Pengertian Prinsip 6T Pada Penerapan Pestisida
Penerapan pestisida termasuk langkah perawatan lahan dan tanaman dari serangan OPT. Sesuai dengan PP No. 6 Tahun 1995 Pasal 4 bahwa sebaiknya perlindungan tanaman dilakukan tanpa merusak lingkungan, mengancam nyawa manusia, dan mengganggu sumber daya alam sekitarnya. Peraturan tersebut tentu bertolak belakang dengan cara kerja pestisida.
Pestisida terbagi menjadi dua macam yaitu pestisida organik/nabati dan pestisida kimiawi. Keduanya diracik mengandung racun khusus sesuai dengan jenis OPT yang menyerang. Pestisida yang hanyut bersamaan dengan air beresiko untuk meracuni makhluk hidup lainnya. Inilah yang menyebabkan cara kerja pestisida tidak sejalan dengan Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Hama Terpadu. Oleh karena itu, penerapan pestisida harus sesuai dengan asas 6T. Apa saja itu?
Asas 6T dalam penggunaan pestisida.
1. Tepat jenis
Pestisida terbagi menjadi beberapa kelompok, salah satunya berdasarkan jenis pestisida. Maksudnya ialah pestisida digunakan sesuai dengan OPT yang diserang, contohnya insektisida untuk memberantas serangga, fungisida untuk memberantas jamur, dan rodentisida untuk membunuh tikus.
2. Tepat sasaran
Setelah mengetahui jenis pestisida, perlu mengamati tanaman untuk identifikasi kelainannya. Misalnya terdapat lubang pada daun atau terlihat bekas ulat di sepanjang batang. Kedua hal tersebut menunjukkan serangan hama pada daun dan batang, sehingga menggunakan pestisida daun dan batang menjadi solusi yang tepat.
3. Tepat dosis
Racun yang terlalu banyak pada tanaman bisa menimbulkan kematian tanaman sekaligus kerusakan lingkungan. Agar pestisida bekerja dengan baik dan aman untuk lingkungan, sebaiknya digunakan sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan oleh pabrik. Selain itu, pestisida yang berlebihan dapat membunuh predator alami hama
4. Tepat cara
Ada banyak metode pemberian pestisida tanaman, seperti disemprot, ditaburkan, direndam, dioles, dan pengemposan. Tentunya pemberian sesuai dengan petunjuk pabrik dan bagian tanaman yang hendak diberi pupuk. Dalam prakteknya, masih banyak ditemui petani yang menggabungkan dua cara kerja pestisida dan diterapkan sekaligus. Metode ini tidak disarankan karena ada perbedaan cara kerja kedua pestisida tersebut, bisa jadi melemahkan kinerjanya.
5. Tepat waktu
Pemberian tepat waktu erat kaitannya dengan suhu dan iklim di sekitar lahan. Pestisida akan bekerja optimal pada pagi hari setelah tidak ada embun. Pemberian pada sore dan malam hari mengikuti kondisi hama yang menyerang, karena beberapa hama yang aktif di malam hari.
6. Tepat Mutu
Semakin baik mutu menandakan pestisida didalamnya juga berkualitas baik. Mutu pestisida dapat dilihat dengan cara melakukan pengecekan nomor registrasi, kemasan yang baik, dan masa pakai pestisida tersebut – Pentingnya Pestisida Terdaftar dan Berizin.
Setelah prinsip 6T diterapkan pada lahan pertanian, kedepannya ketahanan lingkungan berkelanjutan dapat terwujud. Selain itu, prinsip 6T membuat produk pertanian masih aman untuk dikonsumsi. Dapatkan artikel edukasi seputar pertanian hanya di website Gokomodo!