Herbisida Perkebunan Beserta Bahan Aktifnya yang Sering Dipakai Perkebunan
Keberhasilan perkebunan kelapa sawit dapat diamati dari keberhasilan pengelola dalam melindungi tanaman, baik dari gulma, penyakit, maupun hama. Apabila pengendalian organisme pengganggu tanaman tersebut berhasil, maka hasil produksi sawit akan semakin optimal dan pada akhirnya mampu mencapai produktivitas yang tinggi.
Secara umum, keberadaan gulma di perkebunan kelapa sawit sangatlah merugikan. Sebab, gulma akan menjadi pesaing tanaman utama dalam menyerap unsur hara dan air, menghambat akses jalan bagi para pekerja, serta kemungkinan menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit.
Pengendalian Gulma dengan Herbisida Perkebunan
Ada dua cara pengendalian gulma secara umum yang biasa digunakan oleh petani. Pertama yaitu pengendalian mekanik atau manual yang dilakukan dengan membersihkan gulma menggunakan cangkul. Sementara itu, pengendalian gulma yang kedua dilakukan secara kimiawi, yakni dengan pengaplikasian herbisida.
Pengendalian gulma secara kimiawi ini dilakukan dengan cara menyemprot sepanjang strip barisan tanaman. Dengan cara ini, gulma yang mati di sekitar tanaman tidak akan terbongkar keluar sehingga bahaya erosi dapat ditekan. Selain itu, pekerjaan pengendalian gulma juga dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat.
Gulma di perkebunan kelapa sawit tentunya sangat beragam. Namun, setidaknya ada lima spesies gulma dominan, yaitu Imperata cylindrica, Asystasia intrusa, Melastoma affine, Panicum repens, dan Borreria alata. Adapun herbisida perkebunan kelapa sawit yang dapat digunakan, antara lain herbisida sistemik dengan jenis sebagai berikut:
1. Kleen up 480 SL dengan bahan aktif isopropil amina glifosat.
2. Lindomin 685 SL dengan bahan aktif 2,4 D dimetil amina.
3. Bimastar 240/120 AS dengan bahan aktif isopropil amina glifosat + 2,4 D dimetil amina.
Hasil Pengendalian Gulma dengan Herbisida Perkebunan
Dalam sebuah penelitian, dari tiga jenis herbisida yang disebutkan di atas, jenis herbisida perkebunan yang paling efektif untuk mengendalikan spesies gulma I. cylindrica adalah herbisida yang mengandung bahan aktif isopropilamina glifosat. Selain itu, herbisida dengan kandungan bahan aktif isopropilamina glifosat+2,4 D dimetil amina juga cukup efektif.
Bahan aktif isopropilamina glifosat merupakan herbisida sistemik purna tumbuh yang mampu mengendalikan alang-alang. Bahan ini sangat cocok digunakan karena I. cylindrica merupakan gulma yang tergolong rerumputan.
Sementara itu, herbisida yang paling efektif untuk mengendalikan spesies gulma A. intrusa adalah herbisida yang mengandung bahan aktif 2,4 D dimetilamina. Hal ini karena A.intrusa merupakan golongan gulma berdaun lebar yang sangat cocok dikendalikan dengan herbisida 2,4 D dimetilamina. Selain itu, herbisida dengan bahan aktif 2,4 D dimetil amina juga paling efektif untuk mengendalikan gulma M. affine.
Cara Kerja Herbisida Perkebunan Kelapa Sawit
Jika kamu bertanya bagaimana cara kerja herbisida? Jawabannya adalah herbisida akan masuk ke dalam jaringan tumbuhan melalui stomata daun. Molekul herbisida akan menembus lapisan luar tubuh tanaman yang dikenal sebagai lapisan kutikula daun, lalu molekul tersebut akan diabsorbsi dan ditranslokasikan melalui simplas atau floem bersama dengan hasil asimilasi.
Secara umum, herbisida akan ditranslokasikan ke bagian titik tumbuh atau jaringan meristematik dimana sel-sel muda sedang tumbuh dengan cepat. Perlu diketahui, jaringan tumbuhan akan mengalami beberapa reaksi seperti yang dapat membunuh tanaman.
Dalam terjadinya reaksi-reaksi tersebut, molekul herbisida akan ikut berperan dan bersifat racun. Dengan demikian, gulma akan mati karena reaksi-reaksi kimia yang terjadi tidak dapat berlangsung secara optimal.Selain kelapa sawit, baca juga Cara Mengendalikan Gulma Tanaman Padi dengan Herbisida Padi Berikut! di website Gokomodo untuk menambah wawasanmu, yuk!