Layu Fusarium Ternyata Mengancam Hasil Panen Tanaman Ini
Tahukah kamu penyakit layu fusarium? Layu fusarium merupakan salah satu penyakit yang menyerang daun pada tanaman yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini dapat menyebar dengan bantuan udara dan air. Secara umum, tanaman yang terinfeksi jamur ini akan menunjukkan beberapa gejala seperti tanaman semakin layu, anak tulang daun menguning, serta batang dan akar berwarna coklat. Gejala serangan ini dapat berbeda tergantung jenis tanaman yang diserang. Apa saja tanaman yang sering dijangkiti penyakit layu fusarium?
Layu Fusarium pada Cabai
Infeksi jamur Fusarium sp. dapat ditemukan pada tanaman cabai. Tanaman cabai yang berusia muda maupun biasa. Biasanya bagian cabai yang terkena yaitu leher batang bagian bawah yang bersinggungan dengan tanah. Bagian ini kemudian membusuk dan berwarna coklat. Infeksi ini akan menjalar ke daun hingga akar dan menyebabkan busuk basah. Cabai yang sudah terinfeksi penyakit ini menunjukkan perubahan warna leher batang menjadi putih keabuan dan akan nampak layu pada pukul 10.00 – 14.30. Dalam hitungan hari saja, tanaman cabai dapat mati perlahan. Agar manifestasi jamur tidak semakin parah, dapat dilakukan pengendalian berupa
- Mencabut bagian cabai yang sudah terinfeksi jamur.
- Menyemprotkan fungisida dengan bahan aktif klorotalonil.
- Menggunakan predator sekaligus fungisida alami yaitu jamur Trichoderma sp. yang dicampurkan pada pupuk kandang maupun dapat dikocorkan langsung pada tanaman cabai.
- Melakukan rotasi tanaman dengan tujuan mengendalikan populasi dan perkembangan jamu fusarium.
- Pemberian pupuk dengan tepat dan berimbang. Tanaman yang sudah terinfeksi jamur ini sebaiknya tidak diberikan pupuk yang mengandung nitrogen yang tinggi.
Layu Fusarium pada Tomat
Tomat menjadi salah satu tanaman yang mudah sekali terinfeksi oleh jamur Fusarium sp. Awal manifestasi jamur ini terlihat dari bagian bawah daun yang menguning. Semakin dibiarkan, tanaman tomat akan layu pada usia 63 hari setelah tanam dan diikuti dengan tanaman mati. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar penyakit fusarium tidak menyebabkan kerugian, diantaranya
- Menggunakan varietas bibit bermutu yang tahan OPT serta penyakit tanaman.
- Memperbaiki pH tanah dengan cara memberikn kapur dolomit
- Memanfaatkan mikroba alami seperi Trichoderma sp., Gliocladium sp., dan Pseudomonas fluorescens yang dapat dilakukan secara tunggal maupun dikombinasikan. Mikroba tersebut juga dapat dicampur dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
- Melakukan pemupukan berimbang.
- Memperbaiki sirkulasi udara dan irigasi pada lahan sehingga meminimalisir tempat lembab sebagai habitat jamur Fusarium sp.
Layu Fusarium pada Bawang Merah
Biasanya layu fusarium pada bawang merah kerap ditemui saat musim hujan dan lingkungan yang lembab. Layu fusarium biasanya menyerang bawang merah yang berusia 35-45 hari setelah tanam. Gejalanya baru terlihat saat berusia 5-10 hari. Lalu apa saja gejalanya?
- Bawang merah tiba-tiba layu.
- Warna daun bawang melengkung dan menguning, daun terkulai, serta mengkerut maupun melintir.
- Akar bawang merah busuk sehingga tanaman sangat mudah dicabut.
- Bawang merah busuk hingga menyebabkan keseluruhan tanaman mati.
Jika ditemukan satu dari gejala tersebut, baiknya langsung melakukan pengendalian bawang merah. Pengendalian yang dapat dilakukan berupa
- Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang penyakit layu fusarium.
- Memberikan kapur dolomit agar pH tanah meningkat
- Mengatur drainase agar tidak terdapat genangan air yang dapat memicu tumbuhnya jamur Fusarium sp.
- Melalukan sanitasi disekitar lahan.
- Menggunakan pupuk berimbang dan pupuk organik yang sudah dicampur dengan jamur musuh alami Fusarium sp.
Nah, itulah penyakit layu fusarium yang menjangkit beberapa tanaman. Pastikan untuk Jaga Produktivitas Tanaman dengan Fungisida Layu Fusarium yang Tepat! dengan membelinya di Mitra Gokomodo maupun GokoBiz. Yuk, baca lebih banyak tentang penyakit tanaman dan pengendaliannya hanya di blog Gokomodo!