Diterbitkan 22 Jan 2023

Pengembangan Digital Procurement dalam Sektor Agrikultur di Indonesia

News
Digital Procurement

Sektor agrikultur di Indonesia perlu dikembangkan secara modern yaitu dengan memenuhi pengadaan secara digital procurement atau e-procurement sangat penting untuk dilakukan. Secara sederhana, e-procurement adalah sistem pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara digital atau elektronik dan berbasis internet.

Digital procurement mewakili serangkai proses yang meliputi e-informing, e-tendering, negosiasi kontrak, e-auctioning, manajemen vendor, manajemen katalog, manajemen pembelian pesanan, tracking status pemesanan, pemberitahuan pengiriman, e-invoicing, dan e-payment.

Dalam beberapa proses e-procurement di atas, ada banyak ruang yang masih bisa terus dikembangkan dan diinovasikan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pengembangannya diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan kemudahan dalam proses procurement sektor agrikultur.

Pengembangan e-procurement sektor agrikultur

Sektor agrikultur membutuhkan beberapa hal pokok dalam menjalankan operasionalnya. Mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pestisida, kendaraan dan transportasi, hingga alat berat dan suku cadangnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik, layanan e-procurement dapat menjadi solusi yang tepat.

Pengembangan e-procurement juga dinilai mampu menghemat waktu. Sebab, seluruh proses dilakukan secara digital tanpa perlu mengalokasikan waktu untuk bertemu secara langsung. Pembeli dapat berkomunikasi dengan vendor secara langsung di aplikasi, dan catatan semua komunikasi yang dilakukan dapat tersimpan dengan baik.

Lebih dari itu, pembeli juga bisa mengirimkan tender secara digital ke vendor yang diminati, dan aplikasi akan secara otomatis menyusun hasilnya setelah tender ditutup. Proses yang dilakukan benar-benar praktis dan tidak memakan banyak waktu.

Di sisi lain, e-procurement juga dapat memberikan informasi terkait harga terbaik dan spesifikasi dari suatu produk dengan membandingkan data dari beberapa vendor. Dengan begitu, pembeli tidak harus mencarinya satu persatu untuk mendapatkan penjual yang tepat. 

Segala riwayat aktivitas pengadaan juga akan disimpan secara digital pada database pusat, sehingga data tersebut dapat diakses kembali kapanpun data dibutuhkan. Pemusatan data ini juga memungkinkan analisis dan perbandingan menjadi lebih akurat dan mudah.

Itu tadi sekilas tentang pengembangan digital procurement pada sektor agrikultur yang ada hingga saat ini. Bila kamu tertarik menggunakannya, Gokomodo bisa membantumu dengan layanan e-procurement untuk memenuhi seluruh kebutuhan kamu. Kunjungi website kami untuk informasi selengkapnya, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin