Ketahui Tahapan Menanam Sawit dengan Baik Berikut!
Semakin pesatnya kemajuan industri kelapa sawit tentunya harus diimbangi dengan hasil panen yang berkualitas. Untuk mendapatkan hasil panen sawit yang memuaskan tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah menanam sawit di lahan perkebunan dengan cara yang baik dan benar.
Berdasarkan modul Standar Operasional Prosedur Manajemen Penanaman Kelapa Sawit dengan nomor SOP AGRO-06/00 yang diterbitkan Serikat Petani Kelapa Sawit, setidaknya ada 5 tahapan dalam menanam sawit. Ingin tahu apa saja tahapnya? Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Tahapan Menanam Sawit
Lima tahapan menanam sawit berikut ini akan membantu kamu dalam budidaya kelapa sawit. Simak dengan baik, ya!
1. Persiapan Lahan
Dalam persiapan lahan, umumnya ada dua jenis tanah yang cocok dijadikan sebagai media tanam kelapa sawit, yakni lahan mineral dan lahan gambut. Akan tetapi, kedua jenis lahan tersebut memiliki persiapan lahan yang berbeda, terutama pada persiapan dan pemadatannya.
Untuk lahan mineral, sebelum kegiatan tanam tanah harus disiapkan minimal 1 bulan untuk mematangkan tanah. Sementar untuk lahan gambut, areal yang akan digunakan harus dibiarkan saja selama kurang lebih 6 bulan untuk memicu pemadatan secara alami. Selain itu, pemadatan jalur tanam di lahan gambut juga harus dilakukan secara mekanis dan tidak boleh dilakukan saat musim hujan.
2. Persiapan Areal Tanam
Jika lahan yang akan digunakan sudah siap, saatnya mempersiapkan areal tanam. Umumnya, areal tanam kelapa sawit sudah tertutupi oleh tanaman kacang-kacangan terlebih dahulu, dengan persentase minimal sekitar 80%.
Di areal tanam inilah, kamu harus membuat lubang tanam untuk meletakkan bibit kelapa sawit. Lubang tanam tersebut harus memiliki titik pancang dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanam ini setidaknya harus dibuat dua minggu sebelum hari H penanaman bibit sawit.
3. Persiapan Bibit Kelapa Sawit
Persiapan bibit sawit harus dilakukan sebelum bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam. Proses persiapan bibit kelapa sawit ini dilakukan dengan memangkas daun sekitar 1,25 sampai 1,5 m dari pangkal pelepah dan membentuk serupa kerucut dengan kemiringan 30 sampai 45 derajat.
Lebih lanjut, dua minggu sebelum ditanam, bibit juga perlu diputar posisinya terlebih dahulu agar akar yang telah menembus tanah bisa terputus. Hal ini bertujuan agar akar yang diputus tersebut bisa beregenerasi sebelum bibitnya dibawa ke lahan.
4. Pengangkutan Bibit
Selanjutnya adalah pengangkutan bibit ke areal perkebunan kelapa sawit. Untuk mempermudah perhitungan jumlah bibit yang akan dibawa, bibit biasanya dikelompokkan menjadi 50-200 bibit sesuai luas perkebunan yang akan ditanami.
Adapun tahapan yang perlu diperhatikan ketika pengangkutan bibit, antara lain:
- Siram bibit terlebih dahulu di pagi hari. Hal ini bertujuan agar persediaan air dalam bibit tetap terjaga ketika tidak turun hujan.
- Gunakan kendaraan berupa truk untuk mengangkut bibit yang telah dikelompokkan dan diseleksi.
- Turunkan bibit dari truk dan bawa ke lokasi tanam yang sudah ditentukan.
- Letakkan bibit di samping lubang tanam yang telah dibuat.
5. Proses Penanaman
Terakhir adalah tahap penanaman kelapa sawit. Pertama, ukur kembali lubang tanam yang sudah dibuat guna memastikan ukurannya sudah benar atau belum. Selanjutnya, miringkan polybag berisi bibit kelapa sawit yang diletakkan di samping lubang tanam lalu buat sayatan di sekelilingnya.
Tarik bagian atas tanaman agar terlepas dari polybag, lalu masukkan bibit ke dasar lubang tanam. Setelah itu, tutup dengan tanah top soil sedikit demi sedikit dan padatkan. Tanah top soil merupakan lapisan tanah paling atas yang banyak mengandung unsur hara, mikroorganisme, dan memiliki udara paling banyak.
Selanjutnya, buat piringan dengan lebar sekitar 1 meter di sekeliling tanaman. Kemudian taburkan pupuk di sekitar piringan dan tancapkan polybag bekas pada pancangan. Hal ini digunakan sebagai penanda bahwa tanaman sudah benar-benar ditanam dalam kondisi tanam yang baik.
Dalam proses penanaman ini, ada satu hal penting yang harus diperhatikan yaitu penentuan pola tanam. Biasanya, pola tanam kelapa sawit akan membentuk segitiga sama sisi. Jarak tanam antara satu tanaman dengan tanaman lainnya juga harus dipastikan optimal agar setiap tanaman bisa hidup dengan subur.
Untuk menentukan seberapa panjang jarak tanam, kamu harus melihat tipe tanah dan jenis bibit kelapa sawit yang digunakan. Biasanya, tanah mineral memiliki posisi tanam antara 136 – 143 pokok/ha. Sementara pada tanah gambut, posisi tanam yang optimal adalah sekitar 156 pokok/ha. Industri Kelapa Sawit Terbukti Mendukung Ketahanan Lingkungan yang Berkelanjutan, oleh karena itu, budidaya sawit sangat gencar dilakukan di Indonesia. Jika kamu tertarik dengan bidang industri ini, segera kunjungi website Gokomodo untuk informasi selengkapnya.