Diterbitkan 4 Nov 2022

Teknik-Teknik Menanam Sawit agar Tumbuh Subur

Agri Edu

Setiap varietas memiliki cara dan kebutuhan tanam idealnya masing-masing. Begitu pula kelapa sawit, cara tanamnya akan sangat berpengaruh pada kualitas buah yang dihasilkan. Menanam kelapa sawit tentu tidak akan memberikan hasil yang instan. Untuk mengoptimalkan hasil panen, kita perlu mengetahui teknik-teknik bertanam kelapa sawit yang benar agar dapat menghasilkan tandan buah yang subur dan segar. Apa saja teknik bertanam yang perlu diketahui para pengusaha sawit? 

  1. Pemilihan Waktu yang Sesuai

Waktu paling baik untuk menanam sawit yaitu pada musim hujan, setelah hujan turun. Hal ini dimaksudkan agar saat memasuki musim kering, akarnya sudah cukup kuat. Saat bibit sawit memasuki umur siap tanam dan lahan budidaya telah disiapkan, petani dapat mulai melepaskan bibit sawit dari polybag dengan hati-hati dan memasukkannya ke dalam lubang tanam.

  1. Perhatikan Pola dan Jarak Tanam

Dalam menanam sawit, pola tanam dan jarak tanam perlu diperhatikan karena akan menentukan efektivitas penggunaan lahan. Pola tanam segitiga sama sisi merupakan pola tanam yang paling efektif di wilayah datar. Sementara itu, untuk wilayah bergelombang/berbukit, petani perlu menerapkan pola “violle lining” untuk mempertahankan jumlah populasi per hektarnya dengan tetap memperhatikan tingkat kesuburan tanahnya. Selain itu, penting pula bagi petani menanam tanaman penutup untuk mempertahankan kelembaban, mencegah erosi, dan menekan pertumbuhan gulma. Adapun jarak tanam yang dianjurkan adalah 9 meter antar tanaman dikarenakan hal ini untuk memberi ruang tumbuh bagi pohon sawit sekaligus memberikan ruang bagi akar sawit agar tidak saling berebut nutrisi makanan pada tanah.

  1. Pilihlah Lubang Tanam yang Tepat

Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum penanaman dilakukan dan setelah menentukan jarak tanam. Ukuran lubang tanam yang dianjurkan, yaitu 50 x 40 x 40 cm, kemudian ditabur kapur dolomit dan kieserit dengan dosis disesuaikan dengan kebutuhan.

  1. Jangan Lupa Lakukan Pemeliharaan

Sudah tertanam rapi, bukan berarti pekerjaan selesai. Petani harus rajin memantau dan merawat tanaman agar terhindar dari berbagai jenis kerusakan. Selain menyiram dan memupuk, setidaknya ada tiga upaya penting lainnya untuk memelihara tanaman sawit agar panennya optimal, yaitu penyulaman, penjarangan dan penyiangan.

a. Penyulaman

Jika terdapat bibit yang memiliki pertumbuhan tidak normal, terkena penyakit atau bahkan mati, maka bibit sawit tersebut harus disulam atau diganti. Penyulaman dilakukan ketika bibit berumur 10 hingga 14 bulan.

b. Penjarangan

Sebagai tumbuhan monokultur, penjarangan (thinning) pada sawit dilakukan dengan membuat baris berselang-seling untuk memberikan ruang tumbuh bagi tanaman berkayu yang akan ditambahkan. Jarak tanam antar baris pohon kelapa sawit 12 – 16 meter dengan jarak antar pohon kelapa sawit di dalam satu baris 7 – 9 meter.

c. Penyiangan

Penyiangan yaitu membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman kelapa sawit. Tidak memandang apakah itu serangan gulma maupun hama, keduanya sama-sama dapat mengambil nutrisi dan makanan pokok tanaman sawit. Hal ini dapat menyebabkan kelapa sawit tidak berproduksi secara maksimal, bahkan dapat membuat kelapa sawit gagal panen. Oleh karena itu, petani perlu mengendalikan gulma dan membasmi hama penyakit sesegera mungkin saat mengetahui keberadaannya. 

Nah, empat hal tadi merupakan teknik menanam sawit agar tumbuh subur. Demi memaksimalkan teknik yang sudah sama-sama kita pelajari, pastikan kamu memiliki perlengkapan bertanam ya! Mulai dari bibit, pembasmi gulma dan hama yang efektif untuk tanaman kamu, sampai alat-alat perkebunan lainnya, semuanya bisa kamu dapatkan melalui Gokomodo. Yuk beli sekarang!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin