Sudah Pernah Dengar Tentang Kastrasi Kelapa Sawit? Yuk, Baca Artikel Ini!
Sering dibahas penggunaan pupuk dan pengendalian OPT untuk menambah produktivitas kelapa sawit. Bahkan, ada jenis pupuk tertentu sebagai rekomendasi – Apa Saja Pupuk Kelapa Sawit? Simak Selengkapnya! Sebenarnya untuk menambah produktivitas, pemberian pupuk dan pengendalian OPT saja tidak cukup. Pohon kelapa sawit yang tumbuh lebat dan sudah menghasilkan tetap perlu dirawat salah satunya dengan kastrasi kelapa sawit.
Kastrasi Kelapa Sawit, Apakah Itu?
Kastrasi merupakan kegiatan perawatan tanaman dengan cara membuang bunga pada tanaman yang belum menghasilkan hingga berusia 25 bulan terhitung dari penanaman di lahan. Padahal kan tumbuhnya bunga termasuk tanda tumbuhan segera berbuah? Hal ini tidak berlaku untuk tanaman kelapa sawit, ya. Munculnya bunga pada tanaman yang belum menghasilkan justru mengganggu pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.
Ditambah lagi pertumbuhan vegetatif kelapa sawit perlu didahulukan agar tanaman dapat terbentuk sempurna. Jadi, dengan memangkas bunga yang tumbuh terlalu dini bisa membantu pertumbuhan vegetatif kelapa sawit menjadi lebih maksimal. Selain itu, kastrasi juga menghindarkan dari serangan OPT yang dapat menurunkan produktivitas.
Melakukan Kastrasi Kelapa Sawit Pasti Ada Alasannya!
Merawat kelapa sawit pasti ada tujuannya terutama menghasilkan panen kelapa sawit yang berkualitas. Sebelum tanaman kelapa sawit berbuah, perlu dipastikan dulu pertumbuhan vegetatifnya maksimal dengan menggunakan kastrasi.
- Kastrasi mencegah tumbuhnya bunga sebelum usia tertentu agar pertumbuhan vegetatif tumbuhan, seperti fisik tanaman yang kokoh dan kuat, bisa tercapai.
- Menghilangkan bagian tumbuhan tentu membuat tumbuhan tersebut lebih bersih. Pada tanaman kelapa sawit, melakukan kastrasi juga termasuk melakukan sanitasi pada tanaman kelapa sawit. Jika tanaman dan lahan bersih terawat, resiko serangan OPT seperti Tirathaba, Mirasmius, serangan tikus, dan lainnya bisa diminimalisir. Selain itu, tanaman yang bersih memudahkan proses penyerbukan di saat yang tepat.
- Dengan kastrasi, nutrisi dari tanah dan pupuk sepenuhnya untuk pertumbuhan tanaman. Jika tidak dilakukan kastrasi, dikhawatirkan kelapa sawit berbuah sebelum waktunya. Padahal, buah kelapa sawit yang dihasilkan dari pohon kelapa yang masih berusia muda rata-rata tidak laku dijual. Untuk itu, penundaan pertumbuhan bunga dan buah dapat menghasilkan buah yang berkualitas dikemudian hari.
- Kastrasi mampu menyeragamkan pohon kelapa sawit pada satu lahan. Jika pertumbuhan kelapa sawit seragam, proses panennya bisa dilakukan hampir bersamaan.
Agar lebih efektif dan efisien, jumlah petani yang melakukan kastrasi harus dihitung dengan baik. Idealmya, jumlah petani ataupun tenaga kerja lainnya yang dibutuhkan sebanyak 6-8 orang/hektar.
Cara Melakukan Kastrasi Kelapa Sawit
Kastrasi pada kelapa sawit harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Seritak Petani Kelapa Sawit (SPKS). Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
- Kastrasi bisa dilakukan saat dijumpai 50% pokok tanaman dalam satu hamparan yang berbunga, baik itu bunga jantan maupun bunga betina. Kondisi ini mulai terlihat saat kelapa sawit berusia 16 bulan.
- Kastrasi harus selesai 6 bulan sebelum rencana panen.
- Kastrasi dilakukan sebanyak 2 bulan sekali hingga tanaman kelapa sawit berusia 20 bulan.
- Pada saat melakukan kastrasi terakhir, bunga jantan tidak perlu dibuang. Bunga jantan dapat digunakan sebagai media pengembangan Elaedobius camerunicus yaitu jenis kumbang yang membantu penyerbukan kelapa sawit.
- Kastrasi tidak boleh dilakukan apabila disekitar perkebunan ditemui pembukaan lahan perkebunan baru.
Untuk menghasilkan kastrasi kelapa sawit yang sempurna, tentunya diperlukan juga alat yang tepat. Alat kastrasi kelapa sawit disebut dengan dodos/chiesel. Dodos tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 2-6 inchi. Biasanya untuk kastrasi yang tingginya tidak lebih dari 3 meter menggunakan dodos ukuran 2-3 inchi.
Apakah Perawatan Kelapa Sawit Cukup dengan Kastrasi Saja?
Tentu saja tidak cukup. Sebenarnya pengerjaan kastrasi akan lebih maksimal dengan dilakukannya sanitasi pada lahan perkebunan sawit. Sanitasi dilakukan tidak hanya untuk membersihkan sisa-sisa kastrasi, namun juga membersihkan tandan Parthenocarphy dan tandan busuk akibat serangan Tirathaba, membuang pelepah kering, dan membersihkan sampah di sekitar tanaman sehingga kegiatan pengutipan brodolan dan pengerjaan perawatan yang lain lebih mudah.
Perawatan kelapa sawit ternyata tidak mudah, ya? Beberapa komoditas ekspor lainnya pun juga tidak kalah rumitnya demi menjaga kualitas agar tetap bagus dan dapat dijual dengan harga tinggi. Ingin tahu tentang perawatan tanaman lainnya? Nantikan artikel serupa hanya di website Gokomodo, ya!