Diterbitkan 31 Oct 2022

Wawancara Eksklusif CNBC Indonesia dengan CEO dan Co-Founder Gokomodo, Samuel Tirtasaputra

News
Sumber Foto: Property of CNBC Indonesia

Pada era digital ini, kehadiran teknologi dapat menunjang aktivitas kita agar menjadi lebih praktis dan efisien. Kehadiran startup atau perusahaan-perusahaan rintisan dengan ide-ide segar mendorong industri-industri terkait ke arah digital untuk dapat menciptakan kemajuan, salah satunya tentu saja untuk industri agrikultur dan perkebunan. Di Indonesia, kendati merupakan salah satu negara agrikultur terbesar di dunia, umur para pengembang teknologi di bidang agrikultur atau ‘agritech’ masih terbilang muda. Tertarik untuk menelisik perkembangan agritech di Indonesia, CNBC Indonesia melakukan wawancara eksklusif dengan Samuel Tirtasaputra, CEO dan Co-Founder Gokomodo pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 yang lalu. 

Gokomodo dan Core Business-nya

Didirikan pada akhir tahun 2019, Gokomodo adalah startup agritech yang berfokus pada industri perkebunan kelapa sawit yang memiliki luas lahan sebesar 16 juta hektar dari total 43 juta hektar lahan agrikultur Indonesia. 

Sayangnya, dengan luas lahan sebesar ini dan titel Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, produktivitas Indonesia masih tertinggal jauh, contohnya dengan negara tetangga kita, Malaysia. Produksi minyak kelapa sawit Malaysia sekarang sudah bisa mencapai 3,9 ton per hektar, sedangkan kita Indonesia baru 2,7 ton per hektar. Mengapa? Salah satunya mungkin pengetahuan para petani tentang proper farming masih terbatas. Mereka juga punya keterbatasan untuk mengakses produk lengkap dan berkualitas, karena lokasi mereka yang berada di pulau-pulau. 

Jadi, hal tersebut mempengaruhi rata-rata hasil kebun petani yang masih tertinggal dari perusahaan. Di sanalah, Gokomodo hadir dengan core business-nya yang berfokus pada supply chain, yaitu pengadaan produk-produk untuk mendukung operasional perkebunan-perkebunan di Indonesia. Dengan digital platform ini, Gokomodo berharap dapat menjadi jembatan untuk buying power perusahaan agar dapat membantu para petani.

E-Procurement dan Gokomodo Agricommerce

Gokomodo memiliki dua customer utama, yaitu perusahaan dan smallholders, yang terdiri dari petani dan usaha-usaha agrikultur mikro dan menengah. Gokomodo memiliki dua produk utama, yaitu e-procurement dan Gokomodo commerce. Untuk e-procurement, Gokomodo membuat SaaS (Software as a Service) yang dapat membantu perusahaan untuk mendigitalisasi proses pembelian mereka.  Sementara agricommerce didesain untuk dapat menampung permintaan pembelian dari perusahaan atau smallholders

Rencana Gokomodo dengan Pendanaan Seri A di tahun 2023 

Gokomodo berencana untuk terus konsisten dalam mengembangkan layanan supply chain efficiency agar stakeholders dapat mengakses barang dengan lebih mudah, efisien, efektif dan dengan harga yang kompetitif. Selain dari sisi ekonomi, Gokomodo juga berfokus pada ESG (Environmental, Social, and Governance), contohnya mendorong zero burning policy atau memakai produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Jadi, selain membantu ketahanan pangan negara, Gokomodo juga berharap dapat berkontribusi positif untuk lingkungan.

Resolusi Gokomodo pada tahun 2023 tentunya yang pertama adalah Gokomodo akan memperbanyak ekspansi ke daerah-daerah di Indonesia, dengan target yaitu dapat menjangkau jaringan distribusi di 10 provinsi sehingga mempermudah Gokomodo mendorong adopsi digital kepada smallholders. Selain mengembangkan layanan digitalnya, Gokomodo juga perlu membantu membangun infrastrukturnya. Tanpa landasan distribution network yang kuat, akan sulit mencapai supply chain efficiency, yang menjadi core business Gokomodo. Kedua, Gokomodo juga akan meningkatkan product line up. Dalam hal distribusi barang, Gokomodo akan memberikan alternatif barang terbaik untuk konsumer Gokomodo. Yang terakhir, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, Gokomodo akan mengembangkan layanan dan produknya menjadi lebih edukatif, interaktif, dan lebih fun. Jadi besar harapan bahwa anak muda juga dapat tertarik untuk memajukan agrikultur di negara Indonesia.

Agritech Ditengah Sentimen Negatif dan Ancaman Resesi Global

Sektor agrikultur memainkan peranan penting dalam hal ketahanan pangan, yang merupakan isu krusial di tengah resesi global. Dalam hal ini, agritech memainkan peranan penting di tengah resesi global untuk membantu meningkatkan pasok makanan agar selalu terjaga. Meskipun masih dalam tahap  starting point, agritech di Indonesia akan terus berkembang. Apabila dibandingkan dengan India, India memiliki banyak agritech company yang sudah Unicorn. Perusahaan yang berfokus pada agritech akan menjadi besar dan terus memberikan kontribusi baik untuk negara, termasuk dalam hal menghadapi ancaman resesi global.
Saat ini, agritech membarengi pemerintah, swasta dan petani untuk bersama mendorong Indonesia menjadi salah satu pemimpin industri agrikultur di dunia. Diskusi interaktif antara CNBC dan Bapak Samuel Tirtasaputra, Co-Founder dan CEO Gokomodo memberikan berbagai informasi dan perspektif tentang industri agritech di Indonesia. Simak selengkapnya, wawancara eksklusif Samuel Tirtasaputra dan CNBC Indonesia di https://youtu.be/hCMeU1nXV6s

whatsapp
twitter
facebook
linkedin