4 Jenis Ulat Api Kelapa Sawit
Ada perumpamaan “semakin tinggi pohon, semakin kencang angin” yang berarti semakin tinggi kualitas seseorang, semakin banyak cobaannya. Sama halnya dengan industri kelapa sawit Indonesia yang sudah terkenal kualitasnya hingga mancanegara, namun masih didapati rintangan untuk menjaga kualitas kelapa sawit yang dihasilkan nantinya – Dibalik Keuntungan yang Besar, Investasi Industri Kelapa Sawit Indonesia Punya Kisahnya Tersendiri. Salah satu rintangan yang sering dihadapi dan menjadi salah satu ketakutan para petani yaitu serangan ulat api pada kelapa sawit.
Kenali Ciri Jenis Ulat Api yang Menyerang Kelapa Sawit
Ulat api merupakan serangga yang berasal dari ordo Lepidoptera dan famili Limacodidae. Dinamakan ulat api karena tubuhnya diselimuti oleh duri beracun yang dapat membahayakan produktivitas tanaman kelapa sawit. Racun pada duri ulat api menumbylkan sensasi gatal, sakit, dan terbakar. Bahkan, ulat api mendapatkan predikat sebagai musuh yang ditakuti bagi petani kelapa sawit. Biasanya spesies ulat api yang menyerang tanaman kelapa sawit yaitu Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, dan Parasa lepida.
Ulat api yang menyerang kelapa sawit biasanya berwarna hijau kekuningan dengan bercak yang unik di punggungnya. Ulat api memilki panjang 30-36 mm dengan lebar 14 mm. Telur yang dihasilkan ulat api memiliki warna kuning kehijauan dan diletakkan secara berderet sebanyak 300-400 butir. Telur tersebut menetas pada hari ke-4 hingga hari ke-8 lalu berubah menjadi ulat dan kepompong.
Jenis Ulat Api yang Menyerang Kelapa Sawit
Di atas sudah disebutkan ada beberapa jenis ulat api yang mengganggu produktivitas kelapa sawit. Nah, berikut penjelasan lebih lengkap tentang ulat api kelapa sawit.
- Setothesa asigna
Jenis ulat api ini memiliki ciri fisik berwarna hijau dengan bercak pada punggungnya. Selain bercak, pada punggungnya juga dijumpai duri.
- Setora nitens
Setora nitens merupakan ulat api yang berganti kulit menyesuaikan dengan siklus hidupnya. Awalnya ulat api ini memilki warna hijau kekuningan dan akan berubah menjadi hijau ketika mendekati fase kepompong. Bagian tengah punggung ulat api terdapat satu garis membujur berwarna biru keunguan.
- Darna trima
Sama seperti jenis ulat api sebelumnya, ulat api Darna trima juga mengalami perubahan warna tubuh seiring berjalannya waktu. Saat baru menetas, ulat api berwarna putih kekuningan, lalu berubah menjadi coklat muda dengan bercak jingga, dan pada akhir masa perkembangannya pada bagian punggung akan berubah menjadi warna coklat tua.
- Prasa lepida
Ulat api jenis ini menetas dari telur berwarna kuning kehijauan. Tubuh ulat api in idilapisi oleh bulu-bulu runcing kecil pada permukaan tubuhnya.
Gejala Serangan Ulat Api Kelapa Sawit
Sama seperti ulat lainnya, ulat api kelapa sawit menyerang dengan cara memakan daun. Seekor ulat api mampu merusak 300-500 cm² daun hingga daun kelapa sawit hanya tersisa tulang daun atau lidinya saja. Dalam satu pohon, ulat kelapa sawit mampu merusak daun sebanyak 50-90% di setiap pelepah daun kelapa sawit.
Biasanya ulat api menyerang daun kelapa sawit yang sudah tua dan jika daun yang sudah tua habis dimakan, maka ulat api tidak segan-segan memakan daun yang masih muda. Rusaknya daun akan berakibat sulit untuk melakukan fotosintesis tanaman. Padahal proses fotosintesis diperlukan agar nutrisi tanaman kelapa sawit terpenuhi sehingga produktivitas kelapa sawit terhaga. Ulat api yang tidak dikendalikan mampu menurunkan hasil panen sebanyak 30-40% dalam kurun 2 tahun setelah serangan ulat putih.
Untuk tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM) berusia 1 tahun, serangan ulat api tetap saja membawa kerugian sebanyak 12-24% dan baru ketahuan ketika tanaman berusia 2 tahun. Semakin lama serangan ulat api dibiarkan, maka setiap tahunnya akan bertambah pula kerugian para petani.
Metode Pengendalian Ulat Api Kelapa Sawit
- Deltametrin
Deltametrin merupakan salah satu bahan aktif pestisida yang mampu mengendalikan serangan hama ulat api. Pemberiannya pun cukup dengan mencampurkan 20 cc Deltramin dengan 1 liter air. Sebaiknya pestisida ini digunakan saat tanaman sudah mulai bertambah usianya
- Pemberian predator alami
Predator alami merupakan salah satu cara biologis untuk mengendalikan serangan OPT. Pada kelapa sawit, predator yang dapat digunakan yaitu Bacillus thurigiensis, Cordyceps militaris, dan Multi-Nucleo Polyhyfro Virus.
- Pengendalian mekanik
Pengendalian mekanik dilakukan dengan cara mengambil atau membunuh ulat api yang menyerang kelapa sawit.
Agar tanaman kelapa sawit tidak diserang oleh hama ulat api, sebaiknya memanfaatkan Early Warning System sebagai program prediksi serangan OPT. Jika sudah dapat diperkirakan kapan OPT akan menyerang tanaman, akan lebih mudah untuk melakukan pengendalian dari jauh-jauh hari. Tertarik dengan tips seputar agrikultur lainnya? Jangan lupa baca artikel serupa di website Gokomodo, ya!