Diterbitkan 11 Jan 2023

Mengenal 7 Jenis Hama Kelapa Sawit dan Cara Pengendaliannya

Agri Edu

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu sumber devisa negara non migas terbesar bagi Indonesia. Tanaman ini menghasilkan minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit yang berperan signifikan terhadap perekonomian nasional. Alasan tersebut membuat pemerintah semakin gencar melakukan pengembangan perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah, seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua.

Namun dalam realisasinya, pengembangan perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah masih memiliki berbagai kendala, salah satunya adalah serangan hama. Masalah ini dapat dilihat dari gejala-gejala fisik yang timbul sehingga dapat membuat produktivitasnya semakin menurun.  

7 Jenis Hama pada Tanaman Kelapa Sawit

Berikut adalah 7 jenis hama kelapa sawit yang perlu kamu ketahui beserta cara pengendaliannya.

1. Ulat Kantung 

Hama tanaman kelapa sawit yang pertama adalah ulat kantung, yakni Metisa plana dan Mahasena corbetti. Keduanya akan menyerang bagian daun, terutama pada tanaman dewasa. Daun yang diserang Metisa plana akan mengering seperti terbakar karena ulat akan mengeluarkan cairan racun pada saat memakan daun. 

Sementara itu, ulat kantung Mahasena corbetti akan mengeluarkan benang sutra untuk menggantungkan diri pada daun. Mereka lalu mengeluarkan kepala dan sebagian badannya untuk memakan daun, bunga, maupun kulit tanaman, dan menimbulkan gejala berupa lubang-lubang pada daun.

Upaya pengendalian yang bisa dilakukan adalah pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda berumur 1 – 3 tahun. Cara lainnya adalah menggunakan insektisida biologi yang mengandung bakteri Bacillus thuringiensis, maupun dengan cara infus akar dan infus batang.

2. Kumbang Badak

Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L.) merupakan hama kelapa sawit yang menyerang dengan membuat lubang pada pupus daun yang belum membuka yang dimulai dari pangkal pelepah daun. Tanda serangan hama ini akan terlihat pada saat pupus daun mulai membuka, berupa potongan simetris di kedua sisi pelepah daun. Pada tanaman muda, serangan hama akan menghambat pertumbuhan dan mematikan tanaman di tahun pertama. 

Upaya pengendalian sebaiknya dimulai sejak masa persiapan lahan dengan cara menanam tanaman penutup tanah seperti kacang-kacangan dan menanam koro benguk (Mucuna sp.). Upaya lainnya adalah mengeluarkan dan mengumpulkan kumbang secara manual dengan kawat berbentuk panah, maupun menggunakan insektisida dengan dosis satu sendok makan ke atas pupus daun kelapa sawit.

3. Ulat Api

Ada empat jenis hama ulat api yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit, yaitu Setora nitens, Setothosea asigna, Darna trima, dan Parasa lepida. Serangan hama ulat tersebut dilakukan dengan menggerogoti bagian daun kelapa sawit, yang dimulai dari helaian daun bagian bawah. Mereka akan membuat daun hanya menyisakan lidi, bahkan dalam kondisi yang sangat parah tanaman bisa kehilangan daun hingga 50% – 90%. 

Ulat api menyukai daun kelapa sawit tua, namun bila daun tua sudah habis dimakan, mereka akan mulai mengincar daun-daun muda. Untuk itu, pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan cara mengambil dan membunuh ulat api yang menyerang bibit tanaman secara langsung, menggunakan agen antagonis, seperti Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris dan Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV), dan menyemprotkan larutan insektisida berbahan aktif Deltametrin dengan dosis 2 cc/liter air.

4. Nematoda  

Berikutnya adalah hama nematoda Rhadinaphelenchus cocopilus yang menyerang akar tanaman kelapa sawit. Gejala yang ditimbulkan berupa daun-daun muda yang seharusnya membuka malah tergulung dan tumbuh tegak. Selain itu, daun juga berubah warna menjadi kuning dan mengering, serta tandan bunga membusuk dan tidak bisa membuka.

Dalam pengendalian hama ini, tanaman yang terserang akan diracun menggunakan natrium arsenit dan untuk memberantas sumber infeksi, tanaman akan dibongkar dan dibakar setelah tanaman mati.

5. Tungau

Hama tungau yang menyerang kelapa sawit adalah tungau merah (Oligonychus sp.). Mereka berukuran 0,5 mm, dan menyerang bagian daun dengan hidup di sepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun. Hal tersebut membuat warna daun berubah menjadi mengkilap dan kecoklatan.

Upaya pengendalian terhadap tungau merah ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan akarisida yang berbahan aktif tetradion 75,2 gr/lt (Tedion 75 EC), dengan konsentrasi 0,1-0,2%. 

6. Penggerek Tandan Buah

Hama penggerek tandan buah adalah ngengat Tirathaba mundella. Hama ini akan menyerang tanaman dengan meletakkan telurnya pada tandan buah, lalu larvanya akan melubangi buah kelapa sawit. Gejala yang terlihat berupa bekas gerekan pada permukaan buah dan bunga, yakni berupa feses dan serat tanaman yang terikat oleh benang-benang liur larva. 

Tirathaba mundella akan cenderung menyerang tanaman kelapa sawit muda berumur 3-4 tahun, namun pada kondisi tertentu juga dapat ditemukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah tua. Beberapa upaya pengendalian yang bisa dilakukan adalah pemangkasan pelepah dan penyiangan gulma secara berkala, serta penggunaan agens pengendali hayati (APH), berupa Bacillus thuringiensis dengan konsentrasi 1-2 g/L dan Interval 2 minggu sebanyak 6-9 kali aplikasi.

7. Tikus

Hama terakhir yang bisa menyerang tanaman kelapa sawit adalah tikus. Setidaknya ada tiga jenis tikus, yaitu tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus ladang (Rattus exulans), dan tikus sawah (Rattus argentiventer), yang dapat menyerang bagian pangkal pohon, buah, maupun tandan kelapa sawit.

Beberapa upaya pengendalian yang bisa dilakukan adalah membongkar sarang tikus, memasang perangkap tikus, menangkap dan membunuh dengan gropyokan, serta memasang alat pelindung (rat guard). Sementara itu, pengendalian secara biologi atau hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan Tyto alba (burung hantu) di malam hari.

Itulah 7 hama kelapa sawit yang perlu kamu ketahui. Nah, lengkapi kebutuhan untuk mengendalikan hama-hama di atas dengan Gokomodo. Kunjungi website kami untuk informasi selengkapnya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin