Diterbitkan 24 Apr 2023

Industri Kelapa Sawit Terbukti Mendukung Ketahanan Lingkungan yang Berkelanjutan

News
kelapa sawit mendukung berkelanjutan

Industri kelapa sawit merupakan industri yang populasinya banyak di Indonesia, bahkan diadakannya Upaya Penurunan Emisi dan Mitigasi Perubahan Iklim oleh Perkebunan Kelapa Sawit. Dalam pendirian industri kelapa sawit mempertimbangkan keseimbangan faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan agar sesuai dengan SDGs.

Keberlanjutan ketahanan lingkungan yang didapat dari kelapa sawit dapat dilihat dari:

Fungsi kelapa sawit sebagai penyedia oksigen dalam ekosistem

Menjadi ketentuan alam apabila sebagian besar tumbuhan menyediakan oksigen agar bisa digunakan makhluk hidup agar tetap hidup. Tidak hanya itu, kelapa sawit juga mampu menyerap kelebihan karbondioksida (CO2) yang diubah menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. Sebesar 64.5 ton karbondioksida diserap oleh pohon kelapa sawit dan menghasilkan 18.7 ton oksigen setiap tahunnya.

Kemampuan mengubah energi

Banyaknya energi dari matahari yang diserap oleh kelapa sawit tidak hanya digunakan dalam proses fotosintesis tetapi juga menghasilkan minyak sawit dan biomass. Dari pengubahan energi ini, kelapa sawit mampu menghasilkan 4.3 ton minyak sawit.

Paling sedikit emisi yang dihasilkan

Dari beragam minyak nabati, minyak kelapa sawit menghasilkan emisi karbon yang paling rendah. Menurut Euro Lex, biodiesel hasil kelapa sawit menghasilkan emisi 62% lebih rendah daripada energi fosil yang digunakan setiap harinya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menerapkan penggunaan biodiesel dari 2010-2020 dengan hasil penurunan emisi sebanyak 400 kali lipat selama 10 tahun tersebut. 

Melestarikan biodiversitas lain dalam satu ekosistem

Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dikhawatirkan akan menghilangkan keanekaragaman hayati disekitar perkebunan. Menurut Beyer (2020), hilangnya keanekaragaman hayati akibat produksi minyak sawit lebih rendah 284% SRL (Species Richness Loss) dibandingkan minyak kedelai, 79% dibandingkan rapeseed oil, dan 44% dibandingkan minyak biji bunga matahari. 

Berpartisipasi dalam Net Carbon Sink

Net Carbon Sink merupakan komitmen penyerapan emisi karbon lebih banyak daripada yang dihasilkan dan upaya untuk mewujudkan target Zero Emission pada tahun 2060. Agar keduanya bisa tercapai, maka diperlukan GAP (Good Agricultural Practices) untuk meningkatkan produktivitas kebun sebanyak 54% dan penurunan emisi sebanyak 35%. Penggunaan biomass dan POME juga dapat menurunkan emisi karbon pada industri sawit hingga 96%.

Dengan adanya perkembangan teknologi, diharapkan semakin banyak industri-industri lain yang memanfaatkannya sesuai dengan SDGs yang telah disepakati. Temukan artikel seputar kelapa sawit dan ketahanan lingkungan lainnya melalui website Gokomodo!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin