Diterbitkan 5 Jan 2023

Ini Dia! Solusi Menghadapi Perubahan Iklim yang Mempengaruhi Sektor Pertanian

News

Perubahan iklim merupakan dampak dari adanya pemanasan global yang mengancam banyak aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian. Hal ini ditandai dengan kenaikan frekuensi intensitas suhu, cuaca ekstrem, kenaikan permukaan air laut ini memberikan ancaman pada produksi tanaman pangan. 

Perubahan pola curah hujan maupun kenaikan suhu udara dapat menyebabkan produksi pertanian mengalami penurunan yang signifikan. Kejadian seperti banjir maupun kekeringan membuat tanaman yang mengalami puso semakin banyak. Adanya peningkatan permukaan air laut juga menyebabkan lahan sawah di daerah pesisir menciut dan tanaman rusak akibat salinitas yang tinggi. 

Sektor pertanian memiliki kontribusi yang besar dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan dan menggerakkan perekonomian nasional. Mulai dari penyediaan bahan pangan, bahan pakan dan bio-energi, bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, sumber pendapatan masyarakat, dan tentunya sumber devisa negara.  Mengingat pentingnya sektor pertanian di atas, perlu adanya upaya nyata sebagai solusi dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi. Untuk itu, berbagai upaya mitigasi dan adaptasi harus mulai dilakukan guna mewujudkan swasembada pangan secara berkelanjutan.

Adaptasi merupakan upaya mengatasi dampak perubahan iklim untuk mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat positifnya. Sementara mitigasi merupakan upaya mengatasi penyebab perubahan iklim dengan melakukan kegiatan yang dapat menurunkan emisi maupun meningkatkan penyerapan gas rumah kaca.

Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dilakukan dengan adopsi teknologi dan adaptasi pengelolaan. Adopsi teknologi meliputi penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul yang tahan kekeringan, rendaman, salinitas, serta pengembangan teknologi pengelolaan air. 

Sementara adaptasi pengelolaan meliputi pertanian hemat air dengan mengurangi genangan pada lahan sawah, melakukan percepatan tanam dengan teknologi tepat guna, seperti pengolahan tanah minimum (tanpa olah tanah atau tabur benih langsung), dan membenamkan sisa tanaman ke tanah untuk meningkatkan kesuburan tanaman. 

Selain itu, adaptasi pengelolaan juga bisa dilakukan dengan penggunaan sistem irigasi hemat air, berupa Sprinkle Irrigation, Trickle Irrigation, dan Intermittent Irrigation. Penerapan good agricultural practices (GAP) juga berguna untuk merevitalisasi sistem usaha tani yang berorientasi pada konservasi fungsi lingkungan hidup.

Sementara itu, upaya mitigasi dapat dilakukan dengan mengembangkan Kalender Tanam Terpadu atau Katam terpadu. Kalender ini berperan sebagai sistem informasi yang handal untuk memandu para petani dalam menyesuaikan waktu dan pola tanam tanaman dan teknologi budidaya yang paling tepat. Kalender yang berguna untuk mengantisipasi variabilitas iklim ini pun dapat diakses oleh siapa saja, mulai dari petani, penyuluh, hingga pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Selain itu, penggunaan Varietas Unggul Adaptif juga diperlukan. Petani harus mulai menyiapkan tanaman yang tahan terhadap kekeringan maupun genangan, serta tanaman yang memiliki toleransi terhadap salinitas, memiliki kapasitas adsorpsi karbon tinggi, dan rendah emisi gas rumah kaca (GKR). 

Tak hanya itu, daerah-daerah resapan air juga harus dipertahankan dengan baik. Data-data dari BMKG juga perlu dimanfaatkan guna menyiapkan antisipasi penanggulangan dampak, sehingga kerugian dalam hal produksi maupun ekonomi dapat diperkecil. Penyiapan lahan tanpa bakar, penggunaan pupuk organik dan biopestisida, serta pengembangan dan pemanfaatan biofuel juga perlu ditingkatkan lagi. 

Kemudian, produktivitas tanaman juga perlu diperhatikan. Pasalnya, perubahan iklim akan menyebabkan fluktuasi suhu dan kelembapan udara semakin meningkat, sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang akan menyebabkan kerusakan tanaman. Penanganan OPT tersebut dapat dilakukan dengan pengolahan tanah yang tepat dan terintegrasi secara menyeluruh dari hulu ke hilir.

whatsapp
twitter
facebook
linkedin