Diterbitkan 6 Nov 2024

Urban Farming: Mengubah Lahan Sempit untuk Hidup yang Lebih Sehat

Agri Edu
Urban Farming

Siapa bilang berkebun harus punya lahan yang luas? Sekarang ini ketersediaan lahan semakin terbatas karena alih fungsi lahan menjadi lahan pemukiman penduduk. Bayangkan saja berapa banyak sumber pangan yang hilang seiring dengan hilangnya lahan pertanian juga. Untuk menjaga sumber pangan tetap ada, khususnya di wilayah perkotaan, sekarang ada teknik budidaya tanaman baru yang dikenal dengan urban farming.

Sumber: Pexels

Urban farming merupakan cara budidaya tanaman baru di perkotaan yang tidak memerlukan lahan yang luas. Urban farming dapat dilakukan di balkon, atap gedung, lahan pekarangan, bahkan di dalam ruangan juga. Mulai tertarik melakukan urban farming? Cari tahu manfaat dan cara memulai urban farming, yuk!

Manfaat Urban Farming

Melakukan urban farming memiliki berbagai manfaat yang sayang untuk dilewatkan. Apa saja sih manfaatnya?

Hemat biaya

Siapa bilang melakukan urban farming harus merogoh kocek dalam? Kamu bisa memanfaatkan barang yang tidak digunakan di rumah. Misalnya saja jika kamu ingin membuat instalasi hidroponik kecil-kecilan di rumah. Kamu hanya perlu pipa bekas maupun botol bekas. Dengan menggunakan bahan bekas, kamu bisa menghemat biaya untuk melakukan urban farming sekaligus mewujudkan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Ramah lingkungan

Disamping ramah lingkungan karena menggunakan barang bekas, urban farming lebih menghasilkan rantai karbon yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem pertanian pada umumnya. Dengan urban farming, akses mendapatkan sumber pangan tak harus melalui pasar, sehingga bahan bakar yang digunakan untuk mengangkut dan mengolah pangan lebih sedikit. Selain itu, urban farming yang biasanya dilakukan di perkotaan juga menambah ruang terbuka hijau untuk mengurangi efek rumah kaca dan menghasilkan banyak oksigen. 

Hasil pangan lebih berkualitas

Urban farming yang biasanya dilakukan di rumah tentu mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan budidaya tanaman di lahan terbuka. Dimulai dari pemilihan pupuk dan pestisida yang berkualitas dan bebas kontaminasi mikroorganisme yang bebahaya. Apabila ada masalah pada instalasi urban farming bisa langsung diatasi karena akses yang lebih mudah dan ukuran instalasi tidak seluas budidaya tanaman di lahan.

Menambah estetika

Biasanya urban farming banyak dilakukan di perumahan, apartemen, atau tempat dengan lahan terbatas. Karena banyak sekali jenis urban farming, tak jarang dengan melakukan urban farming juga menambah estetika. Misalnya saja kamu memutuskan untuk membuat vertical gardenig di pagar rumah. Tentu saja menambah kecantikan rumah dengan tanaman yang menjalar dari atas ke bawah. 

Memulai Urban Farming

Sumber: Pexels

Budidaya tanaman dengan metode urban farming lebih mudah dimulai dibandingkan dengan budidaya tanaman di lahan pertanian. Untuk memulai urban farming, kamu bisa:

  1. Menentukan lokasi urban farming

Urban farming identik dengan keterbatasan lahan. Lokasi yang bisa dijadikan sebagai urban farming biasanya di balkon, halaman belakang, atap, maupun tembok rumah. 

  1. Pilih jenis tanaman yang cocok

Tidak semua tanaman cocok dibudidayakan menggunakan metode urban farming. Tanaman yang cocok untuk urban farming diantaranya tanaman herbal, sayuran berdaun hijau, dan buah-buahan.

  1. Siapkan media tanam

Ada berbagai macam media tanam yang bisa digunakan urban farming antara lain tanah kebun, polybag, cocopeat, kulit kacang, sabut kelapa, dan serutan kayu. Semua media tanam dapat diaplikasikan untuk urban farming dengan metode hidroponik, vertikultur, aquaponik, dan wall gardening

  1. Pikirkan sistem pengairan

Pengairan pada urban farming dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sumber air. Kamu bisa menggunakan air hujan atau air keran yang biasa kamu gunakan di rumah. Kebutuhan air tergantung dengan jenis tanaman dan cara budidaya, ya. Jika kamu memutuskan untuk melakukan aeroponik, maka kamu tidak perlu terlalu pusing memikirkan pengairan karena hanya butuh disemprot sedikit air. 

  1. Jangan lewatkan perawatan tanaman

Saat kamu memutuskan melakukan urban farming, kamu harus membekali diri dengan pertanian yang ramah lingkungan. Apa sih pentingnya pertanian lingkungan untuk urban farming? Konsep urban farming sudah ramah lingkungan dilihat dari pengurangan jejak karbon, mengurangi efek rumah kaca, dan menyediakan banyak ruang terbuka hijau. Sayang sekali jika dalam perawatan masih ditemukan praktek yang tidak ramah lingkungan. Untuk itu, dalam merawat tanaman yang dibudidayakan dengan cara urban farming sebaiknya menggunakan pupuk dan pestisida organik, terutama dari bahan yang bisa kamu dapatkan di rumah – Begini Cara Membuat Herbisida Alami dari Bahan Dapur.

Urban farming tentu memberikan dampak pada lingkungan, terutama lingkungan perkotaan. Keanekaragaman hayati di perkotaan makin banyak karena hadirnya tanaman budidaya yang baru. Yang paling penting, dengan urban farming membantu mewujudkan pemenuhan pangan dan ketahanan pangan di wilayah perkotaan yang selama ini bergantung pada hasil pertanian dari wilayah pedesaan. 

Jadi, tunggu apalagi? Kalau kamu berminat melakukan urban farming, kamu bisa mulai baca-baca artikel di blog Gokomodo. Jika perlu peralatan budidaya tanaman, yuk ke Gokomart yang sudah jelas menyediakan berbagai kebutuhan pertanian dengan harga terjangkau! Selamat berkebun, ya!

whatsapp
twitter
facebook
linkedin