Apa Itu Lahan Gambut? Ini Penjelasan beserta Manfaatnya
Lahan gambut merupakan tanah yang terbentuk dari penumpukan bahan organik. Bahan ogranik yang tersedia seperti sisa pohon, rumput, lumut, hingga jasad hewan setengah membusuk. Banyaknya bahan organik membuat lahan memiliki jenuh air 12–18% atau bahan tidak jenuh air dengan kandungan karbon organik sebanyak 20%.
Proses penumpukan bahan-bahan organik ini terjadi selama ribuan tahun. Sebagai gambaran, dibutuhkan paling tidak waktu 2.000 tahun untuk membentuk gambut dengan kedalaman 4 meter. Di Indonesia sendiri, gambut dapat ditemukan di Pulau Papua, Kalimantan, dan Sumatera, yang dimanfaatkan sebagai area pertanian, kehutanan, serta menjadi rumah bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan.
Jenis Lahan Gambut
Lahan gambut terbentuk di seluruh dunia, mulai dari wilayah pesisir, hutan hujan tropis, hingga wilayah kutub. Biasanya, tanah gambut memiliki tingkat kemasaman yang tinggi karena mengandung asam-asam organik, zat beracun H2S, daya sangga tanah yang rendah, serta kandungan unsur hara makro dan mikro seperti P, K, Zn, Cu, dan Bo yang rendah.
Berdasarkan ketebalannya, lahan gambut dibagi menjadi lahan bergambut, gambut dangkal, gambut sedang, dan gambut dalam. Berikut adalah penjelasannya. Lahan bergambut merupakan lahan yang memiliki ketebalan lapisan 20–50 cm. Sedangkan gambut dangkal merupakan lahan dengan ketebalan lapisan 50–100 em. Sementara itu, bagian sedang memiliki ketebalan lapisan gambut 100–200 cm dan lahan gambut dalam yang memiliki ketebalan lapisan gambut 200–300 cm.
Selain dibagi berdasarkan ketebalannya, tingkat kematangan tanah gambut juga sangat beragam. Mulai dari tingkat mentah (fibris), tingkat setengah matang (sapris), hingga tingkat matang (hemis).
Manfaat Lahan Gambut
Meskipun jumlah lahan gambut hanya sekitar 3–5% dari total wilayah di permukaan bumi, keberadaannya ternyata mampu menyerap karbon dalam jumlah yang besar. Bahkan, lahan gambut diklaim berperan penting dalam upaya mengatasi krisis iklim karena diperkirakan menyimpan sekitar 30% karbon sehingga tidak terlepas ke atmosfer.
Pengelolaan lahan gambut harus dilakukan dengan tepat karena jumlah karbon yang dapat disimpan tersebut jauh lebih besar daripada jumlah karbon yang mampu disimpan oleh hutan di seluruh dunia. Oleh karena itu, pembakaran lahan gambut sangat dilarang karena dapat menimbulkan terlepasnya karbon dioksida dan zat-zat lainnya ke atmosfer yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Adapun manfaat lain dari keberadaan lahan gambut adalah menampung air pada saat musim hujan. Manfaat ini beriringan dengan manfaat lainnya, yaitu melepaskan air hujan yang tersimpan secara perlahan-lahan saat datangnya musim kemarau. Dengan demikian, ada dua manfaat besar yang bisa dirasakan, yaitu membantu mencegah terjadinya banjir saat musim hujan dan mencegah kondisi kekeringan saat musim kemarau datang.
Lebih lanjut, lahan gambut juga bermanfaat sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati, baik flora dan fauna umum, hingga yang dilindungi. Sebagai contoh, beberapa fauna yang hidup di lahan gambut, antara lain harimau Sumatera, beruang madu, orangutan, bungur, dan meranti rawa.
Lahan Gambut di Indonesia
Sebagai informasi, Indonesia memiliki beberapa lahan gambut, seperti Taman Nasional Sebangau di Kalimantan Tengah. Taman nasional ini dikenal sebagai lahan gambut dengan pusat keanekaragaman hayati tertinggi di Indonesia. Tercatat, ada sekitar 35 jenis mamalia, 808 jenis flora, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular di wilayah tersebut.
Itu dia sekilas informasi mengenai lahan gambut yang penting untuk diketahui. Baca juga Yuk Kita Cek Perkebunan Apa Saja Yang Cocok Untuk Di Lahan Gambut di website Gokomodo. Selamat membaca!