Kumbang Tanduk Kelapa Sawit: Hama Menyeramkan Budidaya Sawit
Pernah dengar pepatah “semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang angin menerpa”? Pepatah tersebut cocok digunakan untuk kelapa sawit. Kelapa sawit sangat dijunjung tinggi sebagai penghasil pendapatan negara terbanyak dan termasuk salah satu investasi yang menjanjikan – Investasi Sawit, Investasi Jangka Panjang dengan Perlindungan Hukum. Dibalik besarnya kelapa sawit ada banyak hama dan penyakit yang menyerang, salah satunya hama kumbang tanduk.
Tentang Kumbang Tanduk Kelapa Sawit yang Perlu Diketahui
Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) yang juga dikenal sebagai kumbang badak/kumbang penggerek pucuk kelapa merupakan salah satu hama yang meresahkan bagi sebagian besar petani kelapa sawit. Hama kumbang tanduk biasanya dapat ditemukan pada daerah yang memiliki suhu antara 27°C-29°C dengan tingkat kelembapan 85-95%.
Kumbang tanduk berkembang biak dengan cara bertelur. Biasanya telur kumbang tanduk diletakkan di tumpukan batang kelapa sawit pada area replanting, tumpukan batang yang sudah dicacah, tanaman di area underplanting, dan tandan kosong kelapa sawit. Kumbang tanduk pada fase imago berperan sebagai hama utama pada kelapa sawit.
Kumbang tanduk memakan tajuk tanaman dengan cara menggereknya melalui pangkal menuju titik tumbuh tanaman. Pada titik tumbuh tanaman ditemukan kumpulan serat bekas gerekan. Nah, kumbang tanduk bisa saja menyerang titik tumbuh kelapa sawit sehingga menyebabkan penyakit hingga kematian.
Tanda serangan kumbang tanduk lainnya berupa pelepah dengan bentuk huruf V terbalik. Lamanya serangan kumbang tanduk mencapai lebih dari 6-9 bulan. Kumbang tanduk juga memilki kemampuan untuk ‘transmigrasi’ ke tanaman lainnya, sehingga kerusakan yang timbul sangat besar.
Pengendalian Hama Kumbang Tanduk Kelapa Sawit
Kumbang tanduk tidak dapat dibiarkan hidup dengan leluasa di perkebunan kelapa sawit karena sangat merugikan ekosistem dan produktivitas pohon kelapa sawit. Apabila dibiarkan, angka kematian pohon kelapa sawit menjadi 25%. Supaya tidak membahayakan ekosistem di perkebunan kelapa sawit maupun produktivitasnya, diperlukan pengendalian hama terpadu yang tepat. Pengendalian hama kumbang tanduk antara lain
Kultur Teknis
Kultur teknis merupakan pengendalian yang memanfaatkan tanaman budidaya yang lebih baik. Serangan kumbang tanduk dapat diatasi dengan cara menanam Legume Cover Crop sebanyak 750 biji/ha. Biji yang ditanam sebaiknya dari jenis Mucuna bracteata.
Tidak hanya budidaya tanaman musuh alami kumbang tanduk, pengamatan tanaman secara berkala 1 bulan sekali. Sebenarnya bisa dilakukan tanpa mengamati secara berkala, cukup dengan cara memberikan garam kasar sebanyak 200 gram/tanaman yang dikemas dalam kantong plastik dan ditusuk jarum.
Pengendalian Kumbang Tanduk Secara Fisik dan Mekanis
Secara fisika, pengendalian kumbang tanduk dapat dilakukan dengan cara pengumpulan imago yang dilakukan setiap bulan apabila didapati kumbang tanduk sebanyak 3-5 ekor/ha, dilakukan setiap 2 minggu jika populasinya mencapai 10 ekor/ha, dan dilakukan setiap hari jika serangan kumbang tanduk sangat masif.
Selain pengumpulan imago, pengendalian mekanis juga dapat dilakukan dengan cara pembongkaran tumpukan bahan organik yang tidak terurai sempurna. Bahan organik (misalnya sisa pohon kelapa sawit) yang tidak terpakai menjadi sumber makanan bagi kumbang tanduk dan tempat untuk berkembang biak.
Source: Crytox Bio
Jika ingin menghemat tenaga, pengendalian secara mekanis lainnya dapat menggunakan perangkap feromon dengan bahan aktif etil-4-metikoktanoat untuk menangkan imago. Bahan aktif ini digunakan sebanyak 1 sachet/ha. Penggunaannya cukup hemat dan efektif karena dapat bertahan selama dua bulan di lapangan. Setelah perangkap dipasang, masih diperlukan pengamatan yang dilakukan satu minggu sekali. Sebaiknya perangkap feromon dipasang pada bagian perkebunan dengan serangan kumbang tanduk tinggi dan pada daerah perbatasan dengan perkebunan lain maupun pemukiman penduduk.
Serangan kumbang tanduk tidak boleh disepelekan karena berdampak pada hasil panen kelapa sawit. Jika serangan terlalu masif, pertimbangkan untuk menggunakan insektisida yang dapat dibeli melalui Mitra Gokomodo terdekat. Bingung cari referensi merawat tanaman? Temukan tipsnya melalui artikel di website Gokomodo, ya!