Pertanian Berkelanjutan: Bagaimana Cara Mewujudkannya?
Istilah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan dunia yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan manusia secara global. Istilah ini bisa digunakan secara umum dalam segala kegiatan, salah satunya implementasi dalam sektor pertanian yang dikenal sebagai pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Program pembangunan berkelanjutan ini disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan disepakati oleh negara-negara anggotanya. Sebagai bentuk dukungan terhadap tujuan mulia ini, tentunya kita harus turut serta dalam implementasi yang berkelanjutan di Indonesia.
Sebenarnya apa itu pertanian berkelanjutan dan bagaimana cara kita untuk turut berperan serta? Nah, kali ini Gokomodo akan menjelaskannya untuk kamu. Simak dengan baik, ya!
Konsep Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya dalam usaha pertanian untuk membantu mencukupi kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta melestarikan sumber daya alam.
Konsep ini lebih kepada pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk menjalankan proses produksi pertanian dengan seminimal mungkin dampak negatif terhadap lingkungan.
Adapun pertanian berkelanjutan ini bertumpu pada tiga pilar penting, yakni ekonomi, sosial, dan ekologi. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan produktivitas pertanian, mengurangi kerusakan lingkungan, meningkatkan pendapatan petani, serta meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
Dari tiga pilar tumpuan tersebut, hasilnya akan terlihat melalui indikator besar yang saling berkaitan. Pertama adalah lingkungan yang lestari, kedua ekonomi yang meningkat dan ketiga secara sosial diterima oleh masyarakat petani. Agar lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh penerapan pertanian berkelanjutan yang bisa kamu lakukan.
Pertanian Berkelanjutan: Pengelolaan Pengolahan Tanah
Salah satu contoh penerapan konsep pertanian berkelanjutan dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah. Proses agitasi mekanis tanah yang dipersiapkan untuk produksi tanaman ini dapat dioptimalkan guna mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Caranya adalah dengan menjungkirbalikkan, menggali, serta mengaduk tanah. Jika pengolahan tanah kurang optimal, maka akan menyebabkan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil. Dengan demikian, metode pengelolaan tanah yang tepat akan mengurangi emisi GRK dalam jangka panjang.
Pertanian Berkelanjutan : Sumber Daya Energi Alternatif
Food Association Organization (FAO) menyebutkan bahwa energi dari rantai pangan pertanian telah menyumbang sekitar 35 persen dari total emisi GRK. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif sumber energi terbarukan untuk menggerakkan pertanian. Misalnya dengan menggunakan energi matahari, air, dan juga angin.
Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan panel surya untuk menjalankan sistem pemompaan dan pemanas. Selain itu, kamu juga bisa membuat pembangkit listrik tenaga air dari sungai terdekat untuk menghidupkan berbagai mesin pertanian. Apabila angin dinilai cukup kuat, pembuatan baling-baling untuk memutar turbin juga bisa dijadikan sebagai sumber energi listrik.
Pertanian Berkelanjutan: Rotasi Tanaman dan Polikultur
Strategi pertanian yang bisa kamu lakukan adalah rotasi tanaman. Cara ini melibatkan budidaya dari berbagai jenis tanaman di lahan yang sama, yang dilakukan pada musim yang berurutan. Dengan metode semacam ini, penyakit tanaman akan lebih berkurang dan kebutuhan pestisida maupun pupuk kimia dapat lebih diminimalkan.
Pertanian Berkelanjutan: Penerapan Pertanian Organik
Guna menjalankan konsep pertanian berkelanjutan, kamu juga bisa menerapkan metode pertanian organik. Metode pertanian ini hanya menggunakan pengendalian hama secara alami dan mengaplikasikan pupuk hayati untuk kegiatan budidaya. Kamu tidak akan menemui penggunaan bahan kimia atau pestisida lainnya.
Metode pertanian organik akan mengoptimalkan siklus energi dan nutrisi di dalam ekosistem pertanian. Pada praktiknya. petani akan lebih terbantu dalam mengurangi emisi oksida nitrat dan metana dari tanah. Hal ini pun berdampak positif pada air, tanah, atmosfer, dan satwa di sekitar.
Itu dia penjelasan mengenai pertanian berkelanjutan beserta contoh penerapan yang bisa kamu lakukan. Pada intinya, pertanian tidak hanya bergantung pada penggunaan pupuk sintetis maupun pupuk kimia, melainkan bisa memanfaatkan limbah tanaman seperti batang, daun-daun kering, dan bagian lainnya sebagai pupuk kompos alami.
Dengan cara ini, tanah akan lebih sehat, sistem air tetap bersih, dan keanekaragaman hayati tetap berlanjut. Kondisi tanah yang sehat akan mengurangi jejak emisi gas karbon sehingga perubahan iklim dunia akan melambat. Baca juga Peluang Startup Agritech di Sektor Pertanian Indonesia untuk informasi selengkapnya!