Jangan Terlewat Inilah Pentingnya Rotasi Tanaman Agar Tetap Menjaga Kesuburan Lahan
Tahukah kamu ada berbagai jenis praktik tanaman yang bisa kamu lakukan di Indonesia? Salah satu praktiknya yang sering digunakan yaitu rotasi tanaman. Prinsip rotasi dengan terus menerus membuat lahan pertanian produktif dengan jenis tumbuhan yang berbeda setiap waktunya. Lahan yang terjaga produktivitasnya akan menghasilkan panen yang berkualitas dengan jumlah yang banyak pula. Artikel ini akan membahas tentang rotasi tanaman dan manfaatnya bagi lingkungan.
Rotasi Tanaman, Apakah Itu?
Rotasi tanaman merupakan sebuah praktik pertanian yang melibatkan penanaman minimal dua jenis tanaman secara bergantian pada lahan yang sama dan dalam periode waktu tertentu. Dalam prakteknya, petani biasanya tidak menanam tanaman yang sama dalam dua musim tanam berurutan. Konsep ini terletak pada cara pemanfaatan perbedaan karakteristik akar, kebutuhan nutrisi, dan siklus hidup berbagai jenis tanaman. Akar tanaman menembus tanah pada kedalaman yang berbeda, sehingga memperbaiki struktur tanah.
Tidak semua tanaman bisa menerapkan sistem rotasi. Biasanya tanaman yang sering dilakukan rotasi tanaman yaitu golongan polong-polongan (legume). Tanaman legume terkenal dengan kemampuannya untuk mengikat nitrogen bebas ke dalam tanah dengan bantuan bakteri rhizobia pada akar. Bakteri ini melakukan proses yang disebut dengan fiksasi. Proses fiksasi bisa mengubah nitrogen bebas menjadi nitrogen organik pada tanah, sehingga kebutuhan nitrogen tersedia untuk tanaman yang ditanam selanjutnya.
Manfaat Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman memang sudah dilakukan sejak zaman dahulu dan masih berkembang dikemudian. Perlakuan rotasi biasanya telah menjadi solusi untuk berbagai masalah lingkungan hingga sekarang. Praktik pertanian yang masih dipertahankan dari zaman dahulu tentu memiliki manfaat yang tidak diragukan lagi. Apa saja manfaatnya?
Pemulihan Nutrisi Tanah
Penggunaan cara seperti ini dipercaya memperbaiki dan memulihkan kondisi tanah. Bagaimana bisa? Rotasi tanaman menggunakan pola tanam yang berbeda dan terencana menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dan menjaganya agar tidak berkurang. Dalam hal ini, nutrisi yang terjaga yaitu nitrogen bebas yang diikat oleh akar tanaman.
Rotasi tanaman melibatkan tanaman penutup tanah yang sengaja dibiarkan tumbuh setelah panen. Selain tanaman legum, biasanya tanaman penutup tanah berupa rerumputan. Tanamna ini memberikan kontribusi bahan organik ke tanah saat sudah terurai. Proses ini mempengaruhi struktur tanah dan meningkatkan ketahanan air.
Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman
Tahukah kamu, kalau rotasi menjadi salah satu cara pengendalian hama terpadu? Dengan melakukan rotasi terencana, resiko penyebaran penyakit dan persebaran hama spesifik pada tanaman bisa berkurang drastis. Hal ini didasari bahwa beberapa jenis penyakit dan hama hanya memiliki kecenderungan untuk menyerang tanaman yang sama secara berurutan.
Ada beberapa jenis tanaman penutup bisa membasmi hama dan penyakit secara alami, misalnya clover atau mustard yang menghasilkan senyawa kimia alami yang menghambat pertumbuhan patogen tanah. Jika tanaman penutup bisa mengendalikan hama dan penyakit, penggunaan bahan kimia bisa berkurang.
Peningkatan Biodiversitas Tanah
Rotasi tanaman memperkenalkan berbagai jenis tanaman ke dalam lahan pertanian, sehingga terdapat berbagai macam mikroba yang ada di dalam tanah. Sistem perakaran setiap tanaman penutup berbeda-beda, sehingga menciptakan mikrohabitat yang beragam di dalam tanah. Mikrohabitat mendorong adanya keanekaragaman mikroorganisme dan makhluk hidup lainnya di dalam tanah. Semakin banyak keanekaragaman mikroorganisme, semakin seimbang ekosistem tanah, menjaga siklus nutrisi, dan memberikan kestabilan pada tanah.
Perbaikan Ketersediaan Unsur Hara Esensial
Mengenalkan berbagai jenis tanaman secara terencana dan dalam jangka waktu tertentu pada satu area lahan pertanian akan memperkaya nutrisi pada tanah. Pada rotasi tanaman, nutrisi yang dibutuhkan antara tanaman satu dengan tanaman lainnya tentu berbeda. Belum lagi ada tambahan sisa-sisa tanaman sebelumnya yang mulai terurai dengan tanah. Sisa nutrisi tanaman sebelumnya digabungkan dengan tanaman sisa sebelumnya akan memperkaya tanah dengan nutrisi berupa unsur hara makro dan tanaman mikro.
Selain tersedianya cukup nutrisi untuk ditanami tanaman utama, menerapkan rotasi bisa mencegah tanaman mengalami kelebihan nutrisi. Kelebihan nutrisi bukanlah hal yang baik dan mengancam kematian pada tanaman. Rotasi dapat mencegah depleksi nutrisi tertentu yang bisa terjadi pada satu jenis tanaman yang ditanam secara terus menerus. Dengan tersedianya nutrisi alami dalam tanah, penggunaan pupuk–terutama pupuk kimia–bisa diminimalisir.
Ternyata rotasi tanaman memainkan peran penting bagi pertanian. Dengan melakukan rotasi tanaman yang benar dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan karbon, kandungan bahan organik tanah, dan mengikat nitrogen bebas ke dalam tanah. Menerapkan praktik rotasi tanaman tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga menjaga kesehatan ekosistem tanah dalam jangka panjang. Selain rotasi tanaman, ada juga praktik pertanian yang bisa dicoba misalnya Sawah Surjan: Kearifan Lokal Petani Kulon Progo untuk Bercocok Tanam. Temukan artikel lainnya tentang praktik pertanian di Indonesia hanya di blog Gokomodo, ya!