Diterbitkan 5 Feb 2024

Bioavtur: Solusi Bahan Bakar Pesawat Terbang Menggunakan Minyak Kelapa Sawit

Agri Edu
Bioavtur

Kepedulian industri penerbangan terhadap lingkungan mulai terlihat dengan ditandainya produksi bahan bakar pesawat terbang ramah lingkungan. Hal itu juga berlaku untuk industri penerbangan di Indonesia yang mulai mengembangkan alternatif bahan bakar pesawat terbang tentunya yang ramah lingkungan. Kira-kira apa ya bahan bakar pesawat terbang yang ramah lingkungan? Yuk, baca sampai habis, ya!

Mengenal Avtur dan Bioavtur

Selama ini, pesawat terbang memakai avtur sebagai bahan bakar utamanya. Avtur (Aviation Turbine Fuel) merupakan bahan bakar pesawat yang dihasilkan dari proses penyulingan minyak bumi. Karena sifatnya yang terbatas dan cara mendapatkannya sulit serta kurang ramah lingkungan, akhirnya industri penerbangan mencari bahan bakar pesawat alternatif yang lebih terjangkau, tidak terbatas, serta ramah lingkungan. Pencarian tersebut berakhir pada bioavtur. 

Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat yang terbuat dari campuran avtur dan minyak kelapa sawit sebanyak 2.4% yang kemudian diberi nama Bioavtur J.24. Meskipun tidak 100% menggunakan bahan alternatif, penggunaan minyak kelapa sawit bertujuan mengurangi emisi karbon untuk transportasi udara. 

Proses Pembuatan Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Bakar Pesawat Terbang

Sumber: InfoSAWIT

Bioavtur sebagai bahan bakar pesawat terbang telah banyak digunakan di industri penerbangan di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya di Eropa. Di negara barat, bioavtur menggunakan campuran minyak jagung maupun minyak kacang-kacangan sebagai minyak nabati. Selain itu, bahan bakar ini juga biasa dicampur dengan menggunakan limbah minyak goreng.

Indonesia sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia ternyata juga dimanfaatkan dalam pembuatannya. Di Indonesia, bioavtur didapatkan dari hasil pengembangan katalis “merah putih” oleh Pertamina Research and Technology Innovation (Pertamina RTI) serta Pusat Rekayasa Katalis Institut Teknologi Bandung (PRK-ITB).

Hasil pengembangan tersebut pertama kali diujikan pada pesawat uji coba CN-235 pada 6 Oktober 2021 sebelum akhrnya di uji menggunakan pesawat khusus penumpang pada 27 Oktober 2023. Hasil dari uji coba menunjukkan penggunaan bioavtur dinilai cukup baik dan memenuhi standar sebagai bahan bakar nabati pesawat terbang penumpang. Dari kesuksesan ini, PT Pertamina (Persero) akan melanjutkan produksi bioavtur di Unit Kilang Cilacap.

Perbedaan Bioavtur dan Avtur

Meskipun kedua jenis bahan bakar telah memenuhi standar industri penerbangan, namun tetap saja ada perbedaan diantara keduanya. Nah, perbedaan tersebut antara lain

  • Terbuat dari sumber bahan bakar yang berbeda

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, avtur menggunakan minyak bumi. Sedangkan bioavtur terdiri dari campuran minyak kelapa sawit dan minyak bumi. 

  • Hasil carbon print

Jika ingin membuat hal yang ramah lingkungan harus meminimalisir carbon print (jejak karbon) yang ditimbulkan. Dengan menggunakan bioavtur, carbon print yang dihasilkan lebih rendah karena menggunakan minyak kelapa sawit. 

  • Dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama

Minyak kelapa sawit termasuk sumber daya alam yang terbarukan, sehingga tidak perlu khawatir dengan kelangkaan. Sementara bahan bakar yang terbuat dari minyak bumi tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan rentan akan kelangkaan.

Dengan menggunakan bioavtur selain mengurangi emisi karbon juga diharapkan mengurangi angka impor avtur. Tidak hanya bermanfaat sebagai bioavtur, ternyata kelapa sawit juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar biodiesel yang juga ramah lingkungan. Apa saja ya hasil dari kelapa sawit lainnya? Temukan jawabannya pada artikel Selain CPO, Ternyata Buah Kelapa Sawit Menghasilkan Minyak Lain, Lho serta artikel lainnya yang terdapat di blog Gokomodo. Selamat membaca, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin