Diterbitkan 4 Jul 2023

Petani Digital Membantu Meningkatkan Efektivitas Kinerja Dunia Pertanian

Agri Edu
petani digital

Rasio jumlah petani muda dan lahan yang digarap mulai tidak seimbang. Lahan yang digarap lebih banyak daripada petani yang sanggup mengerjakan. Peran petani digital sebagai penerus sangatlah penting, karena semakin sedikit pula petani senior berkurang jumlah dan kemampuannya. Apabila dibiarkan berlanjut dikhawatirkan mempengaruhi ketahanan pangan. Jadi, Sudah Saatnya Generasi Muda Membantu Digitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Petani digital untuk kebutuhan pertanian Indonesia

Sistem digital sangat bergantung pada internet dan database yang sudah dibuat atau yang lebih dikenal dengan Internet of Things (IoT). Pada lahan pertanian, IoT bermanfaat untuk memantau kondisi lahan melalui smartphone. Penggunaan IoT bertujuan meningkatkan hasil secara kualitas dan kuantitas dari lahan serta pemanfaatan sumber daya yang ada. 

Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah meluncurkan aplikasi berbasis pertanian. Melalui aplikasi ini, petani dapat memantau keadaan lahan saat pra tanam, tanam, pasca panen, dan panen. Selain itu aplikasi ini dibekali dengan database petani, luas lahan, rencana tanam, dan identifikasi lainnya.

Dari database tersebut bisa digunakan untuk menganalisa pengaruh iklim dengan rencana tanam, kebutuhan pupuk, sensor tanah, sistem pemupukan otomatis, hingga prediksi panen. Aplikasi ini juga bekerjasama dengan BUMN bidang pupuk untuk distribusi pupuk dan pendampingan petani. Tidak hanya pemerintah saja, sekarang ini banyak sektor swasta yang mengembangkan aplikasi berbasis pertanian yang membantu distribusi barang pertanian, contohnya Gokomodo.

Pemerintah berharap penuh dengan adanya digitalisasi pertanian agar mudah memonitor perkembangan sektor agrikultur. Hasil dari monitor akan menentukan reward dan punishment sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2009. Yang tidak kalah penting juga menjaga ketahanan pangan nasional ditengah kendala sumber daya manusia saat ini.

Solusi digitalisasi belum sepenuhnya diterapkan karena terkendala oleh stakeholder terkait. Pemerintah belum mencantumkan digitalisasi ini pada Renstra Kementerian Pertanian 2020-2024, sehingga banyak petani senior yang belum mengetahui hal ini. Dengan terjunnya petani muda diharapkan banyak inovasi digital untuk membantu sistem pertanian di Indonesia. Banyak sekali update berita seputar digitalisasi pertanian yang sangat sayang untuk dilewatkan. Pastikan untuk selalu akses website Gokomodo setiap hari!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin