Diterbitkan 23 Jan 2024

Hama Ulat Grayak Yang Menghantui Tanaman Jagung

Agri Edu
Hama ulat grayak

Budidaya tanaman jagung menjadi pusat pertanian ketika sudah memasuki fase pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase itu, tanaman jagung menjadi rentan pada serangan hama ulat grayak. Hama ulat grayak adalah hama utama pada budidaya tanaman jagung sehingga petani menjadi was was akan kegagalan panen yang akan menimpanya. – Inilah 3 Jenis Gulma Jagung yang Perlu Kamu Waspadai!

Hama ulat grayak berasal dari daerah tropis di belahan bumi barat mulai dari Amerika Serikat hingga Argentina. Pada tahun 2016 pertama kali dilaporkan di Afrika Barat dan Tengah, sehingga kini mengancam Afrika dan Eropa.

Ulat grayak paling berbahaya pada fase larva karena menyebabkan kerusakan dengan memakan dedaunan. Larva muda akan memakan jaringan daun dari satu sisi, membiarkan lapisan epidermis di sisi lainnya tetap utuh. Pada fase selanjutnya, larva mulai membuat lubang pada daun, dan makan dari tepi daun ke dalam. Daun jagung yang berlubang tentu akan mengurangi kemampuan tanaman dalam menghasilkan energi. Larva yang sudah tua justru cenderung mengakibatkan dampak yang lebih luas. Menurut data penelitian dengan kepadatan rata-rata 0,2 hingga 0,8 larva per tanaman selama tahap akhir putaran dapat mengurangi hasil sebesar 5 hingga 20 persen.

Berikut ciri-ciri hama ulat grayak Frugiperda :

  1. Kepala terdapat garis menyerupai huruf Y terbalik
  2. Abdomen segmen 8 terdapat empat bintik besar
  3. Terdapat 3 garis pada bagian atas tubuh (dorsal dan sub dorsal)
  4. Garis tebal seperti pita pada lateral tubuh

Hama ulat grayak perlu dikendalikan dengan baik dan sistematis, berikut berbagai macam cara yang dapat membantu mengendalikan serangan hama ulat grayak frugiperda:

Upaya Pengendalian Hama Ulat Grayak

  1. Aplikasi benih unggul dan varietas tahan hama
  2. Tanam tepat waktu dan serentak/seragam pada satu lahan untuk mencegah terus tersedianya inang dan makanan yang disukai larva Frugiperda 
  3. Pengamatan kondisi pertanaman periodik secara intensif dilapangan minimal 1x seminggu dengan prinsip 6 tepat. Pengamatan dilakukan antara lain terhadap kesehatan tanaman, ada/tidaknya tanda serangan Frugiperda,
  4. Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun, penyiangan
  5. Penggunaan pupuk berimbang dan menghindari pupuk N berlebih.
  6. Penanaman tanaman jagung secara tumpangsari efektif seperti tanaman ubi kayu dan Desmodium yang bersifat repellant dan rumput gajah yang bersifat menarik ngengat betina sehingga larva tidak tumbuh dengan baik karena kurang nutrisi. Tumpangsari akan memberikan tingkat keanekaragaman tanaman yang tinggi sehingga potensial bagi tumbuh dan berkembangbiaknya musuh alami.
  7. Pengendalian secara mekanis dengan cara mencari dan membunuh larva dan telur dengan tangan. Alternatif lain dapat dilakukan penaburan serbuk gergaji, abu, dan pasir  pada bagian daun  muda yang masih menggulung untuk mengeringkan larva.
  8. Penggunaan biopestisida
  9. Penggunaan pestisida alami seperti ekstrak dari tumbuhan mimba, acasia, marigold, bunga saliara/tembelekan, jarak pagar, cabai, bawang, tembakau, bunga matahari, krisan, dan sereh

Memang mengerikan ya serangan hama ulat grayak ini? Nah, jangan lupa bagikan artikel ini pada rekan yang sedang budidaya tanaman jagung, ya. Jangan lupa juga simak artikel lain tentang serangan hama yang mengganggu tanaman hanya di blog Gokomodo!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin