<strong>Optimalkan Layanan Agrikultur di Indonesia, Gokomodo Jalin Kerja Sama dengan PERTAABI</strong>
Gokomodo adalah perusahaan startup yang bergerak di bidang komoditas dan agrikultur. Melalui platform andalannya, Gokomodo menawarkan solusi pengadaan dan distribusi yang membantu menopang bisnis digital di bidang agrikultur. Misinya adalah membuka akses seluas-luasnya bagi para pemangku kepentingan ke produk agrikultur berkualitas dengan kemudahan akses dan harga yang kompetitif.
Berdiri sejak 2019, Gokomodo diinisiasi oleh Samuel Tirtasaputra (Co-Founder dan CEO), mantan eksekutif agribisnis dan William Pramana, (Co-Founder dan CTO), seorang ahli dibidang IT. Saat ini, di industri rantai pasok agribisnis Indonesia, Gokomodo dikenal sebagai perusahaan startup dengan jaringan perusahaan dan cakupan lahan yang besar, mayoritas diantaranya melayani sektor perkebunan kelapa sawit. Hingga saat ini, lebih dari 3.000 perusahaan telah mempercayai ekosistem Gokomodo, di antaranya sejumlah perusahaan agribisnis ternama di Indonesia seperti Sampoerna Agro, First Resources Group, Bumitama Gunajaya Agro, Global Palm Resources, Kencana Agri, Triputra dan Sinarmas.
Kehadiran Gokomodo ini tidak terlepas dari agribisnis yang menjadi sektor pemberi kontribusi terbesar kedua terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam negeri Indonesia. Ada lebih dari 42 juta hektare lahan agrikultur di Indonesia dengan total pasar untuk input pemasukan pengadaan senilai 30 miliar dolar AS. Kendati demikian, ukuran dan potensi yang besar itu tidak menjamin sistem rantai pasok di sektor agrikultur berjalan lancar sebab rantai pasok di Indonesia masih jauh dari kata efisien.
Atas solusi yang ditawarkannya, Gokomodo memperoleh pendanaan Seri A sebesar US$ 26 juta atau setara Rp387,03 miliar yang dipimpin oleh East Ventures dan Investor lain yang juga berpartisipasi dalam pendanaan ini adalah SMDV, Eight Capital, K3 Ventures, Triputra, Waresix, Indogen Capital, Sahabat Group, dan Sampoerna Financial. Jumlah pendanaan ini diklaim menjadi salah satu pendanaan seri A dengan pendanaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Rencananya pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan pendekatan ganda (dual approach) Gokomodo. Dual approach Gokomodo yang dilakukan dengan menggabungkan platform digital yang kuat dengan infrastruktur yang strategis untuk mendukung pengembangan distribusi bisnis Gokomodo.
Gokomodo memiliki layanan utama, yaitu e-procurement, corporate commerce, dan kedepannya akan dibangun service center. E-procurement berguna untuk membantu mitra perusahaan Gokomodo mendigitalisasi proses pembelian perusahaan. Berbentuk SAAS (Software As A Service), mitra dapat menemukan vendor baru, produk baru, melakukan online tender serta memproses administrasi secara digital sehingga proses pembelian dapat lebih transparan dan efisien. Saat ini, sudah ada sekitar 3000 perusahaan yang terdaftar di ekosistem Gokomodo. Sementara platform corporate commerce Gokomodo menawarkan berbagai produk terkait kebutuhan pertanian — mulai dari pupuk, herbisida, alat berat, benih hingga peralatan keselamatan, dan kebutuhan lainnya dengan kualitas yang terjamin. Dibuat dengan pendekatan dua arah, selain toko digital, Gokomodo juga membangun jaringan distribusi fisik (physical distribution network) di daerah-daerah dan bermitra dengan toko-toko tani, Koperasi Unit Desa (KUD), green e-farmers dan stakeholder lokal lainnya untuk memperluas jangkauan kebermanfaatannya. Tujuan dari dibuatnya platform ini adalah untuk meningkatkan efisiensi supply chain, mendapatkan produk yang baik dengan harga yang kompetitif, dengan ketersediaan dan pengiriman yang cepat.
Seiring dengan peluang bisnis yang potensial di service center maupun pengadaan suku cadang alat berat dan permesinan, maka Gokomodo menggandeng Perkumpulan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia (PERTAABI) untuk memperluas jaringan di dalam pemenuhan kebutuhan Service, Maintenance dan Repair terkait alat berat dan permesinan. Terlebih, di era revolusi industri, permintaan alat berat terus meningkat. Baik Gokomodo maupun PERTAABI berharap kerjasama ini dapat memudahkan dan menjadi alternatif yang menguntungkan bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan alat berat yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.