Mau Tahu Rahasia Buah Tumbuh Lebat? Coba Gunakan Dua Jenis Pupuk KCL Ini!
Pemilihan jenis pupuk yang tepat merupakan langkah krusial dalam budidaya pertanian sekaligus investasi yang penting dalam produksi pangan. Masing-masing pupuk punya fungsinya tersendiri dan menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi tanaman. Saat kamu mencari pupuk untuk meningkatkan hasil panen baik secara kualitas dan kuantitas, kamu bisa mencoba pupuk yang mengandung kalium seperti pupuk KCL.
Pupuk KCL, yang kaya akan kalium, merupakan salah satu jenis pupuk yang paling populer di kalangan petani. Saat ini di pasaran terdapat dua jenis pupuk KCL, yaitu pupuk KCL anorganik dan organik. Masing-masing jenis pupuk KCL memiliki karakteristik, sumber bahan, dan cara kerja yang berbeda. Sudah tahukah kamu apa saja bahan penyusun pupuk KCL anorganik dan pupuk KCL organik? Simak penjelasan Gokomodo berikut ini!
Pupuk KCL Anorganik vs. Pupuk KCL Organik
Pupuk KCL yang tersedia di pasaran antara lain pupuk KCL anorganik dan organik. Perbedaan diantara keduanya usdah jelas dari bahan penyusunnya. Pupuk KCL anorganik terbuat dari bahan kimia, sedangkan pupuk KCL organik terbuat dari bahan alami. Penasaran apa saja bahan baku pembuatan pupuk KCL anorganik dan organik?
Pupuk KCL anorganik terbuat dari mineral yang tinggi kalium. Nah, berikut ini beberapa mineral yang biasa digunakan untuk membuat pupuk KCL anorganik:
- Silvit
Silvit merupakan mineral alami yang kalium klorida yang cukup tinggi, sehingga menjadi sumber utama kalium klorida untuk pupuk KCL anorganik. Bahkan silvit dijadikan prioritas bahan untuk membuat pupuk KCL anorganik.
- Karnalit
Sama dengan silvit, karnalit mengandung kalium klorida dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan silvit. Kalium klorida pada karnalit juga bercampur dengan magnesium klorida.
- Potas
Kandungan kalium pada potas terdiri dari endapan mineral, sama halnya dengan silvit dan karnalit. Potas lebih umum dijadikan pupuk KCL anorganik.
Sumber Kalium Alami Selain Pupuk KCL
Sementara pupuk KCL organik mendapatkan kalium dari bahan-bahan alami. Secara umum, kalium alami dapat diperoleh dari limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah warung makan, limbah industri pabrik, limbah kota, dan jenis limbah lainnya. Kalium alami untuk pupuk KCL organik bisa didapatkan dari:
- Pisang
Pisang bisa dijadikan sebagai bahan pupuk KCL organik karena kandungan kaliumnya yang tinggi. Satu buah pisang berukuran sedang mengandung 442 mg kalium. Bagian pisang yang bisa digunakan untuk pupuk organik yaitu kulitnya.
- Kentang
Kandungan kalium pada kentang ternyata lebih tinggi dibandingkan kalium yang ada pada pisang. Satu buah kentang ukuran sedang mengandung 542 mg kalium.
- Kacang-kacangan
Dari dua bahan sebelumnya, kacang memiliki kandungan kalium paling tinggi. Satu cangkir kacang putih mengandung 1.189 mg kalium. Selain kacang putih, kacang kapri juga mengandung 707 kalium dan kacang kedelai mengandung 970 mg kalium. Wah, kandungan kalium pada kacang-kacangan memang bukan main!
- Kurma
Kurma biasanya dikonsumsi karena rasanya yang manis dan kemampuan menggantikan energi yang hilang. Dibalik kemampuannya menggantikan energi, kurma menyimpan kalium yang cukup tinggi. Setiap butir kurma setidaknya mengandung 167 mg kalium. Dalam berat yang sama dengan pisang, jumlah kalium pada kurma masih lebih tinggi dibandingkan dengan pisang.
- Sabut kelapa
Sabut kelapa termasuk limbah pertanian hasil budidaya kelapa sawit. Limbah kelapa sawit masih bisa digunakan kembali, salah satunya menjadi pupuk KCL organik. Kandungan kalim pada sabut kelapa sebanyak 10,25% dan cukup untuk digunakan sebagai sumber kalium. Yang mengejutkan lagi, kulit kelapa mengandung lebih banyak kalium dibandungkan dengan sabutnya berkisar 40%.
Setelah ditelurusi lebih lanjut, ternyata bahan kalium alami lebih mudah didapatkan daripada bahan kimia anorganik. Hal ini menjadi dasar mengapa pupuk KCL dibanderol dengan harga tinggi dan sebagian besar diimpor dari negara besar.
Pemberian Pupuk KCL Anorganik dan Pupuk KCL Organik
Waktu pemberian pupuk termasuk salah satu kesuksesan budidaya tanaman. Pemberian pupuk KCL baik anorganik maupun organik sesuai waktunya berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap pupuk. Kapan waktu yang ideal pemberian pupuk KCL?
Pupuk KCl bisa bekerja maksimal saat fase generatif tanaman dimulai. Kalium membantu mempercepat pembentukan bunga dan buah serta meningkatkan kualitasnya. Dari sinilah pupuk KCL sebaiknya diberikan saat tanaman menunjukkan tanda akan muncul bunga.
Frekuensi pemberian pupuk KCL organik maupun anorganik bisa ditambah sebelum musim kemarau. Musim kemarau menyebabkan tanaman menjadi stres. Kalium membantu mengatasi
stres pada tanaman dan memperkuat tanaman dalam keadaan kering serta panas.
Pupuk KCL hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis pupuk yang tersedia di pasaran. Menggunakan pupuk KCL anorganik maupun pupuk KCL organik harus dengan cara bijak dan sesuai kebutuhan tanaman. Memilih pupuk yang tepat merupakan bagian dari sistem pengelolaan tanaman terpadu (IPM). Selain pupuk, faktor lain seperti pemilihan varietas tanaman, pengelolaan air, dan pengendalian hama penyakit juga sangat penting untuk mencapai hasil panen yang optimal. Masih ingin tahu banyak tentang pupuk KCL? Yuk, baca Begini Cara Menghindari Pupuk KCL Palsu dan artikel lainnya di blog Gokomodo, ya!