Diterbitkan 10 Jan 2024

Kenali Hama Tanaman Kentang dan Cara Pengendaliannya

Agri Edu
hama tanaman kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas hortikultura yang berupa tanaman sayuran perdu semusim. Tanaman ini berkembang biak menggunakan umbi dan sehingga memiliki potensi menjadi alternatif bahan pangan pokok – Ketahui 5 Tanaman Pangan Pengganti Nasi

Sebagai tanaman yang dapat tumbuh optimal di daerah dingin, kentang rupanya memiliki jumlah hama dan penyakit yang sangat banyak. Setidaknya, ada sekitar 266 hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini, mulai dari 6 bakteri, 23 virus, 38 cendawan, 1 viroid, 68 nematoda, 2 mikoplasma, dan 128 insekta. Membahas mengenai hama tanaman kentang, kali ini Gokomodo akan menjelaskan empat hama utama yang biasa menyerang. Simak artikel berikut ini, yuk!

1. Ulat penggerek daun (Phthorimaea operculella)

Ulat penggerek daun menjadi hama utama tanaman kentang karena mampu merusak bibit dan daun tanaman. Hama ini merupakan fase anakan dari ngengat berwarna coklat yang aktif bertelur di malam hari. Tak hanya bertelur di permukaan bawah daun, ngengat juga meletakkan telurnya di permukaan umbi yang muncul di permukaan tanah maupun di sekitar mata tunas.

Sebagai upaya pencegahan, kamu bisa membuat pembumbunan bedengan budidaya sehingga umbi kentang tidak menyembul ke permukaan tanah. Selain itu, kamu juga bisa menanam refugia seperti kenikir dan tanaman labu karena keduanya memiliki bunga penarik serangga predator Copidosoma koehleri dan Chelonus blackburni yang merupakan musuh utama ngengat Phthorimaea operculella.

2. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Hama utama tanaman kentang lainnya adalah ulat tanah atau Agrotis ipsilon. Hama ini berkembang biak dengan cara bersembunyi di dalam tanah dan menyerang tanaman kentang dengan cara memakan bagian pangkal batang muda di malam hari. Umumnya, ulat tanah akan menyerang tanaman kentang yang berumur 25–35 hari setelah tanam.  

Salah satu upaya alami yang bisa kamu lakukan untuk mencegah serangan hama ini adalah melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan berasal satu keluarga. Rotasi tanaman dengan cara ini akan meminimalisir serangan berskala besar yang biasanya juga menyerang keluarga Solanum lain, seperti cabai, tomat, dan terong.

Adapun pengendalian hama juga bisa dilakukan secara kimiawi dengan cara mengaplikasikan Chlordane atau Heptachlor dengan dosis 50 kg/ha pada saat pengolahan tanah, serta menggunakan senyawa aktif 5% Carbaryl sebanyak 25-60 kg/ha. 

3. Aphids (Myzus persicae)

Aphids merupakan serangga bersayap dengan warna kuning yang memiliki ukuran sekitar 1 mm. Serangga jenis ini menjadi salah satu hama utama kentang karena dapat menghisap cairan tanaman di bagian cabang dan daun tanaman muda. Akibatnya, daun yang terserang akan tergulung, berukuran kecil, dan tidak bisa terbuka sempurna. Bahkan, daun akan mengering dan mati selang beberapa hari setelah terserang.

Bukan hanya bertindak sebagai hama, serangga aphids juga menjadi pembawa virus leafroll (PLRV) dan virus mosaic (PVY) dengan cara berpindah dari tanaman satu ke tanaman yang lain. Oleh karena itu, serangan aphids harus benar-benar diwaspadai. 

Sebagai upaya pencegahan, kamu bisa menyediakan habitat serangga ladybug dengan menanam refugia berupa bunga matahari. Ladybug merupakan predator serangga aphids yang akan memakan mereka ketika menyerang tanaman kentang.

Selain cara alami, aphids juga dapat dikendalikan secara kimia dengan cara mengaplikasikan insektisida Thiamethoxam 25 WG berdosis 600 g/ha, atau dengan penyemprotan Imidacloprid 70 WG dengan dosis 125 g/ha. Pemberian Phorate saat melakukan pengolahan tanah juga menjadi upaya pencegahan yang efektif.

4. Oteng-oteng (Epilachna vigintioctopunctata)

Hama tanaman kentang yang terakhir adalah oteng-oteng atau kumbang kecil berwarna oranye dengan bintik berwarna hitam. Kumbang dengan ukuran panjang 1 cm ini memiliki larva yang dapat memakan permukaan daun kentang. Hama kumbang akan menyerang di bagian atas maupun di bagian bawah. 

Adapun salah satu cara pencegahan hama ini adalah dengan tidak menanam kentang secara terus menerus. Alternatifnya, biarkan lahan selama kurang lebih 1 minggu supaya terpapar sinar matahari langsung. Dengan cara ini, telur dan larva oteng-oteng akan mati secara perlahan. 

Itulah empat jenis hama tanaman kentang yang perlu kamu waspadai. Selalu perhatikan tanaman secara berkala untuk mendeteksi gejala serangan hama tersebut agar tidak semakin meluas. Semoga bermanfaat, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin