Header GokoUp dan GokoZone
Tips / Tutorial

Tidak Asal Semprot: Cara Aman Menggunakan Fungisida untuk Panen Maksimal

Diterbitkan 10 Jun 2025, 17:20
Cara aman menggunakan fungisida

Pertanian merupakan salah satu pilar utama kehidupan manusia terutama dalam pemenuhan pangan dunia. Hasil pertanian menjadi sumber utama pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Dalam hal ini, kesehatan tanaman menjadi faktor penting untuk memastikan hasil panen yang optimal. Namun, produktivitas pertanian kerap terancam oleh berbagai penyakit tanaman, terutama yang disebabkan oleh jamur, sering kali menurunkan produktivitas. Jamur dapat menyerang daun, batang, buah, hingga akar, dan jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan gagal panen.

Salah satu solusi yang banyak digunakan petani untuk mengatasi serangan jamur adalah fungisida. Bahan ini berfungsi untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur sehingga tanaman tetap terlindungi. Walaupun demikian, penggunaan fungisida harus dilakukan secara hati-hati agar manfaatnya maksimal dan dampak negatifnya bisa diminimalisir agar memberikan manfaat maksimal tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.

Middle GokoUp dan GokoZone

Pengertian dan Fungsi Fungisida

Secara sederhana, fungisida berasal dari dua kata, yaitu fungi (jamur) dan cida (pembunuh). Artinya, fungisida adalah zat yang digunakan untuk membasmi atau menekan perkembangan jamur yang menimbulkan penyakit pada tanaman. Cara kerja fungisida beragam, mulai dari merusak struktur sel jamur, mengganggu enzim, hingga menghambat proses metabolisme yang dibutuhkan jamur untuk bertahan hidup.

Fungsi utama fungisida antara lain:

  1. Mencegah infeksi jamur sebelum masuk ke jaringan tanaman (bersifat preventif).
  2. Menghambat perkembangan jamur yang sudah ada di permukaan tanaman.
  3. Mengendalikan penyebaran penyakit agar tidak menjalar ke bagian tanaman lain maupun ke tanaman sekitarnya.

Jenis-Jenis Fungisida

Fungisida dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, antara lain:

1. Berdasarkan cara kerjanya

  • Fungisida preventif: melindungi tanaman sebelum terjadi infeksi jamur, biasanya disemprotkan pada permukaan tanaman untuk membentuk lapisan pelindung.
  • Fungisida kuratif: bekerja setelah infeksi terjadi, mampu menghentikan perkembangan jamur di dalam jaringan tanaman.
  • Fungisida eradikatif: digunakan untuk membasmi infeksi jamur yang sudah menyebar luas dalam jaringan tanaman.

2. Berdasarkan cara masuk ke tanaman

  • Fungisida kontak: hanya bekerja di permukaan tanaman dan tidak masuk ke jaringan. Contohnya mankozeb dan tembaga hidroksida.
  • Fungisida sistemik: diserap oleh jaringan tanaman lalu tersebar ke seluruh bagian melalui sistem pembuluh. Contohnya karbendazim dan propikonazol.

3. Berdasarkan bahan aktif

  • Anorganik: berbahan dasar mineral, seperti tembaga dan belerang.
  • Organik sintetis: dikembangkan di laboratorium, seperti triazol, strobilurin, dan benzimidazol.
  • Biologis: memanfaatkan mikroorganisme antagonis, misalnya Trichoderma atau bakteri Bacillus subtilis.

Penyakit Tanaman yang Dikendalikan dengan Fungisida

Jamur penyebab penyakit dapat menyerang hampir semua jenis tanaman. Beberapa contoh penyakit penting yang sering dikendalikan dengan fungisida antara lain:

  • Hawar daun padi (Pyricularia oryzae), yang mengakibatkan bercak cokelat pada daun dan menurunkan hasil panen padi.
  • Busuk buah pada cabai dan tomat akibat Phytophthora capsici.
  • Embun tepung (Oidium sp.) pada anggur, sayuran, dan melon yang menimbulkan lapisan putih di permukaan daun.
  • Karat daun pada kedelai maupun gandum, ditandai dengan bercak cokelat-oranye pada daun.
  • Antraknosa pada cabai, mangga, dan pepaya yang menimbulkan bercak hitam hingga busuk pada buah.

Tanpa perlindungan fungisida, penyakit-penyakit ini bisa menyebabkan kerugian besar bagi petani. Penggunaan fungisida yang tepat dapat menekan tingkat serangan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh sehat dan hasil panen lebih optimal.

Cara Tepat Menggunakan Fungisida

Cara aman menggunakan fungisida harus dilakukan dengan memperhatikan dosis, waktu aplikasi, dan metode penyemprotan. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Identifikasi penyakit: Pilih fungisida sesuai penyakit.Tidak semua fungisida cocok untuk semua jenis jamur. Identifikasi dini sangat menentukan keberhasilan pengendalian.
  2. Gunakan dosis yang tepat: dosis terlalu rendah dapat membuat jamur kebal, sedangkan dosis terlalu tinggi berisiko merusak tanaman dan mencemari lingkungan.
  3. Waktu aplikasi: Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari penguapan berlebihan dan meningkatkan efektivitas penyerapan.
  4. Rotasi bahan aktif: Untuk mencegah resistensi jamur, petani dianjurkan mengganti jenis fungisida dengan bahan aktif berbeda secara bergantian.
  5. Gunakan alat pelindung diri: Petani wajib menggunakan masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung saat mengaplikasikan fungisida demi keselamatan diri.

Dampak Negatif Penggunaan Fungisida

Meskipun bermanfaat, penggunaan fungisida juga memiliki risiko jika tidak dilakukan secara bijak. Beberapa dampak negatif yang dapat muncul antara lain:

  • Resistensi jamur, jamur dapat beradaptasidengan cepat, sehingga penggunaan berulang pada bahan aktif yang sama mnegakibatkan jamur menjadi kebal terhadap fungisida tertentu sehingga perlu dosis lebih tinggi atau kombinasi bahan aktif baru.
  • Kerusakan lingkungan, residu fungisida dapat mencemari tanah, air, dan mengganggu organisme non-target seperti serangga penyerbuk atau mikroorganisme tanah.
  • Risiko Kesehatan, paparan berlebihan terhadap fungisida bisa berbahaya bagi manusia, baik melalui kontak kulit, pernapasan, maupun residu pada hasil panen.

Alternatif Ramah Lingkungan

Seiring meningkatnya kesadaran lingkungan, banyak alternatif pengendalian jamur yang lebih aman mulai dikembangkan, antara lain:

  • Fungisida nabati: menggunakan ekstrak tanaman seperti daun mimba, bawang putih, atau serai yang memiliki senyawa antijamur alami.
  • Agen hayati: memanfaatkan mikroorganisme antagonis seperti Trichoderma untuk menghambat jamur pathogen di tanah.
  • Teknik budidaya sehat: mengatur jarak tanam, rotasi tanaman, serta menjaga kebersihan lahan dapat menekan perkembangan penyakit jamur.
  • Pengendalian terpadu (PHT): menggabungkan metode kimia, biologis, dan teknik budidaya untuk hasil yang lebih berkelanjutan.

Peran Fungisida dalam Pertanian Berkelanjutan

Fungisida tetap menjadi salah satu senjata utama petani menghadapi penyakit tanaman. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat merusak keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, konsep pertanian berkelanjutan mendorong penggunaan fungisida secara bijak, hanya ketika benar-benar diperlukan, serta dipadukan dengan metode ramah lingkungan.

Dengan strategi ini, kesehatan tanaman tetap terjaga, hasil panen optimal, sekaligus melindungi kesehatan manusia dan kelestarian alam. Pertanian yang sehat bukan hanya tentang kuantitas panen, melainkan juga kualitas lingkungan yang diwariskan kepada generasi berikutnya.

Fungisida memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tanaman dan mendukung produktivitas pertanian. Dengan kemampuannya mengendalikan penyakit yang disebabkan jamur, fungisida membantu petani melindungi hasil panen dari kerugian besar. Namun, penggunaan fungisida perlu dilakukan secara bijak, sesuai aturan dosis, waktu, serta prinsip ramah lingkungan.

Pendekatan berimbang antara penggunaan fungisida kimia, nabati, dan biologis menjadi kunci utama dalam menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan. Dengan demikian, kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan maupun kesehatan manusia.

whatsapp
twitter
facebook
linkedin
Footer Gokoup Dan GokoZone
Sehari Jadi Petani Episode 2