Ketahui Sejarah Perkembangan Cabai di Dunia, Yuk!
Cabai menjadi salah satu komoditi pertanian penting yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bahan baku sambal. Cabai juga digunakan untuk memberi warna masakan, menambah cita rasa masakan, dan menambah nafsu makan. Popularitas cabai di dunia, bahkan di Indonesia melalui proses yang tidak singkat. Bagaimana sejarah perkembangan cabai hingga bisa sampai ke Indonesia, ya?
Menurut catatan sejarah, para arkeolog di Ekuador, Amerika Selatan menyebutkan bahwa mereka menemukan sisa dari biji cabai yang masih menempel pada alat masak yang dimiliki oleh penduduk Indian Kuno. Penemuan tersebut kemudian diidentifikasi dan diketahui bahwa tanaman ini sudah ada sejak lama, diperkirakan pada 8.000 SM cabai telah digunakan sebagai bumbu untuk memasak.
Popularitas cabai akhirnya sampai pada tahun 5.200-3.400 SM. Pada saat itu, masyarakat Indian Aztek diketahui sudah mulai membudidayakan “cheeyee”, bahasa asli mereka untuk cabai. Mereka menanam cabai dengan teknik stek dan cangkok, lalu menyebarluaskan hasil panennya ke berbagai wilayah di benua Amerika bahkan tersebar hingga ke seluruh dunia.
Penyebaran cabai hingga ke seluruh dunia tak lepas dari peranan tokoh ekspedisi bernama Christopher Columbus yang pada tahun 1490 sudah melakukan perjalanan ke seluruh dunia. Saat itu, dirinya mendarat di daerah Guanahani yang sekarang menjadi daerah San Salvador dan menemukan tanaman cabai. Tak berselang lama, tepatnya pada sekitar tahun 1493-1498, tanaman dengan rasa pedas ini mulai dibawa ke beberapa negara jajahan kedua negara tersebut yang didominasi ke wilayah Asia. Mulai dari Korea, Cina, Jepang, Filipina, Malaka, hingga akhirnya sampai di Indonesia.
Itulah sekilas informasi mengenai perkembangan tanaman cabai di dunia hingga akhirnya bisa sampai ke Indonesia. Apabila kamu berminat budidaya cabai dan butuh perlengkapan dari media tanam, pupuk, dan pestisida kamu bisa mendapatkannya di Gokomodo. Yuk, mulai berkebun sekarang!