Pupuk Paten: Pupuk Organik dengan Nano Teknologi
Dengan perkembangan teknologi yang sedang berjalan saat ini, banyak sektor yang mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi saat ini, tidak terkecuali sektor pertanian. Memang di Indonesia masih didominasi oleh pertanian tradisional. Untuk mengejar ketertinggalannya, pemerintah sangat gencar sekali memperkenalkan literasi digital dan penggunaan teknologi terbaru di bidang pertanian. Dampak positif dengan dikenalkannya literasi digital yaitu Sektor Agrikultur Semakin Berkembang dengan Digital Farming.
Penggunaan teknologi digital erat kaitannya dengan internet. Semua hal bisa di akses melalui internet terutama ilmu pengetahuan terbaru seputar pertanian. Jadi, kemajuan teknologi digital yang dirasakan tidak hanya dari efisiensi kerja namun juga dapat dilihat dari kemudahan akses ilmu pengetahuan. Nah, salah satu bukti perkembangan teknologi yaitu terciptanya pupuk paten.
Berkenalan dengan Pupuk Paten, Yuk!
Pernahkah kamu melihat film yang memperkenalkan nano tech atau teknologi nano? Ternyata bidang agrikultur pun juga memiliki pengembangan teknologi nano pada pupuk organik yang kemudian dikenal dengan pupuk paten. Teknologi nano pada pupuk merupakan hasil dari penelitian para ahli bidang pertanian selama 13 tahun. Tidak hanya itu, pupuk jenis ini tersedia dalam kemasan sachet yang berbeda dengan pupuk pada umumnya. Meksipun termasuk pupuk organik, pupuk paten mengandung:
- 17% kalsium organik
- 7 rasio C/N
- 2,5% nitrofen
- 0,83% fosfat
- 2,16% kalium
- 6.546 ppm zat besi (Fe)
- 6,98 pH
Pupuk paten dapat digunakan untuk seluruh jenis tanaman, baik itu tanaman pangan, hortikultura, tanaman obat, tanaman hias, dan tanaman perkebunan.
Keuntungan Pupuk Paten yang Tidak Dimiliki Pupuk Organik Lain
Secara umum penggunaan pupuk organik masih terbilang yang paling aman untuk tanaman. Nah, tentunya dengan adanya tambahan tekonologi nano akan membuat pupuk paten berbeda dengan pupuk lainnya. Apa saja kelebihannya dibandingkan dengan pupuk organik pada umumnya?
- Pupuk paten dapat diserap secara vertikal, sedangkan pupuk organik biasa terserap secara horizontal pada tanaman. Penyerapan vertikal yaitu penyerapan yang tidak memerlukan proses fotosintesis, sehingga penyerapan bisa maksimal pada akar, batang, daun, bunga, dan buah. Selain itu kandungan unsur hara pada pupuk tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu, dengan kata lain pupuk adalah ‘makanan siap saji’ untuk tanaman.
- Masih ada kemungkinan kecil penggunaan pupuk organik biasa akan merusak ekosistem lahan. Penggunaan pupuk paten meminimalisir rusaknya ekosistem namun kualitas unsur hara yang terkandung didalamnya tetap terjaga. Teknologi nano membantu menjaga unsur hara tetap utuh dan tidak menguap maupun ikut mengalir dengan air.
Keunggulan pupuk panen tidak hanya pada teknologinya saja, namun manfaat lain yang bisa dirasakan oleh tanaman, seperti:
- Masa panen lebih cepat
- Merangsang tumbuhnya buah diluar musim panen
- Menghemat biaya produksi
- Membantu memperbaiki kualitas tanah untuk periode tanam selanjutnya
- Menambah daya tahan tanaman terhadap perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim.
Cara Pemakaian Pupuk Paten
Meskipun pupuk paten dapat digunakan untuk hampir seluruh jenis tanaman, penggunaannya pun tentu berbeda-beda pada setiap tanaman. Inilah cara pemakaian pupuk untuk tanaman komoditas ekpor, seperti:
Kelapa Sawit
Penggunaan pupuk jenis ini pada kelapa sawit dibagi menjadi dua yaitu saat pohon masih muda dan kelapa sawit besar.
- Pemakaian pada pohon kelapa sawit muda
- Hari pertama setelah tanam, kocorkan 1 sachet p. paten + 1 sachet lmun + 1 liter air.
- Saat tanaman berusia 15 hst, semprotkan 1 sachet p. paten dan 1 sachet lmun yang dicampurkan pada tangki sprayer.
- Menginjak usia 30 hst, pohon kelapa sawit dikocor bagian pangkal pohonnya dengan 1 sachet p. paten + 1 sachet lmun + 3 sdm NPK + 1 liter air
- Usia 4 bulan, pohon kelapa sawit dikocor dengan 1 sachet p. paten + 1 sachet lmun + 1 gelas pupuk NPK + 1 liter air. Pemberian pupuk paten dengan dosis ini diulang kembali 4 bulan kemudian.
- Pemakaian pada pohon kelapa sawit besar
- Hari pertama pemupukan, sebaiknya kocor 1 sachet p. paten + 1 sachet lmun + 1 gelas NPK + 1 liter air untuk 1 tanaman.
- Selang 30 hari, berikan 1 sachet p. paten + 1 sachet lmun + 1 gelas air pada batang kelapa sawit.
- Pemupukan yang sama diulang 4 bulan kemudian.
Pohon Karet
Penggunaan pupuk paten pada pohon karet sebanyak 20 sachet + 20 sachet lmun + 25 kg pupuk urea + 200 liter air. Dosis tersebut untuk 400 pohon karet. Agar hasil maksimal, ulangi pemupukan dengan dosis ini 4 bulan kemudian.
Kopi, Vanili, dan Lada
Untuk tanaman ini, pengaplikasian pupuk paten dibagi menjadi dua yaitu dikocorkan dan semprot. Untuk dikocorkan, siapkan 24 sachet p. paten + 24 sachet lmun + 4 kg NPK + 200 liter air. Dosis pupuk kocor tersebut untuk 500 pohon karet dan perlu diulang 3 bulan kemudian. Sedangkan untuk semprot hanya diperlukan 1 sachet p. paten + 1 sachet lmun + insek + 1 tangki air. Pemberian secara semprot sebaiknya diulangi 15-30 hari lagi.
Nah, itulah sedikit pengenalan tentang pupuk paten sebagai bentuk inovasi teknologi pada bidang pertanian. Terus pantau perkembangan teknologi pertanian lainnya dari artikel di website Gokomodo, ya!