Diterbitkan 21 Nov 2023

Mengenal Peremajaan Sawit Rakyat dan Sistemnya

Agri Edu
peremajaan sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang memilki umur yang panjang hingga 20-25 tahun. Namun, produktivitasnya tentu kurang dari masa hidupnya. Semakin tua pohon kelapa sawit, maka produktivitasnya semakin menurun. Apabila produktivitas menurun, akibatnya hasil minyak kelapa sawit menurun hingga pendapatan negara juga ikut turun. Lalu bagaimana cara mengatasi masalah produktivitas perkebunan kelapa sawit?

Sumber: Cheyu Malaysia

Peremajaan kelapa sawit (PSR) merupakan salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Tujuan dengan adanya PSR yaitu membantu petani rakyat untuk meremajakan (replanting)  perkebunan kelapa sawit dengan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan berkualitas serta mengurangi risiko pembukaan lahan ilegal. Selain itu melalui program peremajaan sawit produktivitas lahan milik kebun rakyat bisa ditingkatkan tanpa melalui pembukaan lahan baru.

Tujuan Peremajaan Sawit Rakyat

Tujuan yang nyata dari PSR tidak lain adalah untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Ternyata, ada beberapa tujuan lain PSR yang tidak kalah pentingnya, seperti:

  • Mempertahankan hasil produksi perkebunan kelapa sawit agar tidak mengalami penurunan kualitas maupun kuantitasnya.
  • Percepatan pengembangan perkebunan rakyat dengan cara perluasan perkebunan.
  • Membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah setempat melalui pengembangan perkebunan.
  • Meningkatkan daya saing melalui produktivitas dan hilirisasi berbasis kelapa sawit.
  • Meningkatkan penguasaan ekonomi nasional dengan melibatkan masyarakat dan pengusaha lokal.
  • Mendukung segala pengembangan wilayah dimana perkebunan kelapa sawit berada.

Sistem Peremajaan Kelapa Sawit

PSR sendiri memang proyek besar yang dilakukan pemerintah. Tentu saja pelaksanaannya telah diatur dalam SOP Agro – 11/00 yang mulai berlaku pada 01 September 2016. Berikut ini Gokomodo ringkas beberapa sistem yang digunakan untuk PSR.

Sistem penumbangan serempak

Sistem ini termasuk sistem konvensional yang digunakan hingga saat ini. Teknik penumbangan serempak dilakukan dengan carra menumbangkan tanaman yang sudah berusia tua secara menyeluruh yang diikuti dengan pengolahan tanah dan penanaman tanaman baru. Penggunaan istem ini cocok dilakukan pada perkebunan berskala besar. 

Sistem Undereplanting

Sistem ini bekerja dengan cara menanam tanaman muda/baru diantara tanaman berusia tua yang sedang diremajakan. Penebangan tanaman usia tua dilakukan sebanyak 50% dari total populasi dan sisanya diberi racun. Pemberian racun pada tanaman usia tua dilakukan bertahap 25% setiap tahunnya hingga tanaman muda berusia 3 tahun.

Racun yang diberikan hanya pada tanaman yang usianya sudah tua dan tidak ditumbangkan. Pemberian racun langsung pada batang kelapa sawit 1 meter dari pangkalnya dengan lubang sedalam 30 cm. Racun yang digunakan berbahan aktif glyphosate atau bahan aktif lainnya sebanyak 100 ml/pohon. Racun yang bekerja ditandai dengan daun yang mengering. Apabila tanaman kelapa sawit masih terlihat segar, maka pemberian racun bisa diulangi kembali. 

Sistem tumpang sari

Tumpang sari sering dikaitkan dengan cara menanam padi. Pada PSR, tumpang sari merupakan sistem peremajaan dengan menanam tanaman sela/tanaman semusim diantara barisan tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (biasanya berusia 0-3 tahun). 

Tanaman sela dapat ditanam setelah 6 bulan dari penanaman tanaman utama. Tujuan pemberian jarak ini supaya sistem perakaran tanaman kelapa sawit berkembang terlebih dahulu. Tanaman sela yang bisa ditanam yaitu jagung, kacang tanah, kedelai, maupun tanaman semusim lainnya.

Pengolahan tanah sebelum ditanami oleh tanaman sela dengan cara memberikan pupuk TSP sebanyak 100 kg/ha, KCL 75 kg/ha, dan pupuk urea 50 kg/ha. Jangan lupa tanaman sela juga perlu dipelihara dengan cara penyulaman dan penyiangan.

Sistem bertahap

Sistem bertahap merupakan sistem penumbangan namun dilakukan secara bertahap pada luasan tertentu. Dengan kata lain, tanaman yang berusia tua ditumbangkan secara berkala sebanyak dua tahap maupun lebih. Sistem ini juga bisa dikombinasikan dengan sistem tumpang sari. 

Itulah beberapa sistem peremajaan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan SOP yang berlaku. Perlu kamu tahu, ISPO menjadi salah satu persyaratan peremajaan perkebunan kelapa sawit juga, lho! Baca tentang Mengenal ISPO: Sertifikasi Perusahaan Kelapa Sawit Lokal yang Diakui Pasar Internasional dan lebih banyak artikel tentang perkebunan sawit di website Gokomodo, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin