Diterbitkan 8 Dec 2023

Inilah Akibat dari Penggunaan Pupuk Nitrogen yang Berlebihan

Agri Edu
Pengggunaan Pupuk Nitrogen

Pemupukan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, pemupukan yang dilakukan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan dosis anjuran justru membawa dampak negatif, baik bagi tanaman maupun bagi lingkungan sekitar.

Sebagai contoh adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang berlebihan karena dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Padahal, penggunaan pupuk ini secara sembarangan akan menimbulkan masalah yang serius di kemudian hari. Oleh karena itu, bijak menggunakan pupuk Nitrogen harus kita mulai dari sekarang.

Alasan Mengapa Harus Bijak Menggunakan Pupuk Nitrogen

Selama beberapa dekade terakhir, sebagian besar petani di dunia mengikuti tren pemupukan intensif guna mencapai hasil yang lebih besar. Salah satunya dengan menggunakan pupuk berbahan dasar urea atau amonium. Pupuk jenis ini menghasilkan amonium yang kemudian diubah menjadi senyawa nitrat melalui proses oksidasi dengan mediasi secara biologis. 

Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan akan berakibat buruk bagi tanaman dan lingkungan. Sebab, ketika pupuk diterapkan lebih cepat daripada kemampuan tanaman untuk menggunakannya, maka bakteri yang ada di dalam tanah akan mengubahnya menjadi senyawa nitrat. 

Nitrat sendiri cenderung terakumulasi secara berbeda pada tanaman tertentu. Perbedaan akumulasi nitrat pada komponen komoditas pertanian tersebut dibedakan berdasarkan spesies, sejarah genetik, variabel agronomi, sifat, varietas tanaman, keadaan lingkungan, masa panen, kondisi penyimpanan pasca panen, dan tingkat penggunaan pupuk. 

Nitrat yang larut dalam air selanjutnya akan dibuang dari tanah melalui limpasan. Hal ini kemudian menyebabkan pencemaran air tanah, muara, sungai, hingga lautan pesisir. Bahkan, pencemaran akibat nitrat dapat menyebabkan sumur minum tidak bisa lagi digunakan oleh masyarakat. 

Bahaya nitrat lainnya adalah mendorong pertumbuhan tanaman air di sungai. Pertumbuhan tanaman air yang tidak terkontrol tentunya akan menyebabkan lalu lintas air menjadi terhambat. Selain itu, ketika tanaman air mati, proses pembusukannya juga akan menghilangkan oksigen dari air dan menyebabkan hewan-hewan yang ada di dalam sungai seperti ikan dan kerang menjadi mati.  

Bahaya penggunaan pupuk Nitrogen secara berlebihan juga dapat dilihat dari penyebaran amonia yang menguap dan membentuk partikel halus di atmosfer. Amonia merupakan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga keberadaannya yang berlebihan di alam akan mengganggu kehidupan sehari-hari. 

Bahaya Lain Penggunaan Pupuk Nitrogen Kurang Bijak

Selain itu, proses nitrifikasi juga akan melepaskan sejumlah kecil dinitrogen oksida yang nantinya akan bercampur ke stratosfer. Kombinasi keduanya lama kelamaan akan merusak lapisan ozon. Selain itu, Nitrogen oksida tidak hanya merusak lapisan ozon, melainkan juga berkontribusi besar terhadap terjadinya efek rumah kaca.

Penggunaan pupuk Nitrogen dalam pertanian modern telah diketahui mengakumulasi banyak nitrat pada hasil pertanian, yang bahkan dapat mencapai tingkat beracun. Hal ini bisa saja disebabkan oleh penggunaan pupuk Nitrogen yang tidak sesuai dengan dosis maupun kebijakan pertanian di berbagai wilayah di dunia.

Jika tidak segera diperbaiki, kekhawatiran akan ketersediaan pasokan makanan higienis akan terus meningkat. Selain itu, bahaya yang akan terjadi pada lingkungan juga harus diperhatikan, mengingat dampak pemupukan Nitrogen secara berlebihan sudah sangat membahayakan.

Demikian informasi mengenai alasan mengapa kita harus bijak dalam menggunakan pupuk Nitrogen untuk menyuburkan tanaman. Hindari penggunaan pupuk melebihi dosis yang dianjurkan karena akumulasi nitrogen di alam dalam bentuk nitrat dan amonia akan sangat membahayakan lingkungan sekitar. Kenali 3 Bentuk Pupuk Nitrogen Beserta Karakteristiknya untuk mengetahui seperti apa bentuk pupuk Nitrogen yang beredar di pasaran. Kunjungi website Gokomodo sekarang juga!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin