Diterbitkan 1 Mar 2023

Inilah Strategi Pengelolaan Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit

Agri Edu
Pengelolaan gulma kelapa sawit

Dalam Budidaya kelapa sawit salah satu hambatan yang harus diwaspadai adalah gulma. Tumbuhan yang hidup hampir dimana saja ini dianggap merugikan karena dapat menyebabkan kehilangan hasil pada produksi tanaman perkebunan. Oleh karena itu perlu strategi pengelolaan gulma pada tanaman kelapa sawit.

Pengendalian gulma harus dilakukan dengan memahami karakteristik gulma, pertumbuhan gulma, fisiologis gulma, serta ketersediaan alat pengendali yang dimiliki. Hal ini karena beberapa gulma dapat menjadi sarang tumbuhnya hama dan penyakit yang akan menyerang kemudian hari. Contoh penyakit yang bisa menyerang tanaman bisa kamu cari tahu disini: Yuk! Cari Tahu Apa Itu Penyakit Tanaman.

Pengendalian gulma mulai dilakukan pada area piringan kelapa sawit dengan cara seperti pembabatan dan pencabutan gulma setiap interval 4-8 minggu atau menyesuaikan kondisi di lapangan. Pengendalian menggunakan herbisida dapat dilakukan dengan memperhatikan jarak ke tanaman dan dosis anjuran yang sesuai untuk kelapa sawit. 

Selain pengendalian di area piringan, pengelolaan gulma juga harus dilakukan pada area gawangan. Gulma yang berupa ilalang, teki, anak kayu, dan gulma lain yang memiliki masa tumbuh yang cepat dan harus dikendalikan dengan baik. Kamu bisa melakukan pengendalian menggunakan cara mekanis dan melakukannya secara selektif.  Jika tidak memungkinkan, kamu juga bisa menggunakan herbisida kontak atau sistemik. 

Pengendalian gulma pada lahan miring sebaiknya menggunakan herbisida kontak dan bukan menggunakan herbisida sistemik. Hal ini karena permukaan tanah pada lahan ini mudah sekali mengalami erosi. Sebagai contoh, gunakan herbisida kontak yang berbahan aktif, seperti Paraquat.

Herbisida Paraquat dinilai efektif dalam mengendalikan gulma berdaun lebar, seperti Borreria alata, Ageratum conyzoides, Asystasia gangetica, dan gulma berdaun sempit seperti Ischaemum timorense, Setaria plicata, dan Ottochloa nodosa. Hal ini karena herbisida Paraquat hanya mengendalikan gulma di bagian atas tanah, sehingga penggunaannya tidak akan menyebabkan erosi. 

Sementara itu, penggunaan herbisida sistemik dapat digunakan untuk jenis gulma dengan perkembangan vegetatif di dalam tanah, misalnya rumput teki dan ilalang. Produk yang biasa digunakan adalah Glifosat, yang diberikan dengan cara wiping atau stop–spot sesuai dengan kondisi gulma dan dosis yang dianjurkan.  

Tumbuhnya gulma  yang merambat pada pelepah harus di cabut secara manual pada saat melakukan pengendalian gulma secara selektif. Tidak dibenarkan melakukan penyemprotan pada pelepah, hal ini untuk mencegah terjadinya peledakan hama serangga.

Itu dia strategi dalam pengelolaan gulma kelapa sawit yang perlu diketahui. Upaya pengendalian ini harus kamu pahami dengan baik agar tanaman kelapa sawit milikmu tetap sehat dan memiliki produktivitas tinggi. Kamu bisa mendapatkan berbagai macam herbisida dengan kualitas terbaik melalui Gokomodo. Kunjungi website kami untuk informasi selengkapnya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin