Ulat Api Pada Kelapa Sawit Sangat Membahayakan. Jangan Sampai Terserang!
Usaha memaksimalkan hasil panen tidak hanya berlaku pada pemberian pupuk dan penyiraman yang cukup tetapi juga penanganan terhadap hama. Keberadaan hama memang harus segera dikendalikan agar tidak menimbulkan dampak yang lebih serius, termasuk hadirnya hama ulat api.
Ulat api merupakan jenis ulat pemakan daun yang banyak ditemukan di kelapa sawit yang dapat mengganggu pertumbuhannya. Jika dibiarkan terlalu lama, produktivitas perkebunan kelapa sawit dapat menurun hingga mengakibatkan kerugian. Simak ulasan berikut untuk lebih mengenal hama ulat api dan upaya pengendaliannya.
Mengenal Hama Ulat Api
Terdapat empat jenis ulat api yang menjadi hama bagi perkebunan kelapa sawit, yaitu Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, dan Parasa lepida. Diantara keempat jenis tersebut Setora nitens memiliki siklus hidup paling pendek yakni selama 42 hari. Pelekatan telur tidak saling tindih dan akan menetas setelah 4 sampai 7 hari – Inilah Jenis Hama Ulat Api yang Sering DItemui di Indonesia.
Ulat api muda berwarna hijau kekuningan kemudian tumbuh menjadi hijau, biasanya akan berubah kemerahan menjelang masa kepompong. Ulat ini mudah dikenali karena memiliki semacam garis membujur di tengah punggung yang berwarna biru keunguan. Sedangkan masa kepompong sebelum menjadi ngengat akan berlangsung sekitar 17 hingga 27 hari.
Sebelum keberadaannya menyebar dan menimbulkan dampak lebih parah, penting untuk mendeteksi gejala serangan hama ulat ini. Mulanya ulat api akan menggerogoti helaian daun bagian bawah hingga menjadi lidi. Serangan dimulai pada daun tua kemudian jika sudah habis maka ulat api akan mulai memakan daun-daun muda.
Upaya Pengendalian Ulat Api
Keberadaan hama ulat api dalam kondisi yang sangat parah, tanaman bisa kehilangan 50% hingga 90% bagian daun. Simak beberapa cara pengendalian berikut agar serangan hama ulat api tidak sampai mengakibatkan kematian tanaman.
1. Pengendalian Secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis cocok dilakukan ketika timbul gejala awal dimana jumlah ulat api masih tidak terlalu banyak. Caranya yakni dengan mengambil dan membunuh secara langsung ulat api yang menyerang tanaman dengan cara dibakar.
2. Pengendalian Secara Biologi
Jika ingin meminimalisir dampak terhadap lingkungan, pengendalian secara biologis dapat menjadi pilihan. Misalnya dengan memanfaatkan keberadaan Bacillus thuringiensis dan Cordyceps militaris. Selain itu, dapat pula dengan menanam bunga pukul delapan (Turnera subulata) yang dapat menjadi media pakan alihan bagi hama ulat api.
3. Pengendalian Secara Kimia
Pengendalian secara kimia harus dilakukan jika serangan ulat api sudah parah, bahkan bisa mencapai 5 hingga 10 ekor ulat pada setiap pelepah daun. Caranya yaitu dengan menyemprotkan larutan insektisida yang mengandung bahan aktif Deltametrin dengan dosis 2 cc/liter air. Sementara itu, jika tanaman sudah tinggi maka teknik aplikasi insektisida dapat dilakukan dengan cara fogging pada malam hari.
Ulat api merupakan salah satu hama kelapa sawit yang perlu diwaspadai keberadaannya. Oleh karena itu, selalu sedia insektisida di rumah sebagai upaya pengendaliannya. Kunjungi GokoMart untuk mendapatkan berbagai produk insektisida terbaik dengan harga bersaing. Segera belanja di GokoMart untuk merasakan sistem pemesanan modern dan mendapatkan keuntungan berlimpah!