Inilah Jenis Hama Ulat Api yang Sering DItemui di Indonesia
Berbicara tentang perkebunan kelapa sawit tentu tidak terlepas dari banyaknya hama yang mengganggu produktivitasnya. Padahal, hampir bisa dibilang bahwa perekonomian negara bergantung pada kelapa sawit. Lalu apa sih hama yang dianggap paling merugikan pada kelapa sawit?
Sekilas Tentang Hama Ulat Api
Ulat api merupakan jenis ulat yang termasuk dalam ordo Lepidoptera dan famili Limacodidae. Dinamakan ulat api karena tubuhnya diselimuti oleh duri-duri yang mengandung racun. Apabila terkena kulit, racun ini akan menimbulkan rasa galat, sakit, dan terdapat sensasi seperti terbakar.
Ulat api banyak ditemukan menyerang bagian daun kelapa sawit. Meskipun hanya ulat yang berukuran kecil, ternyata ulat api mampu memakan habis dedaunan mencapai 90% yang ada di kelapa sawit hingga meninggalkan bagian yang dekat tulang daun. Tentu saja dengan tidak adanya daun, maka kelapa sawit tidak mampu melakukan fotosintesis. Terlebih ulat api sering menyerang kelapa sawit baik yang belum maupun sudah menghasilkan. Akibat yang ditimbulkan berupa penurunan kualitas buah kelapa sawit, menurunnya kapasitas produksi mencapai 12-40%, hingga kematian kelapa sawit. Penasaran apa saja jenis ulat api yang ada di Indonesia?
Seatothosea asigna
Ulat jenis S. asigna dinobatkan sebagai jenis hama utama pada perkenunan kelapa sawit. S. asigna memilki tubuh berwarna hijau dengan motif cokelat, berbintik putih, serta diselimuti oleh bulu-bulu di sekujur tubuhnya. Siklus hidup S. asigna diperkirakan antara 91-116 hari. Biasanya ulat ini memakan bagian luar daun, sehingga tubuhnya tampak transparan. Invasi S. asigna yang tinggi menyebabkan bagian daun hanya tersisa tulang daunnya atau bagian lidinya saja.
Setora nitens
Ulat S. nitens merupakan salah satu jenis ulat api yang bentuknya hampir menyerupai S. asigna. Perbedaannya terletak pada duri yang khas dimiliki oleh S. nitens. Ulat ini memilki ciri khas sepasang duri pada bagian punggungnya. Siklus hidup ulat S. nitens berkisar 64-76 hari. Serangan ulat ini biasanya dimulai pada bagian spiral tengah atas pada pelepah kelapa sawit. Jika serangan cukup berat, dampaknya daun hanya tersisa bagian tengah atau lidinya saja.
Darna trima
Ulat api jenis D. trima memilki tubuh berwarna coklat pada punggungnya dan berwarna kuning pada bagian samping tubuh. Sedangkan ciri tubuh D. trima yang baru menetas yaitu berwarna abu-abu dengan bintik berwarna orange pada bagian punggung.
Parasa lepida
Parasa lepida merupakan salah satu jenis ulat api yang menyerang perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Larva Parasa lepida memiliki ciri fisik berwarna hijau pucat, putih, atau kuning terang pada bagian punggung, terdapat garis-garis berwarna hijau. Siklus hidup ulat jenis ini yaitu fase telur 6 hari, fase larva selama 40 hari, dan fase pupa 22 hari. Siklus tersebut dapat berubah menyesuaikan dengan perubahan iklim.
Karena kerugian yang ditimbulkan akibat dari serangan ulat api kelapa sawit, diperlukan pengendalian hama dengan tepat. Populasi ulat api yang padat mengharuskan pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida kimia. Sebaiknya menggunakan insektisida dengan bahan aktif golongan oiretroid sintesis, seperti Deltamethrin. Pemberian insektisida ini dilakukan saat larva ulat api memasuki instar dua hingga lima.
Setelah melewati instar kelima, dosis dan frekuensi pemberian insektisida perlu ditambah. Hal ini dikarenakan lapisan lilin ulat api semakin menebal sehingga semakin sulit insektisida untuk menembus kulit ulat api. Pemberian insektisida pada instar lima sebaiknya dilakukan saat sore hingga malam hari. Selain ulat api, terdapat 6 Hama Bibit Sawit yang Perlu Diwaspadai juga, lho. Temukan edukasi seputar pengendalian hama lebih lengkap hanya di website Gokomodo, ya!