Peluang bisnis secara online semakin hari semakin berkembang pesat. Hal ini membuat upaya digitalisasi pertanian dapat dikatakan sebagai sarana untuk memajukan sektor pertanian dan menggerakkan kembali roda perekonomian bangsa. 

Sebagai generasi muda, tidak ada kata aneh jika memiliki keinginan untuk memajukan sektor pertanian. Jika memang tidak bisa terjun secara langsung, kamu tetap bisa berinovasi pada tahap pemasaran hasil pertanian maupun menjembatani para petani dengan menyediakan rantai pasok yang berkualitas.

Kondisi Digitalisasi Pertanian di Indonesia

Pemahaman digital sangatlah penting untuk semua masyarakat, termasuk petani, pelaku usaha, serta pihak terkait lainnya di bidang pertanian. Hal ini membuat Kementerian Pertanian mulai memfasilitasi kegiatan Tani on Stage (ToS) di Kantor Ditjen Hortikultura, mengingat potensi hortikultura di Indonesia yang sangat luar biasa.

Digitalisasi pertanian dianggap sangat penting, sebab ekspor tanaman hias dari Indonesia telah berhasil menyentuh angka lebih dari 10 juta. Angka tersebut antara lain ekspor 4 juta tanaman ke Amerika Serikat, 3 juta tanaman ke Jerman, 1,2 juta tanaman ke Kanada, serta 1 juta tanaman ke Korea Selatan, dan 500 ribu tanaman ke Cyprus.

Tingginya permintaan pasar inilah yang membuat pemerintah harus terus mendorong para pelaku usaha pertanian di bidang florikultura. Peluang ekspor tanaman hias dari Indonesia ke pasar global yang semakin terbuka luas harus dijadikan momentum untuk meningkatkan progres digitalisasi pertanian. 

Regenerasi dalam sektor pertanian memang cukup sulit dilakukan. Kurangnya kesan baik terhadap sektor ini membuat sebagian generasi muda tidak mau terjun lebih jauh. Padahal, telah disebutkan sebelumnya bahwa peran generasi muda sangat dibutuhkan. Kemajuan teknologi dapat menjadi garda terdepan dalam digitalisasi pertanian. 

Pertanyaannya, mengapa harus generasi muda? Hal ini karena generasi muda tentunya lebih mengenal literasi digital dan revolusi industri 4.0. Dengan demikian, generasi muda Indonesia diharapkan dapat menjadi penerus para petani di masa yang akan datang. 

Peran Generasi Muda dalam Digitalisasi Pertanian

Meskipun jumlahnya belum terlalu signifikan, namun peran serta generasi muda Indonesia mulai terlihat semakin nyata. Dengan banyaknya platform pertanian yang bermunculan serta meningkatnya penjualan hasil pertanian di dunia maya melalui website dan e-commerce. Perkembangan ini tentunya sangat membanggakan bagi kita.

Salah satu wujud digitalisasi di sektor pertanian adalah keberadaan startup agritech Gokomodo. Agritech satu ini merupakan platform digital agritech untuk rantai pasok dan layanan agribisnis yang menawarkan berbagai solusi kemudahan akses untuk mendapatkan produk-produk pertanian berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Gokomodo berhasil mengembangkan ekosistem digital agritech dengan merilis dua platform utama, yaitu Gokomodo e-Procurement dan Corporate Commerce. Selain itu, saat ini juga telah dibangun hub sebagai jaringan distribusi di beberapa kota di Indonesia, yang terbaru adalah GokoHub di Bodok, Kalimantan Barat.

Gokomodo juga dikenal sebagai perusahaan agri-commerce B2B untuk rantai pasok dan layanan agribisnis yang melalui platformnya menawarkan solusi pengadaan, jual-beli, dan distribusi. Berdiri sejak tahun 2019, perusahaan ini pun mulai melebarkan sayapnya dari waktu ke waktu.

Selain Gokomodo, ternyata juga ada beberapa startup yang berfokus di sektor agrikultur lainnya. Hal ini tentu saja menjadi pencapaian yang sangat membanggakan dari generasi muda tanah air untuk kemajuan sektor pertanian.

Nah, itulah sekilas kondisi digitalisasi pertanian yang ada di Indonesia beserta peran serta generasi muda dalam menyukseskannya. Jadilah salah satu generasi muda tersebut agar pertanian Indonesia semakin maju di kancah dunia. Baca juga artikel Perkembangan Pertanian Indonesia Hingga Saat Ini di website Gokomodo untuk mengetahui sejauh mana perkembangan sektor pertanian di Indonesia tercinta.