Diterbitkan 10 Nov 2023

Manfaat Bungkil Sawit dan Cara Pengolahannya

Agri Edu
Bungkil sawit

Sebagai negara dengan perkebunan kelapa sawit terluas dan produsen minyak kelapa sawit terbanyak di dunia, pastilah banyak bagian kelapa sawit yang sudah tidak dipakai kemudian dimanfaatkan ulang. Pemanfaatan bagian kelapa sawit yang tidak dipakai dapat berupa pembuatan sapu lidi, membuat peluru dari kelapa sawit. Nah, ada satu lagi bagian dari kelapa sawit yang jarang diketahui dan sangat bermanfaat di sektor peternakan, bahkan diharapkan mampu menunjang ketahanan pangan nasional. Kira-kira bagian apakah itu? 

Pengertian dan Kegunaan Bungkil Inti Sawit

Sumber: Bina Bangun Bangsa

Bungkil inti sawit (BIS) meruapakan bagian kelapa sawit berupa daging dan batok sawit yang hasil dari pemrosesan inti sawit. Pada setiap pengolahan inti sawit, bungkul inti sawit yang didapat sebanyak 45% dari bagiannya. Banyaknya jumlah bungkil yang tersedia menjadikannya salah satu komoditas ekspor. Ekspor bungkil dari Indonesia ke Thailand saja mencapai Rp 8,4 miliar. Fantastis, kan?

Sudah tahu kan, kalau kelapa sawit tidak menghasilkan limbah sama sekali? Jika belum, kamu bisa membacanya pada Kemana Perginya Limbah Sawit? Temukan Jawabannya di Artikel Ini! Bungkil inti sawit yang sudah tidak terpakai ternyata masih bermanfaat untuk makhluk hidup lain, salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Serat-serat bungkil ternyata kaya akan mineral yang dibutuhkan oleh hewan ternak, seperti 15,67% protein kasar, 9,25% lemak kasar, 14,23% serat kasar, 0,64 kalasium, dan 0,45% fosfat. Total energi yang dihasilkan dari bungkil sawit yaitu 2.582 Kkal/kg. 

Sumber: Nutri News

Bungkil inti sawit biasanya digunakan sebagai campuran pakan sapi perah, sapi potong, domba, ikan, dan hewan ternak lainnya. Serat kasar dapat diurai lagi kandungannya sesuai yang diperlukan oleh ternak. Kandungan serat kasar pada bungkilterdiri dari 60% polisakarida non pati yang dipecah menjadi mannan 78%, 3% arabinoxylan, 12% selulosa, dan 3% glucoronoxylan. Pada sapi perah, 65% bungkil inti sawit digunakan sebagai bahan campuran. Untuk sapi potong, 70% dari jumlah pakan menggunakan bungkil. Penelitian menunjukkan pemberian 30% bungkil pada pakan domba mampu menaikkan berat hingga 70 gram/ekor setiap harinya. Keren, kan?

Mengolah Bungkil Inti Sawit

Bungkil tidak bisa dijadikan pakan ternak sebelum melalui proses fermentasi. Fermetasi bungkil inti sawit memanfaatkan jamur dan bakteri seperti Rhizopus oligosparus, Aspergilus niger, atau Eupenicilium javanicum. Dengan bantuan bakteri tersebut, kandungan serat kasar pada bungkil berkurang sekaligus menambah kandungan protein di daalamnya. Jika kesulitan mendapatkan jamur maupun bakteri yang diperlukan, dapat disubstitusikan menggunakan probiotik contohnya Suplemen Organik Cair (SOC). Perlu diketahui, sebelum dilakukan proses fermentasi kandungan protein pada bungkil inti sawit sebanyak 14%. Jumlah itu akan meningkat hampir 2x lipat setelah proses fermentasi menjadi 23%

Nah itulah hal yang perlu kamu tahu tentang bungkil sawit. Selain baik untuk  hewan ternak, proses penguarain bungkil inti juga menguntungkan lalat BSF yang kemudian dapat dijadikan maggot dengan nilai jual yang tinggi. Pemanfaatan bagian kelapa sawit menjadi produk yang memilki nilai guna lebih bisa mematahkan stigma negatif tentang bahayanya industri kelapa sawit. Dengan memanfaatkan bagian tumbuhan ini, membuktikan bahwa industri kelapa sawit mendukung ketahanan lingkungan yang berkelanjutan. Kamu pun juga bisa mendukung ketahanan lingkungan melalui aktivitas pertanian. Jika bingung memulainya, temukan tips menjaga ketahanan lingkungan di website Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin