Ketahui Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ganoderma pada Tanaman Sawit
Penyakit Ganoderma atau sering disebut sebagai penyakit busuk pangkal batang yang merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di perkebunan kelapa sawit. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Ganoderma boninense ini menjadi ancaman yang besar karena dapat menurunkan tingkat produksi akibat kematian tanaman.
Setelah mengetahui lebih jelas mengenai penyakit Ganoderma pada artikel sebelumnya, kini saatnya kamu mengetahui apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit Ganoderma, baik sebelum melakukan penanaman, atau ketika tanaman sudah mulai terserang penyakit. Dengan upaya pencegahan dan pengendalian yang tepat, infeksi cendawan ini akan teratasi dengan baik.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian yang dapat Dilakukan
Ada beberapa upaya pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan dalam mewaspadai penyakit Ganoderma ini. Pencegahan dilakukan sebelum gejala yang dapat diamati muncul, sementara pengendalian dilakukan ketika gejala yang dapat diamati mulai terlihat.
1. Upaya Pencegahan
Sebagai upaya pencegahan, cara budidaya yang dilakukan harus sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku. Hal ini harus dilakukan mulai dari pembukaan lahan, pembibitan tanaman, penanaman tanaman, hingga melakukan perawatan rutin.
Salah satu perawatan rutin yang harus dilakukan adalah sensus pokok secara berkala. Perawatan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya serangan penyakit Ganoderma sejak awal, sehingga bisa dilakukan penanganan dengan optimal.
2. Upaya Pengendalian
Jika tanaman kelapa sawit sudah mulai menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit Ganoderma pada stadium awal, maka harus segera dilakukan upaya pengendalian. Upaya pengendalian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni upaya pengendalian kultur teknis dan upaya pengendalian hayati.
Pengendalian kultur teknis dilakukan dengan melakukan pembumbunan pangkal batang kelapa sawit menggunakan tanah. Proses ini dilakukan untuk menghindari serangan basidiospora sampai ke batang kelapa sawit. Dengan pembumbunan tanah pada pangkal batang ini, umur produksi bisa diperpanjang selama 2 tahun.
Kultur teknis juga bisa dilakukan dengan mengumpulkan dan membakar bagian yang terinfeksi untuk mengurangi sumber infeksi. Pembuatan parit dengan sedikit belerang dan introduksi Trichoderma sp. di sekitar tanaman yang sakit juga dapat membantu mengurangi kontak antara akar yang sehat dengan akar tanaman yang sakit.
Sementara itu, upaya pengendalian hayati dapat dilakukan dengan mengaplikasikan agensia hayati. Cara ini dinilai efektif karena sifat G. boninense yang berupa patogen tular tanah, sehingga peran agensia hayati akan semakin besar.
Beberapa agensia hayati yang bersifat antagonis terhadap Ganoderma boninense, seperti Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Penicillium sp. memiliki peluang yang besar untuk menjadi agen biokontrol yang efektif.
Apalagi, Gliocladium sp. dan Trichoderma sp. juga dilaporkan mampu menekan infeksi penyakit busuk pangkal batang pada bibit tanaman kelapa sawit berusia satu tahun di rumah kaca atau tanaman kelapa sawit berusia 1 tahun setelah transplanting di kebun.
Upaya pengendalian ini akan lebih efektif jika disertai dengan penggunaan bibit yang telah diberi perlakuan menggunakan agensia hayati. Pemanfaatan fungi mikoriza arbuskular yang dapat berasosiasi dengan akar kelapa sawit juga dinilai ampuh mencegah infeksi dari agen-agen penyebab penyakit Busuk Pangkal Batang. Agar hasil yang dilakukan semakin signifikan, penggunaan obat tanaman juga bisa menjadi pilihan yang tepat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit disebabkan oleh cendawan Ganoderma boninense. Nah, jika kamu sedang mencari obat tanaman untuk pengendalian hama dan penyakit pada kelapa sawit, kamu bisa mendapatkannya dengan mudah di Gokomodo. Kunjungi websitenya sekarang, yuk!