Alat Pertanian Tradisional yang Masih Ada Saat Ini
Ditengah gempuran alat pertanian modern, banyak pula petani yang masih menggunakan alat pertanian tradisional untuk bercocok tanam. Meskipun dianggap lama atau jadul, namun alat-alat tradisional tersebut masih sanggup menunjang produktivitas petani dalam merawat hasil pertanian dengan baik.
Kali ini, Gokomodo akan membahas beberapa alat pertanian tradisional beserta fungsinya. Penasaran apa saja? Berikut adalah ulasan singkat yang bisa kamu simak dengan baik! Baca juga – Inilah Ragam Alat Mesin Pertanian yang Sering Dipakai. Setidaknya ada enam alat yang akan dijelaskan dalam artikel kali ini. Perhatikan dengan baik, yuk!
Alat Pertanian Tradisional di Indonesia
1. Cangkul
Cangkul seringkali dikenal sebagai pacul merupakan salah satu alat pertanian yang memiliki lebih dari satu kegunaan. Secara umum, cangkul digunakan untuk membentuk tanah pertanian agar siap digunakan menanam benih atau bibit tanaman.
Pembentukan tanah ini meliputi penimbunan tanah di sekitar pangkal tanaman (hilling), penggalian alur sempit (bor), dan pembuatan parit dangkal untuk penanaman bibit atau umbi. Selain itu, cangkul juga berguna untuk menghilangkan gulma, memanen tanaman akar, dan membersihkan tanah dari kotoran yang mengganggu.
2. Ani-ani
Alat pertanian tradisional berikutnya adalah ani-ani atau ketam. Alat yang digunakan untuk memanen padi ini masih banyak digunakan petani, terutama di daerah-daerah pelosok. Adapun metode panen padi dengan menggunakan ani-ani dilakukan dengan memotong tangkai bulir padi satu-satu.
Meskipun proses memanen padi dengan ani-ani tergolong lebih lama, namun bulir padi yang belum matang tidak akan ikut terpotong. Hal ini tentu saja menjadi kelebihan ani-ani di mata para petani, sebab mereka bisa bekerja lebih selektif dalam pemanenan.
Dengan menggunakan ani-ani, tidak semua bulir padi akan dipanen atau dipotong pada saat yang sama. Sebab, bulir padi yang masih hijau akan disisakan oleh para petani dan akan dipanen dikemudian hari.
3. Gerejag
Gerejag merupakan alat pertankan tradisiomal yang juga dikenal sebagai gebotan. Alat yang digunakan dalam proses panen di sawah ini digunakan untuk melepaskan biji padi dari tangkainya. Meski terdengar asing, namun gerejag masih banyak digunakan di beberapa daerah.
Untuk menggunakan gerejag, kamu bisa mengambil pangkal tangkai padi, lalu mengayunkan ujung biji-bijinya ke atas gerejag. Saat biji padi bertemu dengan alat inilah, biji padi bisa terlepas satu persatu dari tangkainya. Oleh karena bentuknya seperti papan, gerejag juga dikenal sebagai papan gebyok.
4. Tongkat tunggal
Alat pelubang tanah atau Tongkat tunggal untuk benih merupakan alat pertanian tradisional yang memiliki fungsi untuk membuat lubang saat proses penanaman. Tongkat tunggal ini memiliki banyak sebutan, seperti disebut toru oleh suku Nias, disebut engkol dalam bahasa Karo, dan disebut taju oleh orang-orang Jawa.
Secara umum, tongkat tunggal ini banyak digunakan untuk menanam kacang tanah, jagung, kacang hijau, ataupun kedelai di ladang. Dengan bentuk yang sangat sederhana, yakni hanya berupa tongkat lurus dengan salah satu bagian ujungnya yang dibuat lancip, tongkat ini mampu menembus tanah dan membuat lubang yang berguna.
Adapun cara menggunakan alat ini adalah dengan memegang tongkat tunggal dengan posisi ujung lancip berada di bawah, lalu tancapkan tongkat tunggal ke dalam tanah. Setelah cukup dalam, segera angkat tongkat kembali.
Hasilnya, tanah akan berlubang dan siap ditanami benih tanaman pertanian. Sebagai informasi, tongkat tunggal tidak hanya terbuat dari kayu secara keseluruhan, melainkan juga ada yang melapisi bagian lancip dengan besi agar lebih tajam saat digunakan.
5. Penggaris Sawah
Penggaris sawah merupakan alat pertanian tradisional yang digunakan saat menanam padi di sawah. Alat ini terbuat dari kayu dengan bagian bawah yang terdiri dari jajaran besi dengan panjang seragam.
Penggaris sawah memiliki fungsi untuk memberi batas atau jarak antar tanaman padi. Dengan begitu, para penanam akan lebih mudah dalam menanam benih padi, yakni tepat di setiap perempatan tapak atau bekas garisan di lahan.
6. Gosrok
Berikutnya adalah gosrok yang digunakan untuk menyiangi gulma rumput. Alat ini biasanya digunakan di sawah untuk mengambil gulma yang berada di sela-sela tanaman padi dan digunakan secara manual.
Sebenarnya, gosrok bukanlah alat yang benar-benar “tradisional”. Hal ini karena gosrok merupakan inovasi alat pertanian yang dibuat apabila kamu menerapkan sistem tani tanam sawah. Adapun inovasi gosrok adalah gosrok landak atau gosrok matun, serta gosrok dengan kayu dengan paku di bagian bawah.
Itu dia enam alat pertanian tradisional yang perlu kamu tahu. Tunggu artikel selanjutnya untuk mengetahui alat pertanian tradisional lain yang juga masih banyak digunakan. Selamat membaca!