Diterbitkan 18 Oct 2023

Bagaimana Awal Mula Sejarah Perkebunan Kakao di Indonesia?

Agri Edu
sejarah perkebunan kakao

Tahukah kamu dari mana asal cokelat? Cokelat merupakan bahan makanan yang dihasilkan dari tanaman kakao. Dari buah kakao (Theobroma cacao) menjadi cokelat tentu mengalami proses panjang, mulai dari pembenihan, perawatan, proses panen, hingga proses pasca panen – Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Pasca Panen Kakao. Bahkan proses pasca panen menentukan profil rasa cokelat itu sendiri. Saat mengkonsumsi cokelat, pernahkan terlintas dibenakmu bagaimana sejarah tanaman kokoa hingga dapat dijumpai di Indonesia? Nah, kali ini Gokomodo akan meringkas tentang sejarah perkebunan kakao di Indonesia. 

Perkebunan Kakao Pertama di Indonesia

Sumber: Vice

Kakao merupakan bahan makanan yang sudah ada sejak 1.100 tahun sebelum masehi, namun kakao baru dikenal masyarakat ketika awal abad ke-17. Sebelum membawa kakao ke Indonesia, Spanyol terlebih dahulu membawanya ke negara-negara di Eropa, seperti Portugal, Genoa, Italia, dan Prancis. Di negara eropa, kakao diolah menjadi minuman penyegar dan hanya dikonsumsi oleh kaum bangsawan kala itu. Bahkan nama kakao diartikan sebagai makanan para dewa. 

Masuknya kakao di Indonesia tidak terlepas dari peran koloni pada saat itu. Kakao di Indonesia pertama kali dibawa oleh bangsa Spanyol melalui Kabupaten Minahasa pada tahun 1560. Kakao yang dibawa merupakan kakao yang berasal dari hutan tropis di Amerka tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Lalu bagaimana persebaran perkebunan kakao di Indonesia?

Persebaran Perkebunan Kakao di Indonesia

Awal mula sejarah perkebunan kakao mulai tersebar di Indonesia pada era kolonialisme Belanda. Tepatnya pada tahun 1806, tanaman kakao mulai di tanam di Pulau Jawa. Pada tahun 1850-1880 tanaman kopi sedang banyak ditanam, akhirnya tanaman kakao harus ditanam berselingan dengan tanaman kopi. Sayangnya, tahun 1879 perkebunan kopi di Pulau Jawa mulai terserang penyakit gugur daun sehingga kopi tidak ditanam untuk sementara waktu.

Redupnya produktivitas lahan perkebunan kopi saat itu menjadi peluang untuk membangkitkan perkebunan dan industri kakao di Pulau Jawa. Perkebunan kakao mulai didirikan dari Jawa Barat hingga ke Jawa Timur. Produktivitas kakao pada saat itu cukup tinggi hingga menempatkan Indonesia menjadi produsen kakao terbanyak ketiga di dunia. Namun, masa jaya kakao harus kembali redup karena terserang oleh hama Aerocercorps cramerellea Sn dan Helopeltis sp pada awal abad ke-19. Karena produktivitas kakao mulai menurun, lahannya pun digunakan untuk menanam kopi dan karet.

Jenis Kakao yang Dibudidayakan di Indonesia

Sumber: Wallpaper Flare

Ada beragam jenis kakao yang dibudidayakan di Indonesia mulai dari awal masuk hingga sekarang. Jenis kakao di Indonesia antara lain:

  1. Kakao Criollo

Kakao Criollo menjadi kakao paling pertama yang dibawa ke Indonesia oleh Portugal (Portugis). Asal muasal kakao Criollo dari Venezuela. Memang kakao ini terkenal dengan kualitasnya yang bagus, namun dibalik itu sangat rentan terhadap penyakit.

  1. Kakao Forastero

Kakao Forastero mulai dibudayakan di Indonesia pada tahun 1880. Dibandingkan Kakao Criollo, jenis Kakao Forastero lebih tahan terhadap serangan OPT. Bentuknya pun lebih besar dan bulat dibandingkan Kakao Criollo. Daerah asalnya juga sama yaitu Venezuela.

  1. Kakao Java Criollo

Kakao jenis ini merupakan pengembangan Kakao Criollo di Sulawesi Tengah kemudian dibudidayakan di Pulau Jawa. Jenis kakao ini lebih baik dibandingkan kakao indukannya. Jenis kakao Java Criollo mulai dibudidayakan tahun 1888.

  1. Kakao Bulk

Kakao Bulk merupakan pengembangan dari Kakao Forastero. Kakao ini merupakan hasil seleksi BPP Medan pada tahun 1973. Kelebihan kakao ini yaitu lebih tahan dari serangan OPT dibandingkan Kakao Forastero, namun secara rasa tidak sebaik Kakao Criollo.

  1. Kakao Edel

Kakao Edel dikembangkan di Banyuwangi, Jawa Timur. Kakao ini memiliki keunikan dari segi rasa buah-buahan dan kacang-kacangan, warna yang tidak terlalu gelap, namun sayangnya rasa kakao jenis ini cenderung lemah.

Hilirisasi Hasil Kakao di Indonesia

Sumber: Tasting Table

Jika kelapa sawit mulai melek dengan hilirisasi, kakao sudah melek hilirisasi yang dimulai pada tahun 2011. Hilirisasi merupakan proses perubahan ekonomi berkelanjutan yang ditandai dengan pembuatan kebijakan industrialisasi dengan tujuan menambah nilai komoditas lebih tinggi dan menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks. Tidak hanya meningkatkan nilai jual kakao, hilirisasi juga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak karena pengolahan kakao menjadi produk baru tentu membutuhkan tenaga kerja. 

Kementerian Perindustrian menentukan hilirisasi kakao dapat berupa bubuk cokelat, lemak cokelat, makanan dan minuman, serta suplemen dan pangan fungsional. Jadi, dengan hilirisasi mampu meningkatkan konsumsi produk olahan kakao oleh masyarakat. Selain itu, melalui hilirisasi ini pemerintah berharap banyak adanya wirausaha yang lahir dan membantu menaikkan penjualan produk olahan kakao. 

Setelah mengetahui sejarah dan perkembangan perkebunan kakao di Indonesia, pasti mulai muncul keinginan untuk mengkonsumsi hasil kakaonya, kan? Ditambah lagi dengan adanya hilirisasi, sudah pasti lebih mudah untuk langsung membelinya di supermarket terdekat. Dukungan kecil ini tentunya mampu menggerakkan roda perekonomian negara dan membantu petani kakao di Indonesia. Simak terus artikel tentang komoditas ekspor impor Indonesia hanya di website Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin