Diterbitkan 25 Jul 2023

Digital Farming Bantu Potong Biaya Produksi Pertanian Hingga 10%

Agri Edu
digital farming

Kita ketahui bersama bahwa Digitalisasi Pertanian Penting untuk Ketahanan Pangan. Sejalan dengan hal tersebut, konsep digital farming atau pertanian digital sangat tepat dijalankan di masa sekarang ini. Selain membantu dalam segi waktu, ternyata konsep pertanian semacam ini juga mampu menghemat biaya produksi.

Salah satu contoh penerapan konsep digital farming dapat dilihat dari para petani di Kabupaten Sukoharjo. Bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, percontohan digital farming dilakukan oleh KUB Kepodang Topo, Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari.

Digital farming di Indonesia

Kegiatan panen raya yang diselenggarakan bersama Bupati Sukoharjo. Dalam kesempatan tersebut, bupati menyampaikan bahwa pihaknya selalu mendorong para petani untuk bertani secara modern karena akan membawa banyak keuntungan.

Penggunaan digital farming bagi petani ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengelola biaya produksi, serta meminimalisasi risiko gagal panen akibat perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tumbuhan.

Secara mudah, pertanian digital merupakan sebuah metode pendampingan budidaya tanaman berbasis data yang bisa dianalisis secara sains serta melibatkan berbagai teknologi dalam prosesnya. Mulai dari pengolahan lahan, pemilihan benih unggul, identifikasi cuaca, proses penanaman, pemanenan, hingga pemasaran.

Digital farming perlu adanya sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan dari awal hingga akhir masa budidaya agar dapat diterapkan secara luas oleh para petani. Dengan demikian, dukungan dari pemerintah dan pihak terkait tentu sangat dibutuhkan.

Bank Indonesia juga memberikan bantuan berupa alat digital pembaca tanah yang berfungsi untuk mengetahui zat apa yang terkandung dalam tanah. Dengan begitu, para petani akan lebih mudah apabila ingin mengembalikan kondisi tanah ke bentuk yang sesuai.

Alat pembaca tanah tersebut akan memberi informasi terkait kekurangan zat yang dimiliki tanah. Sehingga, petani akan lebih mudah untuk mengambil tindakan pemupukan yang tepat. Tak hanya itu, penggunaan alat digital pembaca tanah tersebut juga disebut mampu mengurangi biaya produksi hingga 10 persen.

Menariknya lagi, produktivitas juga digadang-gadang mampu meningkat hingga 12 persen. Oleh karena itu, keuntungan yang diterima oleh para petani akan meningkat hingga 20 persen. Bahkan, hasil dari klaster yang telah menggunakan alat digital tersebut juga dapat direplikasi oleh klaster yang lainnya.

Menarik sekali bukan? Dengan bantuan alat digital, kini dapat menentukan suatu tindakan dengan bantuan alat berteknologi canggih. Pantas saja, digital farming disebut-sebut akan memberikan banyak keuntungan bagi kita semua. Nah, apabila kamu tertarik dengan digital farming, jangan lupa baca artikel Gokomodo Berpartisipasi dalam Peluncuran Aplikasi Aria Tani di website Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin