Satu Kali Baca Bisa Paham! Begini Caranya Pembuatan Pupuk Hayati
Para petani di Indonesia umumya menggunakan dua jenis pupuk yaitu pupuk kimia dan pupuk organik. Soal pupuk kimia tidak perlu diragukan lagi, karena banyak sekali edukasi berseliweran tentangnya di banyak sosial media. Dilain sisi, penggunaan pupuk organik baru-baru ini ditekankan untuk menciptakan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, informasi yang tersampaikan masih minim sekali. Nah, kali ini Gokomodo akan menjelaskan salah satu jenis pupuk organik yaitu pupuk hayati.
Jenis Pupuk Hayati
Sama seperti pupuk organik lainnya yang memiliki banyak jenis, pupuk hayati ternyata juga terbagi menjadi beberapa jenis yang memiliki fungsi berbeda-beda. Berikut ini adalah jenis pupuk yang biasa ditemui di toko pertanian.
Pupuk hayati penambat nitrogen
Pada pupuk ini mengandung penambat nitrogen, terkandung mikroba/bakteri yang mengikat senyawa nitrogen bebas di udara. Biasanya bakteri yang bekerja dengan baik dengan nitrogen yaitu Rhizobium dan Azospirilium, sementara ada pula jenis bakteri yang tidak mampu bersimbiosis (non-simbiosis) dengan baik seperti Azotobacter chrococcum dan Bacillus megatherium.
Nitrogen dari udara diproses secara biologi di dalam tanah dengan bakteri tersbeut hingga dapat digunakan oleh tanaman. Biasanya dalam proses mengubah nitrogen menggunakan bakteri non-simbiosis karena penggunaanya lebih luas dan dapat digunakan pada lebih banyak jenis tanaman. Pupuk jenis ini mengandung bakteri penambat nitrogen mampu menyumbang 25-40% nitrogen setiap tahunnya.
Pupuk hayati peluruh fosfat
Kandungan pupuk hayati peluruh fosfat mengandung bakteri yang mampu meluruhkan unsur fosfat terikat yang ada di dalam tanah. Unsur fosfat yang sudah luruh lebih mudah untuk diserap tanaman. Peran bakteri peluruh fosfat menyumbang 20-25% kebutuhan fosfat tanaman.
Pupuk jenis ini mengandung mikroba dengan kemampuan memecahkan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sekaligus membentuk senyawa lain. Jenis pupuk ini mampu meluruhkan bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, mengubah tanah menjadi tanah agregat yang stabil, dan masih banyak lagi manfaatnya untuk tanah.
Pupuk hayati pemicu pertumbuhan dan pengendali penyakit
Pemberian pupuk hayati jenis ini dapat memicu pertumbuhan serta melindungi sistem perakaran tanaman dan meningkatkan imunitas tanaman terhadap penyakit maupun OPT yang menyerang.
Buat Pupuk Hayati Sendiri? Tentu Bisa, Dong!
Proses pembuatan pupuk hayati tergolong panjang. Meskipun demikian, pembuatan pupuk ini masih bisa dilakukan secara mandiri di rumah, lho. Proses pembuatannya terbagi menjadi dua langkah, yaitu pembuatan starter mikroba/bakteri dan pembuatan pupuki. Yang membedakan dari jenis pupuk organik lainnya adalah adanya metode pembuatan mikroba sebagai bahan utama pupuk ini. Starter mikroba terbuat dari limbah dapur dan limbah yang diblender bersamaan. Nah, berikut ini Gokomodo paparkan cara singkat membuat pupuk hayati.
- Siapkan 5 liter jus limbah dan molase sebanyak 0,5 liter yang dicampur dengan gula merahyang sudah dihancurkan.
- Pasang pompa sirkulasi di dasar ember dengan posisi outlet ke atas.
- Jus limbah dan molase dimasukkan ke dalam bioreaktor ember. Aduuk hingga molase larut.
- Tambahkan 1 liter starter mikroba/bakteri dan 3.5 liter air ke dalam bioreaktor ember.
- Tutup rapat bioreaktor agar tetap steril dari kotoran dan serangga.
- Pastikan pompa sirkulasi dihubungkan dengan aliran listrik dan biarkan tetap menyala selama 3-5 hari. Semakin banyak pupuk yang dibuat, semakin lama proses inkubasinya.
- Setelah pupuk siap dapat dimasukkan ke dalam wadah biasa (bukan wadah kedap udara) agar gas hasil fermentasi tidak terperangkap di dalam wadah.
Sudah tahu kan tentang pupuk hayati? Kalau tidak ingin terlalu ribet, kamu bisa kok membelinya di GokoBiz maupun Mitra Gokomodo terdekat. Perlu pengetahuan lebih banyak tentang pupuk organik? Coba deh baca artikel Pupuk Paten: Pupuk Organik dengan Nano Teknologi dan artikel lainnya hanya di blog Gokomodo!