bracteata sebanyak 200–300 g per hektar.

Langkah-langkah Penanaman Tanaman Penutup Tanah

1. Aplikasi Pupuk Fosfat

Di areal perkebunan, akan ditemukan gulma yang merugikan seperti alang-alang, dan gulma yang menguntungkan seperti pakis dan kacang-kacangan. Gulma yang merugikan akan membuat kualitas tanah mengalami defisiensi-fosfor, padahal gulma yang menguntungkan dapat tumbuh lebih baik di tanah yang kaya-fosfor.

Agar pertumbuhan gulma yang menguntungkan dapat ditingkatkan dan gulma yang merugikan dapat dikurangi, perlu adanya pemupukan dengan pupuk fosfat. Semprotkan secara merata 500 kg/ha pupuk Phospat cair (TSP, SP–36) dan 500–1000 kg/ha rock phosphate reaktif ke seluruh areal perkebunan, khususnya di bagian gawangan dan gawangan mati.

2. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Apabila gulma yang merugikan telah selesai dibersihkan pada masa persiapan lahan, saatnya menanam tanaman penutup tanah. Pertama, pilih jenis tanaman penutup tanah yang tepat untuk lahan. Kamu bisa memilih beberapa jenis tanaman untuk meningkatkan peluang ketersediaan penutup tanah.

Lanjutkan dengan proses skarifikasi benih, yakni proses menyisihkan cangkang benih agar benih bisa berkecambah lebih cepat secara bersamaan. Proses ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti secara mekanis menggunakan kertas gosok, menggunakan asam belerang 70%, hingga menggunakan air panas.

Sebenarnya, penggunaan asam belerang merupakan metode paling umum dan efektif yang bisa dipilih. Akan tetapi, zat asam ini tidak tersedia secara luas dan tergolong sebagai zat kimia berbahaya yang membuat proses pembuangannya semakin sulit. Oleh karena itu, metode terbaik yang bisa digunakan adalah skarifikasi mekanis dan  menggunakan air panas.

Metode skarifikasi mekanis dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

  • Letakkan benih di atas meja di antara 2 lembar kertas gosok.
  • Lakukan gerakan memutar satu arah dengan menggunakan kertas gosok, lalu putar kembali ke arah sebaliknya.
  • Jangan mengupas cangkang benih sepenuhnya, karena yang diperlukan hanya sedikit celah agar air bisa masuk.

Sementara itu, metode skarifikasi dengan air panas dapat mengikuti beberapa langkah berikut:

  • Panaskan air dalam wadah hingga mendidih.
  • Angkat dan biarkan dingin hingga suhunya 75°C (periksa suhu air dengan termometer).
  • Masukkan benih ke dalam air panas dan aduk selama 3 menit.
  • Sisihkan benih lalu bilas dengan air dingin atau biarkan hingga dingin saat keesokan harinya.
  • Segera tebar benih pada hari berikutnya atau jemur benih untuk mencegah pembusukan dan berkecambah.

Setelah proses skarifikasi selesai dilakukan, segera sebarkan benih di areal perkebunan terutama pada bagian tanah yang terbuka atau pada area yang baru saja disiangi. Mulailah dengan menebar di area yang kecil terlebih dahulu untuk mengetahui efektivitas pertumbuhan benih tanaman penutup tanah tersebut.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa penanaman tanaman penutup tanah harus dilakukan dengan baik dan benar. Tertarik dengan informasi lainnya? Segera kunjungi website Gokomodo dan dapatkan berbagai informasi untuk menambah wawasanmu!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin