3 Produk Pupuk Sawit Tunggal untuk Tanaman Menghasilkan
Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan nilai jual hasil perkebunan sawit, penggunaan pupuk berkualitas menjadi salah satu cara yang efektif. Dengan nutrisi yang cukup dan berimbang, tanaman kelapa sawit akan tumbuh lebih subur. Pemberian pupuk yang tepat menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi.
Penggunaan pupuk ini tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi tanaman sawit. Selain itu, penerapan konsep 5 Tepat (Tepat Waktu, Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Cara, Tepat Ekonomis) juga sangat penting. Konsep 5 tepat dapat membantu hasil yang optimal. Nah, kali ini Gokomodo akan membahas mengenai beberapa produk pupuk tunggal yang bisa diaplikasikan pada fase Tanaman Menghasilkan (TM).
Produk Pupuk Tunggal untuk Tanaman Menghasilkan
Tanaman Menghasilkan seringkali membutuhkan nutrisi yang lebih. Tak hanya berupa pupuk Nitrogen, penggunaan pupuk tunggal lain juga direkomendasikan untuk tanaman sawit TM berikut ini.
1. MerokeTSP – MerokeROCK
MerokeTSP merupakan pupuk sawit tunggal Fosfat dengan kandungan 46% Fosfat (P2O5), sedangkan pupuk MerokeROCK merupakan pupuk tunggal Fosfat dengan kandungan 27% P2O5. Kamu bisa memilih salah satu dari kedua pupuk tersebut untuk digunakan sebagai sumber Fosfat bagi tanaman sawit yang dapat diaplikasikan di daerah pinggir piringan atau gawangan.
Aplikasi kedua pupuk ini pada fase sawit TM sangat baik untuk meminimalisir tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah memendek dan batang berbentuk piramid. Keduanya bahkan bisa membantu pertumbuhan bunga jantan yang lebih dominan.
Adapun kandungan unsur hara P pada pupuk Meroke TSP dan MerokeROCK ini berfungsi untuk membantu proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan akar tanaman dan fungsi reproduksi tanaman, serta mempercepat pertumbuhan agar lebih seragam.
2. MerokeMOP
Berikutnya ada pupuk MerokeMOP yang merupakan pupuk tunggal KCl dengan kandungan 60% Kalium Oksida (K2O). Pupuk ini terbagi menjadi dua jenis, yakni pupuk yang berbentuk halus dan granular. Pada bentuk granular, ukuran butiran yang beragam membuat sebarannya lebih merata, baik saat ditabur manual maupun menggunakan mesin spreader pupuk.
Dalam aplikasinya, pupuk yang mengandung K harus diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sebab, kelebihan unsur K akan menyebabkan kekurangan unsur Magnesium (Mg) dan Boron (B), bahkan bisa menurunkan rasio minyak dalam tandan buah.
Adapun fungsi Kalium dalam pupuk MerokeMOP, antara lain mempengaruhi kualitas dan kuantitas tandan, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan stres kekeringan, mengatur fungsi stomata pada daun, serta mengaktifkan enzim dan berperan dalam transportasi asimilasi dari fotosintesis.
3. ESTA Kieser-MAG
Terakhir adalah pupuk ESTA Kieser-MAG, pupuk dengan kandungan dua unsur hara makro sekunder untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu 26 % Magnesium Oksida (MgO) dan 21 % Sulfur (S). Pupuk ini merupakan hasil ekstraksi mineral Kieserit alami yang telah melalui proses pemisahan elektrostatis endapan garam secara ramah lingkungan di Jerman.
Pupuk Magnesium dengan basis Sulfur ini secara khusus digunakan untuk menyeimbangkan unsur hara dalam sistem pertanian intensif. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan produktivitas serta kualitas produksi yang tinggi. Produksi pupuk ESTA Kieser-MAG sendiri telah melalui sistem pengawasan dan kontrol yang sangat ketat, sehingga mutu di seluruh proses produksinya tetap terjaga.
Adapun kandungan unsur hara Mg dan S pada pupuk ESTA Kieser-MAG ini sangat penting untuk menghasilkan produksi tandan buah segar. Selain itu, pupuk ini juga dapat membuat rendemen kelapa sawit yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Menariknya lagi, pupuk ini juga cocok untuk diaplikasikan pada semua tipe tanah dan tidak tergantung pada pH tanah.
Itu dia 3 pupuk sawit yang cocok digunakan pada fase tanaman menghasilkan. Baca juga Peran Pupuk Tembaga dan Cara Pemberiannya pada Kelapa Sawit untuk informasi seputar pupuk sawit lainnya!