Diterbitkan 15 May 2023

Inilah yang Terjadi Jika Dunia Tanpa Minyak Sawit

Agri Edu
minyak sawit

Bagi kelompok antisawit, meningkatnya konsumsi minyak sawit dunia seringkali disangkutpautkan dengan terjadinya peningkatan deforestasi. Padahal, Industri Kelapa Sawit Terbukti Mendukung Ketahanan Lingkungan yang Berkelanjutan dan deforestasi tidak hanya disebabkan perkebunan kelapa sawit saja. Tanaman lain juga berperan dalam pembukaan lahan secara masif.

Perlu diketahui, di seluruh dunia dikenal 17 jenis minyak nabati dengan 4 jenis minyak nabati utama yang dikonsumsi masyarakat global. Keempat jenis minyak tersebut antara lain minyak sawit, minyak rapeseed, minyak kedelai, dan minyak biji bunga matahari. Lantas, apakah deforestasi akan menurun apabila dunia tidak lagi menggunakan minyak sawit?

Dari data yang dihimpun oleh PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) di tahun 2020. Tercatat luas area perkebunan kedelai mencapai 127 juta hektare dan diikuti oleh luas perkebunan rapeseed sebanyak 35,5 juta hektare. Sementara itu, luas perkebunan bunga matahari 27,6 juta hektare dan terakhir luas area perkebunan kelapa sawit sekitar 24 juta hektare.

Skenario pertama adalah “Dunia dengan Sawit (S0), yaitu kondisi aktual di tahun 2020 dimana luas total tanaman minyak nabati dunia adalah 214,1 juta hektare dengan jumlah produksi sebesar 191 juta ton. Sementara skenario kedua, “Dunia Tanpa Minyak Sawit (S1)”, yaitu kondisi jika minyak sawit tidak ada dalam jajaran minyak nabati dunia. Dari dua skenario ini, pertanyaan apa yang akan terjadi apabila dunia tanpa minyak sawit tentunya akan terjawab.

Bagaimana kondisi dunia tanpa minyak sawit?

Pada skenario S0, untuk bisa mencapai produksi minyak nabati dunia sebesar 191 juta ton, maka perhitungannya sama seperti saat ini. Sebab, skenario S0 merupakan gambaran kondisi aktual yang terjadi sekarang. Sementara untuk bisa mencapai produksi minyak nabati dunia sebesar 191 juta ton pada skenario S1. Kebutuhan dunia harus bisa memenuhi 54% dari minyak kedelai, 25% dari minyak rapeseed, dan 21% dari minyak biji bunga matahari.

Melalui skenario S1 tersebut, studi PASPI memperkirakan bahwa akan terjadi ekspansi kebun kedelai dunia dari yang awalnya hanya 127 juta hektare meningkat menjadi 239 juta hektare. Selain itu, peningkatan luas areal tanaman juga terjadi pada rapeseed, yakni dari 35,5 juta hektare menjadi 65,5 juta hektare, dan pada tanaman bunga matahari, yakni dari 27,6 juta hektare menjadi 52,6 juta hektare.

Dengan demikian, luas tambahan deforestasi dunia yang disimpulkan dari studi PASPI jika “Dunia Tanpa Minyak Sawit” akan mencapai 167 juta hektare. Angka tersebut didapatkan dari 112 juta hektare untuk tambahan ekspansi kedelai, 30 juta hektare untuk tambahan ekspansi rapeseed, dan 25 juta hektare untuk tambahan ekspansi bunga matahari.

Pada akhirnya, kondisi “Dunia Tanpa Minyak Sawit” tidak akan lebih baik dari “Dunia dengan Sawit”. Sebab, masyarakat yang menjadi produsen minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak biji bunga matahari di berbagai negara akan tetap harus melakukan tambahan deforestasi seluas 167 juta hektare untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia. 

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika “Dunia Tanpa Minyak Sawit” justru akan memicu terjadinya deforestasi dunia yang lebih luas. Untuk itu, selalu kunjungi website Gokomodo untuk mendapatkan update informasi seputar perkembangan kelapa sawit dunia. 

whatsapp
twitter
facebook
linkedin