Pernah Dengar Pupuk Eco-Farming? Jika Belum, Yuk Simak Penjelasannya Berikut Ini!
Seiring berkembangnya teknologi pertanian, penggunaan bahan kimia sitetis juga semakin banyak. Perlu diketahui, meskipun bahan kimia sintetis lebih membantu dalam kesuburan dan perawatan tanaman, namun efek yang diberikan pada lingkungan sangatlah buruk. Menyadari hal tersebut, banyak bermunculan pertanian yang berorientasi dengan bahan organik. Salah satu bahan organik yang sering digunakan yaitu pupuk eco-farming. Sebelum membahas pupuk lebih dalam, simak dulu penjelasan berikut ini,
Konsep Eco Farming
Eco-farming merupakan akronim dari Ecological Farming merupakan salah satu metode pertanian yang memastikan proses pertanian yang sehat dan berkualitas dengan cara menjaga tanah, air, dan iklim dari paparan zat kimia sintetis yang berbahaya. Melalui eco-farming keanekaragaman hewan maupun tumbuhan akan tetap terjaga. Tentunya penggunaan eco-farming mempunyai prinsip tersendiri, seperti:
- Memastikan kemudahan akses terhadap makanan yang sehat dan layak hasil dari metode pertanian yang berkelanjutan.
- Membuka lapangan pekerjaan di daerah pedesaan, dimana eco-farming dapat dilaksanakan dengan baik.
- Meningkatkan hasil dan produksi pangan.
- Fokus dengan keanekaragaman tanaman pangan sekaligus meningkatkan rasa, nutrisi, dan budaya makanan sehingga kualitas makanan lebih baik.
- Meningkatkan ketahanan tanah dengan bahan organik.
- Manajemen pengendalian OPT dengan cara ramah lingkungan dan minim penggunaan bahan kimia sintetis.
Untuk mewujudkan salah satu konsep diatas maka penggunaan pupuk eco-farming dapat dilaksanakan. Sudah pernah dengar pupuk berikut ini? Simak penjelasannya berikut ini.
Pupuk Eco Farming
Pupuk eco-farming merupakan pupuk organik yang digunakan sebagai pengganti pupuk kimia sintetis yang saat ini sering digunakan oleh petani. Bahan dasar pupuk ini berasal dari bahan organik super aktif dan mengandung unsur hara lengkap sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman. Jenis pupuk ini biasanya berupa pupuk kandang, kompos, dan limbah hewan maupun tumbuhan lainnya. Selengkapnya tentang pupuk organik dapat disimak pada artikel Apa Itu Pupuk Organik? Simak Penjelasannya Berikut Ini.
Pupuk tersedia dalam sediaan cair maupun padat. Pupuk ini juga mengandung unsur hara yang padat, terdiri dari unsur hara makro (nitrogen, fosfat, kalium), unsur hara sekunder (selenium, kalsium, dan magnesium), dan unsur hara mikro (klor, mangan, besi, tembaga, zinc, boron, dan molibdenum).
Penggunaan Pupuk Eco-Farming
Pengaplikasian pupuk eco-farming tergolong lebih mudah dibandingkan dengan pupuk lainnya. Berikut cara pengaplikasiannya:
- Campurkan 1 tube plus dan 1 liter air untuk membuat biang pupuk.
- Tambahkan pupuk sebanyak 40-50 ml. Campurkan pupuk ke dalam handsprayer ukuran 17 liter.
Penggunaan pupuk ini tergolong hemat. Bagaimana tidak, satu hektar sawah hanya memerlukan 13 atau 14 tangki campuran pupuk. Dengan takaran pupuk di atas, bisa membuat setidaknya 20 tangki handsprayer. Sisa pupuk dapat digunakan untuk hal lainnya. Sebaiknya pupuk diberikan 5 hari sebelum mulai tanam
Keuntungan Pupuk Eco Farming
Tentu saja menggunakan pupuk eco-farming membawa keuntungan tersendiri baik untuk lingkungan maupun untuk petani. Jika tidak ada keuntungannya, tidak mungkin kan dipakai? Nah, berikut keuntungannya:
- Mampu menyuburkan tanah dengan cara menambah unsur hara makro, sekunder, maupun mikro.
- Proses penguraian dalam tanah lebih mudah karena menggunakan bahan organik yang ramah lingkungan.
- Mengatifkan mikroorganisme dalam tanah, sehingga membantu meningkatkan kesuburan tanah.
- Menetralkan pH tanah agar nutrisi dapat terserap baik ke dalam tanah.
Itulah sekilas tentang pupuk eco-farming. Nah, bagi kamu yang baru mulai budidaya tanaman di rumah tidak ada salahnya untuk menggunakan pupuk organik untuk perawatan. Semua hal tentang pertanian organik dapat kamu baca melalui artikel yang ada di website Gokomodo, ya!