Sawah Surjan: Kearifan Lokal Petani Kulon Progo untuk Bercocok Tanam
Indonesia kaya akan kearifan lokal baik dalam semua aspek, termasuk aspek agrikultur. Sawah Surjan merupakan sawah dengan kearifan lokal yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo. Kulon Progo merupakan daerah rawa yang rawan banjir, sehingga saat dilanda hujan air Sungai Serang meluap dan membanjiri wilayah di sekitarnya.
Dinamakan sawah surjan karena terinspirasi dari motif lurik pakaian tradisional pria adat jawa. Sawah surjan jika dilihat dari kejauhan mirip dengan deretan motif lurik pakaian tradisional surjan. Selain merupakan kearifan lokal, ternyata sawah tipe ini termasuk implementasi Smart Agriculture, lho.
Asal Muasal Sawah Surjan
Tanah di Kabupaten Kulon Progo mengandung pasir dan memiliki lapisan yang tipis. Hal ini menyebabkan tanah cepat mengering ketika musim kemarau dan sulit untuk ditanami. Sementara itu, ketika musim hujan air akan mudah meluap karena laju resapan air yang lambat. Mengetahui kondisi ini, para petani mengembangkan konsep Sawah Surjan. Konsep sawah ini yaitu menanami lahan dengan tanaman semusim saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pada musim tersebut lahan hanya dapat ditanami tanaman selain padi dan lebih cocok menanam umbi-umbian. Jadi, pada area persawahan surjan terdapat dua jenis tanaman yang ditanam bersamaan yaitu padi dan tanaman palawija.
Kelebihan Sawah Surjan
Meskipun hanya ditemui di Kabupaten Kulon Progo, sawah surjan tetap memiliki kelebihan dibandingkan dengan sawah pada umumnya. Kelebihannya yaitu:
- Dalam satu lahan dapat menggabungkan tanaman padi dengan tanaman palawija menggunakan sistem tumpangsari. Dampaknya, tanaman akan lebih tahan terhadap ledakan hama. Ternyata rahasia kelebihannya ada di tanaman palawija sebagai pemisah antara deretan tanaman padi.
- Jika tanaman yang ditanam berbeda dalam satu lahan, otomatis pendapatan petani juga bertambah. Bayangkan saja dalam satu kali panen bisa memanen padi dan palawija secara bersamaan, cuan kan?
- Menjaga kualitas tanah agar tidak masam, mengurangi dampak buruk kekeringan, mengurangi kemungkinan terkena racun akibat genangan, serta mengurangi resiko kegagalan dalam budidaya padi.
- Keunikan sawah ini menjadi daya tarik para wisatawan. Sehingga, sawah jenis ini bisa menjadi destinasi wisata di pedesaan dan menambah pendapatan wilayah di sekitarnya.
Dengan kondisi tanah yang khusus, sawah surjan tentunya dikelola dengan cara yang berbeda dibandingkan sawah-sawah pada umumnya. Pengelolaan yang dilakukan meliputi:
Pengelolahan tanah dengan guludan beralur
Tanah pada sawah ‘dimanipulasi’ agar keadaan tanah ideal untuk bercocok tanam. Pembuatan guludan beralur adalah menympuk tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur dengan tujuan mempermudah drainase. Pembuatan guludan merupakan adaptasi petani dengan kondisi lahan yang berlereng kurang dari 1% dan kemampuan permeabilitas tanah rendah. Guludan biasanya dibuat dengan menumpukkan tanah pada suatu jalur memanjang searah lereng, sehingga pada bagian kanan kiri sawah terdapat saluran pembuangan air.
Pola tanam khusus
Pola tanam sawah surjan berbeda dengan sawah lainnya. Pada sawah surjan, pola tanam yang digunakan yaitu pola tanam polikultur. Pola tanam polikultur merupakan penanaman beberapa jenis tanaman budidaya pada satu lahan. Pada sawah surjan, tanaman padi ditanam pada alur bawah, sementara tanaman palawija ditanam pada alur atas atau alur guludan.
Dari hasil penelitian, sawah tipe ini ternyata lebih tahan serangan OPT dan penyakit dibandingkan dengan sawah lembaran pada umumnya. Hal ini disebabkan karena modifikasi habitat dengan menggunakan alur habitat akuatik dan guludan, sehingga komponen hayati yang dilibatkan dalam ekosistem persawahan menjadi lebih banyak. Komponen hayati diperlukan sebagai agen hayati untuk mengendalikan serangan OPT tertentu yang sering menyerang tanaman sawah dan palawija.
Dengan adanya sawah tipe ini membantu ketahanan dan ketersediaan pangan di wilayah Kulon Progo dan sekitarnya. Selain itu, sawah surjan mampu melestarikan ekosistem persawahan meskipun dengan kondisi seadanya. Temukan berbagai penerapan kearifan lokal dalam agrikultur pada artikel Pengendalian Hama di Berbagai Daerah di Indonesia Selain Pakai Insektisida dan artikel lainnya di website Gokomodo, ya!