Header GokoUp dan GokoZone
Agri Edu

Pemerintah Berikan 1.000 Burung Hantu Demi Tingkatkan Produksi Pertanian, Apa Saja Fungsi Burung Hantu?

Diterbitkan 12 Apr 2025, 12:24
Burung Hantu

Sering dikenal sebagai hewan yang hanya keluar dimalam hari, burung hantu adalah salah satu kelompok burung pemangsa malam (nokturnal) yang tergolong salam ordo Strigiformes. Mereka dikenal memiliki penglihatan dan pendengaran yang tajam, serta kemampuan terbang yang senyap, menjadikannya predator alami. Didalam pertanian burung hantu sering dimanfaatkan, khususnya spesies Tyto alba, atau burung hantu serak Jawa. Mereka termasuk hewan karnivora karena memakan hewan lain, terutama hewan hama seperti tikus. 

Pemanfaatan burung hantu dalam sektor pertanian, khususnya spesies Tyto alba, menjadikannya solusi efektif dan ramah lingkungan sebagai predator alami hama tikus. Mereka dapat menjangkau area hingga 12 kilometer dari sarangnya dan mampu memangsa hingga lima ekor tikus per malam, dengan itu para petani tidak memerlukan penggunaan pestisida kimia.

Middle GokoUp dan GokoZone

Beberapa daerah di Indonesia telah berhasil menerapkan metode ini. Kerusakan akibat tikus dapat diturunkan hingga 60-90% pada tahun 2020 berkat pemanfaatan Tyto alba. Selain itu, metode tersebut tidak adanya mengurangi serangan tikus, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada racun atau pestisida kimia. Pencapaian tersebut juga didukung dengan adanya pembangunan rumah atau tempat tinggal bagi burung hantu (rubuha). Penyediaan rumah dan edukasi kepada para petani mengenai metode tersebut juga sangat penting. Tidak hanya itu, pemantauan populasi burung hantu juga diperlukan untuk mencegah adanya gangguan terhadap keseimbangan ekosistem. 

Apabila disimpulkan berikut pemanfaatan burung hantu untuk pertanian

Pengendali Hama Tikus
Burung hantu, terutama jenis Tyto alba (serak jawa), merupakan predator alami tikus sawah. Satu ekor burung hantu dewasa bisa memangsa hingga 3–5 ekor tikus per malam, yang setara dengan menyelamatkan ratusan kilogram hasil panen dalam satu musim.

Alternatif Ramah Lingkungan
Dibandingkan racun tikus yang berisiko mencemari lingkungan dan membunuh hewan lain secara tidak sengaja, burung hantu menjadi solusi alami dan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.

Efisiensi Biaya Jangka Panjang
Petani yang memanfaatkan burung hantu sebagai pengendali hama bisa mengurangi pengeluaran untuk pestisida atau perangkap tikus. Cukup dengan menyediakan rumah burung hantu (biasa disebut “rumah Tyto”), populasi burung hantu bisa berkembang dan membantu petani secara terus-menerus.

Indikator Kesehatan Lingkungan
Kehadiran burung hantu menunjukkan bahwa lingkungan masih sehat dan bebas dari pencemaran berat. Ini bisa menjadi indikator penting dalam pertanian organik atau pertanian ramah lingkungan.

Dengan pendekatan yang menggabungkan metode biologis dan mekanis, pemanfaatan burung hantu dapat menjadi strategi berkelanjutan dalam pengendalian hama tikus di lahan pertanian. Jadi, burung hantu bukan hanya makhluk malam yang misterius dan menakutkan, tetapi juga bisa menjadi sahabat serta solusi efektif bagi para petani. Baca selengkapnya – Perlunya Mengetahui Sifat dan Karateristik Pupuk Organik Cair untuk Produktivitas

whatsapp
twitter
facebook
linkedin
Footer Gokoup Dan GokoZone
Sehari Jadi Petani Episode 2