Perlunya Dukungan Pemerintah terhadap Industri Hilir Kelapa Sawit Indonesia
Terjadinya resesi global ternyata memberikan dampak yang cukup besar pada industri hilir kelapa sawit Indonesia. Selain itu, kondisi perekonomian masyarakat yang tidak stabil juga membuat permintaan pasar terhadap kebutuhan minyak nabati semakin berkurang.
Kondisi ini membuat industri hilir kelapa sawit akan menghadapi tantangan yang berat, baik di dalam ataupun di luar negeri. Sehingga, peran serta pemerintah dalam menciptakan kebijakan dan memberikan dukungan sangat dibutuhkan, terutama untuk mengantisipasi dampak hambatan dagang di negara-negara yang menjadi tujuan ekspor.
Pembahasan mengenai perkembangan bisnis hilir sawit ini telah disampaikan pada acara buka puasa bersama antara Forum Wartawan Pertanian dengan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) di Jakarta.
Perkembangan program biodiesel hingga saat ini telah mencapai 35% produksi dan diharapkan akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Selain program biodiesel, beberapa program bioenergy yang menjadi bagian dari upaya mencapai target nol emisi pada 2060 adalah program bioethanol, bioavtur, dan bensin sawit. Hal ini merupakan anugrah kelapa sawit di Indonesia sebagai sumber bahan baku utama produk oleokimia juga sangat patut disyukuri.
Sebagai produsen terbesar produk oleokimia di dunia, kapasitas produksi Indonesia telah mencapai 11,38 juta ton yang berbasis minyak sawit. Adanya sentra produksi oleokimia di dalam negeri juga sangat bermanfaat bagi Indonesia, sebab di masa pandemi kemarin, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk sabun dan desinfektan.
Volume ekspor oleokimia Indonesia telah mencapai 4,2 juta ton pada tahun 2022, dengan negara tujuan utama India, Tiongkok, dan Eropa. Nilai ekspor tersebut mencapai 5,4 miliar dolar atau setara dengan 83 triliun lebih. Hal ini menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa, terutama karena keberpihakan pemerintah yang mendukung hilirisasi kelapa sawit di Indonesia.
Kinerja positif oleokimia terjadi karena adanya dukungan dan keberpihakan pemerintah melalui kebijakan gas murah. Hal tersebut membuat industri oleokimia mendapatkan insentif berupa gas murah sampai tahun 2024. Dukungan pemerintah sangat berarti, karena saat ekspor sawit saat ini mengalami penurunan akibat dampak resesi global.
Peran serta pemerintah memang sangat dibutuhkan, mengingat Produktivitas Kelapa Sawit Mampu Menunjang Perekonomian Negara. Oleh karena itu, mari kita dukung industri hilir kelapa sawit Indonesia agar lebih baik lagi di masa mendatang. Kunjungi website Gokomodo untuk update berita terbaru mengenai industri kelapa sawit di Indonesia!