Diterbitkan 1 Jan 2024

6 Teknik Budidaya Padi Terbaik

Agri Edu
Teknik budidaya padi

Menanam padi memang butuh keterampilan agar hasil panen dapat melimpah dan memberikan banyak keuntungan. Hanya saja, beberapa petani mungkin memiliki cara dan kenyamanannya sendiri dalam mempraktekkan teknik budidaya padi. Pengaplikasian ini teknik ini juga diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Ada pula yang menggunakan teknik budidaya padi secara turun temurun tanpa mengetahui pasti penamaan tiap tekniknya. Jika kamu menghadapi kendala saat menggunakan teknik budidaya padi tertentu, cobalah menggunakan teknik lain. Simak ulasan berikut untuk membedakan teknik budidaya padi yang bisa kamu pilih sesuai kondisi lahan dan kemampuan. Berikut 6 teknik budidaya padi yang perlu kamu ketahui:

1. System of Rice Intensification (SRI)

Penggunaan teknik budidaya System of Rice Intensification hanya disarankan pada lahan sawah irigasi dan tadah hujan. Kondisi tersebut penting dalam menjamin pengelolaan tanah, air, dan tanaman secara efisien dan intensif. 

Sumber: Pinterest

Meski demikian, proses semai tetap dilakukan pada lahan kering dan pengelolaan air dilakukan pada masa vegetatif dengan air macak. Diperlukan pula upaya pemberian pupuk organik saat pengolahan lahan dan pengendalian keberadaan gulma maupun hama.

2. IPB Prima

Pemberian nama teknik ini berasal dari penemunya, yakni seorang dosen IPB agar padi memiliki produktivitas tinggi. Teknik ini melibatkan peran produk IPB seperti IPB Bio yakni sebuah kegiatan penggunaan bakteri dekomposer untuk dekomposisi jerami. 

Selanjutnya pada pengolahan tanah kedua juga perlu dilakukan pemberian pupuk IP Bio. Ada pula perlakuan khusus bertajuk IPB Best Practice yang mencakup beberapa aspek sehingga perlu pendampingan dari pihak IPB.

3. Teknik Budidaya Hazton

Budidaya Hazton adalah  teknik budidaya yang diciptakan oleh Hazairin dan Anton asal Kalimantan Barat. Budidaya menggunakan teknik ini dilakukan dengan cara menanam bibit umur  25-35 hari setelah semai dengan jumlah 20-30 bibit per lubang. 

Perhatikan pula jarak tanam yang digunakan yakni menggunakan jarwo 2 atau jarwo 4. Sementara itu, pastikan agar kondisi tanah pada akar bibit tetap utuh dan tidak perlu dilakukan pencucian.

4. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Teknik ini dilakukan dengan pendekatan pengelolaan lahan, air, tanaman, dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan pada benih bermutu. Komponen pengelolaan ini meliputi VUB (Varietas Unggul Baru), benih bermutu dan penggunaan bahan organik. 

Pastikan untuk memberikan pupuk P dan K berdasarkan analisis tanah atau status hara dan pemberian nitrogen berdasarkan warna daun. Usaha lain yang tak kalah penting adalah pengendalian hama maupun penyakit.

5. Teknik Budidaya Jarwo Super

Teknik Budidaya Jarwo Super cukup efektif berdasarkan penelitian Balitbangtan di berbagai lokasi di Indonesia. Jarwo adalah singkatan dari Jajar Legowo menggunakan tipe 2:1 pada sawah irigasi. 

Pastikan untuk menggunakan benih bermutu yang memiliki Varietas Unggul Baru (VUB). Teknik ini juga melibatkan biodekomposer sebelum dilakukannya pengelolaan tanah, penggunaan pupuk hayati, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

6. Teknik Budidaya Salibu 

Salibu adalah teknik budidaya padi mirip Ratun, hanya saja  teknik Salibu berbeda pada Ratun berdasarkan proses pemotongannya. Salibu dilakukan pemotongan dua kali sedangkan Ratun hanya satu kali. Setelah pemotongan pertama pada teknik Salibu, tanggul dibiarkan bertunas 7-10 hari. Saat tunas mampu tumbuh >70%, maka kembali pangkas hingga ketinggian 3-5 cm dari permukaan tanah. Tapi jika tunas hanya dapat tumbuh <70% maka teknik ini tidak disarankan untuk dilanjutkan.

Sekian ulasan mengenai teknik budidaya padi sebagai alternatif baru dalam proses bertani. Dengan menggunakan beberapa teknik ini diharapkan dapat memberi dampak baik pada lahan sawah dan memberikan hasil panen yang melimpah. Kenali juga Pentingnya Budidaya Padi Bebas Residu yang bisa kamu baca di website Gokomodo!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin